Halaman
PERKEMBANGAN KELOMPOK SOSIAL
DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
BAB VI
Anda telah memahami bahwa
sesungguhnya kita hidup di masya-
rakat senantiasa menjadi anggota
kelompok-kelompok sosial yang
beragam. Keberadaan kelompok
sosial menentukan sebagian besar
perilaku kita sebagai warga masya-
rakat. Begitu pentingnya arti kelom-
pok sosial mengingat kita ini hidup
dalam masyarakat multikulktural.
Kehidupan bersama dalam masya-
rakat multikulural menuntut sikap
saling menghargai terhadap ber-
bagai kelompok yang berbeda. Agar dapat menumbuhkan sikap itu, diperlukan
pemahaman yang cukup mengenai hubungan antarkelompok sosial.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat:
1. memahami proses terbentuknya kelompok sosial,
2. mendeskripsikan dinamika kelompok sosial,
3. menjelaskan hubungan antarkelompok sosial, serta
4. memiliki sikap saling pengertian terhadap kelompok sosial lain.
Kata Kunci :
Kelompok sosial, Masyarakat multikurtural, Dinamika sosial,
Hubungan
antarkelompok sosial, Diskriminasi, Difusi, Disintegrasi, Asimililasi,
Akulturasi, Integrasi sosial.
Gambar 6.1
Persatuan harus tetap dijaga walau ber-
asal dari kelompok sosial yang berbeda.
Sumber: Solopos, Jumat 8 September 2006
178
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
Peta Konsep
Eksploitasi, Diskriminasi,
Segregasi, Difusi, Asimilasi,
Akulturasi, Paternalisme
%aktor Internal dan Eksternal
Kelompok
Sosial
Kelompok
Sosial
Integrasi
Sosial
Simbiosis
Mutualisma
Distribusi Sumber
Daya
Penanggulangan
Kemiskinan
Mental
Kenegarawanan
Kesadaran
Pluralisme
Emansipasi
Wanita
Asimilasi dan
Amalgamasi
Mencakup
Mencakup
Mencakup
Berkaitan dengan
Berkaitan dengan
Berkaitan dengan
Berkaitan dengan
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
179
A. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
Pada dasarnya, kelompok sosial ter-
bentuk pada saat individu-individu ber-
interaksi. Misalnya, seorang petani da-
lam menjalankan profesinya sebagai pe-
tani tentu membutuhkan bantuan orang
lain. Dia tidak bisa melakukan segala
sesuatu sehubungan dengan pekerjaan-
nya secara sendirian. Kebutuhan akan
bibit mendorong dia berinteraksi dengan
orang lain yang memiliki bibit. Keadaan
seperti ini mendorong orang lain untuk
bekerja sebagai penghasil dan penjual
bibit. Orang-orang yang bekerja sebagai
penghasil bibit merupakan kelompok
penghasil bibit. Demikian juga, orang
yang pekerjaannya menjual bibit merupakan kelompok penjual bibit. Sementara
itu, petani sendiri adalah bagian dari sekelompok orang yang bekerja di sektor
pertanian. Semua itu dinamakan kelompok sosial, dan kalau Anda cermati,
interaksi di antara mereka bersifat kerja sama dan saling menguntungkan
(asosiatif).
Apabila dikaji lebih jauh, manusia berinteraksi pada dasarnya disebabkan
oleh adanya suatu kebutuhan. Kebutuhan setiap individu tidak sama. Kebutuhan
juga berkaitan dengan kebudayaan, karena kebudayaan merupakan hasil
interaksi manusia sehubungan dengan tantangan hidup yang dihadapi. Tan-
tangan yang dihadapi orang-orang yang tinggal di pedalaman (lahan pertanian)
berbeda dengan tantangan yang dihadapi masyarakat pantai. Kebutuhan
masyarakat pertanian menimbulkan interaksi antarindividu yang akhirnya mem-
bentuk kelompok-kelompok sosial seputar dunia pertanian.
Keadaan tersebut berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pantai. Untuk
memenuhi segala kebutuhan pekerjaan sebagai nelayan terjadilah pembagian
kerja. Maka terbentuklah kelompok pembuat perahu, kelompok pembuat jaring,
dan kelompok penangkap ikan.
Selain karena adanya kebutuhan, terbentuknya kelompok sosial juga
disebabkan karena adanya suatu kesamaan kepentingan. Suatu kebutuhan
bersifat naluriah dan alamiah, sedangkan kepentingan lebih bersifat politis.
Kelompok sosial yang didasari oleh kepentingan merupakan hasil dari rekayasa
sosial yang rasional. Kelompok sosial yang terbentuk atas dasar kepentingan
biasanya muncul pada saat masyarakat modern yang mempunyai pembagian
kerja makin rinci dengan tingkat kompetisi yang ketat. Kondisi sosial seperti ini
menuntut individu-individu untuk lebih kreatif menciptakan sumber daya-sumber
daya baru untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya. Contohnya, para
Gambar 6.2
Demi menjaga keamanan nasional
melahirkan kelompok sosial (organisasi sosial)
bernama angkatan bersenjata.
Sumber: Solopos, 6 Oktober 2006
180
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
pengusaha konveksi berkumpul untuk mendiskusikan tentang peningkatan
penjualan. Para pengusaha tersebut sepakat untuk membuat sebuah iklan dan
menggelar sebuah
fashion show
dengan model terkenal di dalamnya. Oleh
sebab itu, iklan dan
fashion show
tersebut memperoleh citra positif, dan
masyarakat terpengaruh untuk mengenakan busana yang sama dengan model
pakaian yang dalam iklan atau
fashion show
. Hal tersebut akan menyebabkan
sebuah
trend
di kalangan masyarakat. Melalui pencitraan yang diciptakan oleh
para pengusaha, sebuah
trend
seolah-olah menjadi kebutuhan baru. Munculnya
kelompok masyarakat yang menganut bahwa
trend
adalah kebutuhan
merupakan kelompok sosial yang terbentuk dari hasil rekayasa para pengusaha
konveksi untuk memenuhi kepentingan mereka dalam melakukan penjualan.
Demikianlah kelompok-kelompok sosial di masyarakat terbentuk. Setiap
kondisi lingkungan dan masyarakat memengaruhi ragam kelompok sosial yang
terbentuk. Kondisi masyarakat kota yang heterogen juga memengaruhi ragam
kelompok-kelompok yang ada. Kebutuhan hidup yang beragam, tantangan
hidup sehari-hari yang beragam, membuat warga kota berinteraksi satu dengan
yang lain untuk beragam kebutuhan. Kehidupan modern di kota-kota industri
dan perdagangan membuat munculnya kelompok-kelompok profesi yang
beragam. Pembagian kerja di masyarakat modern semakin rinci sehingga lahir
banyak spesialisasi. Kalau Anda melihat sebuah pabrik, tentu mengetahui bahwa
setiap bagian mempekerjakan tenaga-tenaga spesialis. Misalnya pabrik mobil,
tidak mungkin sebuah mobil dibuat oleh sekelompok orang, sejak dari meran-
cang, membuat suku cadang, merakit, hingga mengecat, tetapi setiap bagian
dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terspesialisasi.
Untuk menciptakan tenaga-tenaga spesialis tersebut, dunia pendidikan
berperan untuk menyiapkannya. Seseorang yang mempunyai spesialisasi di
bidang perencanaan, biasanya hanya mampu mengerjakan bidangnya sendiri.
Dia tidak akan mampu mengerjakan bidang lain. Seorang ahli mesin, tidak
akan mampu mengerjakan perakitan badan mobil, karena tidak dididik untuk
itu.
Proses seperti ini menciptakan kelompok-kelompok sosial sesuai dengan
spesialisasi setiap orang. Gambaran yang terjadi pada pabrik mobil di atas
hanyalah salah satu contoh. Sebenarnya, setiap aspek dalam kehidupan masya-
rakat modern telah mengalami spesialisasi. Misal di dunia pendidikan, dalam
masyarakat sederhana (primitif), pekerjaan mendidik anak adalah tugas orang
tua. Namun, dalam dunia modern tugas itu diserahkan kepada guru-guru di
sekolah, maka terbentuklah kelompok sosial profesi guru. Perkembangan sekolah
mengharuskan berbagai pelajaan diberikan oleh guru-guru yang ahli di bidang
pelajaran tertentu, oleh sebab itu di SMP dan SMA mulai diajar guru bidang
studi yang menyebabkan lahirnya kelompok guru bahasa Indonesia, kelompok
guru matematika, kelompok guru kesenian, dan sebagainya.
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
181
Demikian seterusnya, semakin terspesialisasi bidang-bidang pekerjaan berarti
semakin banyak kelompok sosial yang terbentuk. Apalagi kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi membuat masyarakat semakin terbuka. Hampir tidak
ada masyarakat yang terbebas dari pengaruh dunia luar. Pengaruh dunia luar
membuat perubahan di masyarakat. Perubahan itu membuat masyarakat
semakin heterogen. Di samping terjadi spesialisasi yang melahirkan kelompok-
kelompok profesi, juga membuat beberapa warga masyarakat tidak terpenuhi
kebutuhannya secara mantap. Misalnya, akibat pengaruh informasi semua orang
menginginkan berbagai kebutuhan yang ditawarkan dalam iklan. Sayangnya
tidak semua orang mampu memperoleh apa yang ditawarkan, atau dengan
kata lain ketersediaan barang atau jasa yang ditawarkan tidak sebanding dengan
banyaknya warga masyarakat. Keadaan seperti ini melahirkan kelompok-
kelompok sosial baru.
Kelompok-kelompok sosial baru jenis kedua ini disebut kelompok volunter.
Anggota kelompok ini terdiri atas orang-orang yang mempunyai kepentingan
sama. Namun, kepentingan mereka tidak mendapat perhatian dari masyarakat
luas. Oleh karena itu, mereka membentuk kelompok sendiri untuk pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan anggota-anggotanya. Kebutuhan yang mereka
perjuangakan pemenuhannya bisa bersifat primer bisa pula sekunder baik
kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan primer itu adalah pangan,
sandang, dan papan, sedangkan kebutuhan sekunder antara lain rekreasi dan
hiburan. Sebagai contoh, terbatasnya daya tampung sekolah-sekolah atau
pergurunan-perguruan tinggi negeri melahirkan sekolah-sekolah dan perguruan-
perguruan tinggi swasta. Demikian juga dengan rumah sakit, klinik bersalin,
dan lain-lain. Semua itu menjadi wadah warga masyarakat yang tidak terlayani
oleh lembaga formal.
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. OSIS adalah sebuah kelompok sosial. Keberadaannya berhubungan
dengan suatu interaksi yang terjadi di kalangan siswa. Diskusikanlah
dengan teman Anda, interaksi yang mendasari terbentuknya OSIS!
2. Anda mungkin tidak asing dengan
mailist forum
. Diskusikanlah dengan
teman Anda, apakah
mailist forum
termasuk kelompok sosial? Bagai-
mana proses terbentuknya? Tuangkan hasil diskusi Anda ke dalam
bentuk artikel dan tampilkan di majalah dinding sekolah setelah mem-
peroleh masukan dari guru Sosiologi dan TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi).
Aktivitas Siswa
182
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
Tes Skala Sikap
Jawablah dengan tepat!
Kerjakan di buku tugas Anda!
1. Mengapa individu-individu dalam masyarakat cenderung membentuk
kelompok sosial?
2. Bagaimana proses terjadinya kelompok sosial secara umum?
3. Jelaskan proses terjadinya kelompok profesi dan kelompok volunter!
4. 8aktor-faktor apa saja yang memengaruhi keragaman kelompok sosial
di masyarakat?
5. Jelaskan hubungan antara interaksi sosial dengan proses terbentuknya
kelompok sosial!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Pelatihan
1. Kelompok sosial terbentuk karena manusia ber-
interaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Kondisi masyarakat tidak terlalu berpengaruh
terhadap ragam kelompok sosial yang terbentuk.
Pengaruh yang lebih kuat adalah faktor budaya.
3. Dalam masyarakat nelayan tidak mungkin ter-
bentuk kelompok sosial pedagang beras, karena
kehidupan sebagai nelayan tidak berkaitan
dengan perdagangan beras.
4. Masyarakat kota sangat kompleks sehingga
kelompok sosial di dalamnya juga kompleks, dan
membuat warga kota menjadi anggota beberapa
kelompok sosial yang saling bertentangan.
No.
Pernyataan
S TS R
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
183
B. Dinamika Kelompok Sosial
Kelompok sosial dapat terbentuk kapanpun dan di manapun. Setelah kelom-
pok sosial terbentuk, bukan berarti menjadi statis pada tahap berikutnya. Se-
baliknya, setiap kelompok sosial akan selalu mengalami dinamika atau perubahan
dari waktu ke waktu. Perubahan dapat terjadi pada kegiatannya atau pada
bentuk dan strukturnya. Perubahan tersebut dapat berupa penambahan bagian-
bagian baru dalam struktur kelompok menjadi lebih baik, dan berupa pengu-
rangan bagian-bagian tertentu demi efisiensi tugas kelompok.
Dinamika kelompok menurut Paul B. Horton (1991) adalah interaksi yang
terjadi dalam kelompok sosial. Dalam hal ini, dinamika kelompok (
group
dynamics
) dianggap sebagai cabang tersendiri dalam sosiologi yang secara khusus
mempelajari interaksi yang terjadi di antara anggota-anggota kelompok kecil.
Melalui penelitian terhadap sebuah ke-
lompok, hubungan antaranggota diamati
dan dicatat. Hasil pengamatan akan
menunjukkan gambaran interaksi ang-
gota kelompok, pola kepemimpinan, dan
gambaran umum mengenai pola perilaku
kelompok tersebut.
Setiap kelompok memiliki struktur.
Struktur kelompok merupakan jaringan
hubungan dan pola komunikasi di antara
anggota-anggota kelompok, untuk mem-
pelajari, mengukur, dan membuat dia-
gram (gambaran) hubungan sosial yang
terjadi pada suatu kelompok diperlukan suatu alat yang disebut sosiogram. Bidang
keahlian khusus dalam sosiologi yang membicarakan hal ini disebut sosiometri.
Contoh sosiogram dapat dilihat pada gambar 6.3.
Gambar 6.3
Struktur sosiogram sebuah
kelompok kecil.
Sumber:
Paul B. Horton, 1991:234
C
E
D
8
AB
5. Terbentuknya kelompok sosial dipengaruhi oleh
kondisi alam, karena kondisi alamlah yang me-
nentukan pola interaksi dalam masyarakat.
No.
Pernyataan
S TS R
184
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
Gambar 6.3 adalah sebuah sosiogram yang menggambarkan struktur sebuah
kelompok kecil beranggotakan enam orang (A, B, C, D, E, dan 8).
Garis lurus dengan tanda panah menunjukkan adanya perasaan senang
terhadap.
Garis lurus putus-putus bertanda panah menunjukkan hubungan tidak
senang terhadap.
Tidak ada garis penghubung menunjukkan sikap netral.
Penerapan sosiometri telah menghasilkan beberapa penemuan penting
sehubungan dengan dinamika kelompok. Dari pengukuran pola hubungan dan
tingkat interaksi antaranggota kelompok diperoleh empat pola dengan ciri-ciri
interaksi yang terjadi, serta keunggulan dan kelemahannya. Keempat pola
kelompok itu adalah sebagai berikut.
1. Pola Melingkar
Dalam pola ini, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk ber-
komunikasi. Semua anggota berkedudukan sama, tidak ada yang menjadi
pemimpin. Pola ini memberikan kepuasan yang tinggi kepada setiap anggota
kelompok, namun kurang produktif dalam bekerja. Keuntungan lain dari pola
lingkaran adalah kemudahannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas
baru.
2. Pola Roda
Pola roda terdiri dari anggota-anggota yang mengitari seorang pemimpin.
Pemimpin ada di pusat lingkaran. Pemimpin berperan mengendalikan
komunikasi antaranggota sehingga efektif. Produktivitas kelompok berbentuk
roda sangat baik, namun kelemahannya adalah tidak memberikan kepuasan
yang memadahi kepada anggotanya.
3. Pola Rantai
Pola ini menempatkan anggota-anggota dalam jalur komunikasi satu arah.
Akibatnya efektivitas pelaksanaan tugas kelompok rendah.
4. Pola Y
Pola ini sama dengan pola rantai, yaitu menempatkan anggota kelompok
dengan jalur komunikasi satu arah.
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
185
Sementara itu, Soerjono Soekanto (1990) mendefinisikan dinamika
kelompok sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam kelompok, baik akibat
pengaruh situasi, akibat konflik di dalam kelompok, maupun akibat pengaruh
dari luar. Ketiga sebab tersebut memungkinkan terjadinya perubahan suatu ke-
lompok sosial, baik semakin berkembang, statis, atau terpecah dan bubar.
Dinamika kelompok sosial membedakan adanya kelompok yang stabil, dan
ada pula kelompok yang cepat berubah. Kelompok yang dianggap stabil adalah
yang tidak mengalami perubahan struktur, walaupun terjadi pergantian anggota
atau pengurus. Pengaruh apa pun dari luar tidak membuat kelompok jenis ini
goyah kestabilannya, sedangkan kelompok yang tidak stabil mengalami gon-
cangan akibat ditinggalkan salah satu anggotanya yang sangat berpengaruh.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah salah satu contoh kelompok sosial
yang stabil. Walaupun terjadi pergantian pimpinan secara periodik, tidak menye-
babkan strukturnya goyah. Sebaliknya, beberapa partai di negara kita ada yang
keutuhannya bergantung kepada kharisma ketua umum atau pendirinya.
Sehingga, pada saat pimpinannya berganti, maka keutuhan partai pun goyah.
Tidak ubahnya sebuah keluarga yang mengandalkan peran ayah sebagai
penopang kehidupannya. Pada saat ayah meninggal maka stabilitas keluarga
berantakan.
Dinamika kelompok terjadi karena adanya kekuatan-kekuatan yang
berpengaruh terhadap kelompok itu. Kekuatan-kekuatan tersebut menentukan
apa yang terjadi pada kelompok sosial. Ada kelompok sosial yang tetap stabil
walau dilanda pengaruh dari luar maupun dari dalam. Sebaliknya ada pula
kelompok yang cepat berubah walaupun tidak ada pengaruh dari mana pun.
Semua ini menjadi bahan kajian dalam dinamika kelompok sosial.
Berikut ini dijelaskan kekuatan-kekuatan yang berpengaruh terhadap
kelompok sosial.
Gambar 6.4
Pola interaksi berdasarkan sosiometri.
Pola Y
Pola Lingkaran Pola Roda
Pola Rantai
186
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
1. Pengaruh dari Dalam Kelompok (Internal)
Kelompok sosial adalah kumpulan individu-individu yang memiliki kesadaran
berinteraksi. Setiap individu memiliki pikiran, kehendak, dan perasaan berbeda.
Perbedaan pandangan dapat menyebabkan konflik antaranggota kelompok.
Bila para anggota mengalami polarisasi pendirian, maka terjadi kutub-kutub
yang berseberangan. Kelompok terpecah menjadi dua subkelompok yang saling
berkonflik karena perbedaan pendirian. Peristiwa seperti ini sering dialami oleh
partai-partai politik di negara kita. Sejak era multi partai di Indonesia (1999
hingga sekarang) sering terjadi perperpecahan partai dengan munculnya pengu-
rus-pengurus tandingan. Contoh, Partai Demokrasi Indonesia terpecah menjadi
PDI dan PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan terpecah menjadi PPP dan
PBR, dan sebagainya.
Dinamika sebagai akibat faktor internal juga dapat terjadi karena pergantian
pengurus atau pimpinan. Kelompok-kelompok sosial yang pengikatnya terletak
pada figur tokoh tertentu, pada saat tokoh tersebut diganti atau meninggal
maka keutuhannya pecah. Sebaliknya, apabila tokoh pengganti memiliki kele-
bihan tertentu sehingga mampu membuat perubahan yang positif, maka dina-
mika kelompok bersifat positif.
Konflik internal antaranggota kelompok, antara anggota dengan pengurus,
maupun karena pergantian pengurus menjadi sebab bagi proses formasi dan
reformasi kelompok. Proses formasi dapat diartikan sebagai penyusunan atau
pembentukan struktur baru, sedang proses reformasi berarti menata kembali
struktur yang sudah ada sebelumnya agar lebih baik. Pada saat ini Indonesia
mengalami reformasi di berbagai bidang. Pada tingkat pusat terjadi salah satunya,
yaitu reformasi sistem pemerintahan dan amandemen terhadap Undang-undang
Dasar 1945. Amandemen UUD berarti menata kembali berbagai aspek
mendasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa perubahan yang men-
dasar, antara lain pemilihan presiden dan kepala daerah secara langsung oleh
rakyat, dan sistem pemerintahan multipartai seperti sekarang ini.
2. Pengaruh dari Luar Kelompok (Eksternal)
Tidak ada satu kelompok sosial pun yang terbebas dari pengaruh kelompok
lain. Ini berarti terjadi hubungan dengan kelompok lain. Hubungan itu menimbul-
kan pengaruh terhadap masing-masing kelompok. Pengaruh yang terjadi bersifat
dua arah (saling memengaruhi).
Hubungan antarkelompok dapat bersifat asosiatif atau justru disasosiatif.
Hubungan yang saling mendukung at
au bekerja sama akan menimbulkan semakin
kokohnya struktur dan keutuhan kelompok, sedang
kan konflik dengan kelompok
lain dapat menyebabkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama akan ter-
jadi kehancuran, dan kemungkinan kedua justru akan membuat semakin kokoh.
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
187
Konflik antarkelompok dapat berupa persaingan untuk memperoleh sumber-
sumber ekonomi (mata pencaharian, barang modal, dll), atau pemaksaan unsur-
unsur kebudayaan. Di samping itu, dapat juga terjadi pemaksaan agama, do-
minasi politik, dan dominasi ekonomi. Konflik dua kelompok sosial yang paling
parah adalah perang. Kerusuhan di berbagai daerah di Indonesia (Poso, Ambon,
Papua, Aceh) merupakan konflik sosial yang melibatkan beberapa kelompok
masyarakat. Sedangkan perang antara Amerika dengan Irak (2005), atau antara
Israel dengan Lebanon (2006) adalah konflik antarnegara yang melibatkan faktor
agama, ideologi, politik, dan kepentingan ekonomi.
Apabila dua kelompok saling bertentangan maka terjadi proses sebagai
berikut:
a. Apabila dua kelompok bersaing maka akan timbul stereotip
Stereotip adalah prasangka penilaian buruk kelompok lain. Penilaian itu ti-
dak didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya. Prasangka biasanya bersifat
tidak objektif, dan menganggap setiap anggota kelompok lain memiliki sifat
sama (generalisasi).
Sebagai contoh, kelompok pedagang kaki lima terlibat konflik dengan
petugas ketertiban kota. Kelompok pedagang menganggap pemerintah kota
yang di-wakili oleh para petugas ketertiban sebagai kelompok orang yang hanya
mau menang sendiri, tidak memihak kepada rakyat kecil. Anggapan itu ditujukan
kepada semua petugas ketertiban, walaupun di antara para petugas itu ada
orang-orang yang sehari-harinya baik hati dan penuh pengertian kepada ke-
sulitan pedagang kaki lima.
Pihak pemerintah yang diwakili para petugas ketertiban juga muncul
stereotip terhadap kelompok pedagang kaki lima, stereotip itu berupa anggapan
terhadap kelompok pedagang kaki lima sebagai orang-orang yang tidak
mengindahkan aturan yang dibuat pemerintah.
b. Walaupun kedua kelompok yang bertentangan mengadakan
kontak, sikap bermusuhan mereka tidak berkurang
Kontak adalah bentuk hubungan yang dangkal. Dalam kontak belum terjadi
pertukaran informasi mengenai maksud dan tujuan masing-masing kelompok
yang berseberangan. Oleh karena itu, kontak belum bisa mengurangi ketegangan
yang telah terjadi. Dalam kasus yang dicontohkan di atas, kedatangan wakil
pemerintah untuk membacakan keputusan pemerintah sebagai dasar peng-
gusuran tidak akan mengurangi ketegangan mereka. Bahkan, kelompok pe-
dagang kaki lima memusuhi petugas atau menghalang-halangi proses
penggusuran.
188
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
c. Apabila kedua kelompok saling bekerja sama untuk satu tujuan
tertentu, maka pertentangan mereka ternetralisir
Sikap bekerja sama dalam kasus ini dapat diawali perundingan antara kedua
kelompok secara adil, terbuka, dan saling mengerti. Pemerintah harus dapat
menunjukkan alasan-alasan yang dapat diterima kelompok pedagang kaki lima
perlunya menata kembali lokasi yang mereka tempati. Penggusuran itu jangan
sampai merugikan usaha pedagang kaki lima. Hal-hal yang berhubungan dengan
besarnya uang pengganti kerugian, dan penempatan pada lokasi baru yang
memadahi harus dibicarakan bersama secara terbuka dan adil.
Apabila proses seperti itu dilakukan, barulah ketengangan dapat dikendorkan
dan akhirnya menjadi netral (tidak bermusuhan). Kerja sama antarkelompok
membuat terjadinya sikap saling pengertian, saling membutuhkan, dan saling
menghargai. Oleh karena itu, sikap bermusuhan harus ditinggalkan dan
digantikan oleh semangat kerja sama.
d. Apabila kedua kelompok saling bekerja sama, timbullah saling
pengertian dan pemahaman terhadap pihak lain
Hal seperti ini dapat menghilangkan prasangka yang telah timbul sebelum-
nya. Pertentangan dua kelompok sosial dapat saja dialami oleh kelompok mayo-
ritas dan minoritas, apabila hal ini terjadi maka kelompok minoritas bereaksi
dalam bentuk menerima, agresif, menghindari, atau asimilasi. Sikap menerima
terjadi, apabila kelompok minoritas merasa tidak berdaya menghadapi tekanan
kelompok mayoritas.
Sikap menghindari konflik juga sering mewarnai hubungan kelompok
mayoritas dan minoritas. Apabila merasa tidak mungkin mengalahkan dominasi
kelompok besar, maka banyak kelompok kecil yang dengan sengaja dan
terencana menghindari konflik dengan kelompok besar. Selain itu, dapat pula
terjadi asimilasi. Dalam asimilasi, kelompok kecil menerima unsur-unsur
kebudayaan kelompok besar, walaupun pada mulanya merasa asing dan tidak
suka, namun sedikit demi sedikit mengikuti kemauan kelompok mayorias.
Salah satu wujud dinamika kelompok sosial adalah perilaku kolektif. Perilaku
kolektif adalah cara berpikir, merasa, atau tindakan orang-orang yang berada
dalam suatu kerumuman atau kelompok tak terorganisasi lainnya.
Pada umumnya, perilaku kolektif berasal dari dorongan perasaan (hati),
tidak direncanakan, dan berlangsung singkat. Perilaku seperti ini sering bangkit
dalam situasi yang menyulut emosi banyak orang. Situasi tersebut dapat berupa
pertandingan olah raga, unjuk rasa, dan terjadinya bencana, sedangkan perilaku
kelompok sosial terorganisasi bersifat dapat diduga, terencana, dan jangka panjang.
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
189
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai proses pergantian
pimpinan di Tentara Nasional Indonesa (TNI)! Temukan alasan-alasan
yang menjadi dasar tetap stabilnya organisasi TNI walaupun sering
terjadi pergantian kepemimpinan! Buatlah laporannya!
2. Carilah informasi dari berbagai sumber, mengapa beberapa partai politik
di Indonesia yang mengalami perpecahan. Tulis hasil kajian Anda dalam
bentuk makalah untuk dipresentasikan di depan diskusi kelas!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Sebutkan faktor internal yang menyebabkan terjadinya perubahan ke-
lompok sosial!
2. 8aktor-faktor apa saja yang menyebutkan terjadinya dinamika kelom-
pok?
3. Apakah yang dimaksud dengan sosiometri?
4. Apabila Anda sedang berdiskusi mengenai suatu persoalan, pola apakah
yang sebaiknya Anda gunakan? Mengapa?
5. Jelaskan perbedaan definisi dinamika kelompok menurut Paul B. Horton
dengan Soerjono Soekanto!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Aktivitas Siswa
Pelatihan
Tes Skala Sikap
190
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
C. Hubungan Antarkelompok Sosial
Salah satu penyebab utama terjadinya dinamika kelompok adalah hubung-
an antarkelompok. Hubungan antarkelompok dapat terjadi antara dua kelompok
sosial atau lebih. Secara umum, hubungan antarkelompok mengarah ke dua
kemungkinan, yaitu asosiatif atau disosiatif.
Inti dari pembicaraan kita kali ini tertuju kepada hubungan antarkelompok
yang memiliki perbedaan status sosial, ras, etnik, atau agama. Sebab, keempat
tipe kelompok itulah yang memiliki ciri-ciri khusus dalam hubungan antar-
kelompok. Dalam satu kelompok suatu kebudayaan yang dominan akan me-
mengaruhi bentuk hubungan antarkelompok di suatu masyarakat. Penelitian
yang diadakan di Medan dan Bandung oleh Edward M. Bruner menunjukkan
hal itu. Kota Medan adalah masyarakat multikultural yang terdiri dari kelompok-
kelompok etnik tanpa ada satu pun kebudayaan mayoritas (dominan). Keadaan
ini membuat persaingan antarkelompok demikian ketat yang terkadang
mengakibatkan hubungan sosial mengalami ketegangan. Hubungan yang terjadi
1. Setiap kelompok sosial dapat berubah atau bu-
bar, kecuali negara Republik Indonesia.
2. Pengaruh dari luar dapat menyebabkan semakin
kokohnya struktur kelompok, namun juga dapat
memecah-belah kelompok.
3. Kepemimpinan yang kuat dapat memengaruhi
efektifitas kerja kelompok sosial, namun biasanya
membuat para anggotanya mengeluh.
4. Semakin banyak Anda memiliki teman berarti
semakin bagus interaksi Anda dalam kelompok.
Hal ini menjadi kunci keberhasilan dalam bekerja
sama dalam kelompok.
5 Pertentangan antara pengurus dengan anggota
kelompok dapat membahayakan keutuhan ke-
lompok tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya di-
buat kepemimpinan kolektif agar pihak-pihak
yang saling bertentangan merasa terwakili
aspirasinya.
No.
Pernyataan
S TS R
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
191
didasari kepentingan yang berkembang secara rasional. Setiap kelompok
termotivasi untuk berprestasi dan menguasai sumber daya-sumber daya dalam
masyarakat. Berbeda dengan kota Bandung yang memiliki kebudayaan mayo-
ritas, yaitu Sunda. Kebudayaan Sunda mendominasi hubungan antarkelompok
yang ada disana, sehingga kelompok pendatang harus menyesuaikan diri dengan
kebudayaan yang sudah ada. keadaan ini menghasilkan hubungan yang serah
dan relatif tanpa gejolak. Namun, potensi konflik tetap ada walaupun dalam
bentuk yang relatif kecil dan terselubung seperti gosip atau pergunjingan-
pergunjingan di keloompok pendatang.
Kelompok minoritas dapat terjadi juga karena suatu bangsa menganeksasi
(menjajah) bangsa lain. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika sebelum tahun 1945
banyak yang dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa. Mereka menjadi kelompok
minoritas di negerinya sendiri sebelum merdeka. Bangsa-bangsa yang terjajah
secara politik, sosial, dan ekonomi dikendalikan oleh bangsa penjajah. Kekayaan
alam mereka dikuras untuk kemakmuran negeri penjajah, selama penjajahan
masih berlangsung nasib mereka tidak lebih dari sebagai kaum minoritas. Negara-
negara Eropa yang telah menjajah Asia dan Afrika selama tahun 1400-an hingga
1900-an antara lain Belgia, Perancis, Inggris,
Portugal, Belanda, dan Spanyol.
Nasib kelompok minoritas kadang-kadang
lebih buruk lagi. Para pendatang tidak cukup
hanya mendominasi kelompok minoritas,
tetapi juga mengusir mereka dari wilayahnya
sendiri. Seperti kedatangan orang kulit putih
yang kemudian mengusir orang-orang Indian
Cherokee dan memindahkan mereka ke
tempat reservasi di Oklahoma. Bahkan, lebih
dari itu, tidak jarang kelompok pendatang
yang ingin menanamkan dominasinya dengan
sistematis melakukan pembantaian etnis
(
genocide
). Nasib buruk kaum minoritas yang
dibasmi oleh pendatang juga terjadi di Amerika
Serikat, yaitu pembunuhan terhadap bangsa
Indian (penduduk asli benua Amerika) oleh
orang kulit putih yang datang mendominasi.
Sejarah kekejaman Nazi yang membunuh se-
kitar enam juta orang Yahudi juga merupakan
bentuk
genocide
lainnya.
Kelompok mayoritas tidak harus berarti
jumlahnya lebih banyak. Walaupun jumlahnya
sedikit, sebuah kelompok dapat dikatakan
sebagai mayoritas jika memiliki pengaruh lebih
besar terhadap kelompok lain.
Infososio
PERBUDAKAN
Perbudakan adalah praktik eks-
ploitasi dalam bentuk orang me-
miliki orang lain. Seorang budak
dianggap sebagai hak milik orang
yang menjadi tuannya. Budak be-
kerja untuk tuannya tanpa mem-
peroleh gaji. Tuan pemiliki budak
hanya menyediakan makanan,
tempat tinggal ala kadarnya, dan
pakaian. Hal ini, mirip dengan ke-
pemilikan terhadap binatang.
Perbudakan terjadi sejak zaman pra-
sejarah. Merebaknya perbudakan
terjadi di Yunani dan Romawi.
Pada abad pertengahan per
budakan
menurun, namun meningkat lagi
pada masa kolonialisasi di Asia,
Afrika, dan Amerika oleh bangsa
Eropa (1500-1600). Setelah
terjadi kesadaran moral, sejak
tahun 1800-an
perbudakan me-
nurun. Saat ini per
budakan di-
nyatakan ilegal, namun masih
tetap dipraktikkan di Afrika, Asia,
dan Amerika Utara.
Sumber: The Wordbook Millenium 2000
192
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
Kelompok mayoritas memiliki kekuatan lebih besar sehingga menguasai
kelompok minoritas. Kekuatan atau keunggulan kelompok bisa disebabkan oleh
ciri-ciri fisik, ekonomi, budaya, atau perilaku, sedangkan kelompok minoritas
dianggap tidak unggul atau lebih rendah daripada kelompok mayoritas. Akibat
adanya perbedaan kekuatan atau pengaruh, kelompok minoritas memperoleh
perlakuan eksploitatif dan diskriminatif dari kelompok mayoritas. Di samping
itu, hubungan antarkelompok juga diwarnai ciri-ciri khusus dalam bentuk
eksploitasi, diskriminasi, difusi, akulturasi, segregasi, paternalisme, pluralisme,
integrasi, dan asimilasi. Berikut ini, diuraikan ciri-ciri hubungan antar kelompok.
1. Eksploitasi
Keunggulan dalam hal ciri-ciri fisik pernah mengakibatkan eksploitasi
kelompok orang kulit putih terhadap orang kulit hitam di berbagai belahan
dunia. Bentuk eksploitasi itu berupa perbudakan. Pada saat ini, keunggulan
ekonomi dan budaya yang banyak menyebabkan terjadinya dominasi kelompok
mayoritas terhadap minoritas. Masyarakat maju yang kuat secara ekonomi
cenderung menguasai masyarakat miskin. 8enomena itu tampak dengan jelas
pada hubungan antara kelompok negara-negara maju dengan negara-negara
terbelakang. Apabila secara ekonomi sudah dominan, pada umumnya aspek
budaya pun akan dominan.
2. Diskriminasi
Diskriminasi adalah perlakuan yang berbeda yang dialami seseorang atau
sekelompok orang mengenai hal-hal tertentu. Misalnya, secara fisik kaum wanita
dianggap lemah dan emosional dibandingkan dengan kaum pria. Keadaan ini
membuat kaum wanita mengalami diskriminasi dalam hal memperoleh pen-
didikan dan pekerjaan atau jabatan. Diskriminasi tidak hanya dialami kelompok
wanita, tetapi juga para penderita cacat, penderita penyakit AIDS, penganut
agama, atau etnik tertentu.
Diskriminasi dapat dialami oleh individu, dan dapat pula dialami oleh ke-
lompok sosial. Penderita AIDS yang dikucilkan masyarakat atau dikeluarkan
dari pekerjaan adalah diskriminasi terhadap individu, sedangkan kebijakan ke-
lompok sosial (organisasi atau negara) yang hanya menguntungkan kelompok
tertentu dan merugikan kelompok lain adalah bentuk diskriminasi kelompok
terhadap kelompok sosial lain.
3. Segregasi
Segregasi merupakan pemisahan kelompok sosial berdasarkan tradisi atau
hukum. Kelompok yang mengalami perlakuan ini biasanya berbeda dalam hal
asal-usul etnik, agama, kesejahteraan, atau kebudayaan. Segregasi dapat terjadi
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
193
dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Misalnya, dalam hal memperoleh
perumahan, pendidikan, pekerjaan, dan penggunaan berbagai fasilitas umum
(sarana transportasi, rumah makan, dan lain-lain).
Salah satu wujud segregasi yang
ada di Indonesia adalah rintangan
perkawinan antarsuku, dan antar-
kelompok sosial. Beberapa suku di
Indonesia masih melarang terjadinya
perkawinan antarsuku, misalnya
masyarakat Batak tradisional.
Demikian juga halangan perkawinan
antara kelas sosial yang berbeda.
Misalnya, orang kaya cenderung me-
nikahkan anaknya dengan sesama
orang kaya.
4. Difusi
Tidak ada satu masyarakan pun yang benar-benar terisolasi sehingga tidak
pernah berhubungan dengan masyarakat lain. Pada saat terjadi kontak itulah
terjadi proses saling meminjam unsur budaya. Dengan cara demikian, akhirnya
unsur-unsur dan pola-pola budaya cenderung menyebar dari suatu masyarakat
ke masyarakat lain. Proses penyebaran unsur dan pola kebudayaan seperti ini
disebut difusi. Ada dua macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat, dan difusi
antarmasyarakat. Difusi intramasyarakat terjadi bila unsur kebudayaan yang
tersebar berasal dari masyarakat itu sendiri, sedangkan difusi antarmasyarakat
terjadi bila ada kontak antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Dinamika sosial pada umumnya terjadi akibat adanya difusi. Difusi
berlangsung secara dua arah, saling memberi dan saling menerima. Namun,
umumnya masyarakat dengan teknologi lebih sederhanalah yang lebih banyak
menyerap unsur budaya dari masyarakat yang lebih maju. Demikian pula,
kelompok sosial berstatus rendah lebih banyak menyerap unsur budaya dari
kelompok sosial berstatus tinggi. Difusi disertai seleksi dan modifikasi. Jadi
unsur budaya yang diserap tidak selalu sama persis dengan aslinya. Dengan
bantuan teknologi komunikasi dan sarana transportasi yang telah berkembang
maju seperti sekarang ini, proses difusi tidak harus melalui kontak langsung
dengan sumber aslinya.
Gambar 6.5
Salah satu sisi kehidupan di masyarakat
kita yang masih diwarnai segregasi.
Sumber:
Haryana
194
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
5. Asimilasi
Kontak budaya juga terjadi melalui
perpindahan orang dari suatu masya-
rakat ke masyarakat lain sehingga me-
nimbulkan proses asimilasi. Asimilasi ter-
jadi bila kebudayaan masyarakat yang
didatangi bersifat dominan. Dalam ke-
adaan seperti itu, cara-cara dan tradisi-
tradisi yang dibawa dari kelompok pen-
datang akan menjadi bagian dari kebu-
dayaan yang mendominasi. Oleh karena
itu, proses asimilasi membuat kelompok
minoritas menjadi lebur karena anggota-
anggota kelompok kehilangan beberapa
ciri budayanya. Sementara itu, masyara-
kat yang didatangi menerima unsur-unsur baru dalam kebudayaannya. Unsur
baru hanya memperkaya variasi, namun dapat pula menjadi penyebab
perubahan yang cukup nyata di masyarakat.
6. Akulturasi
Pada saat pertama kali terjadi kontak antara dua kelompok sosial yang
memiliki kebudayaan berbeda dan kemudian terus-menerus berhubungan, ter-
jadilah pertukaran unsur-unsur kedua kebudayaan itu. Proses ini disebut
akulturasi. Akulturasi juga terjadi jika suatu bangsa menjajah atau menaklukkan
bangsa lain. Hubungan perdagangan juga mengakibatkan akulturasi. Dalam
akulturasi, kecuali terjadi penyerapan unsur-unsur budaya juga terjadi pen-
campuran unsur-unsur budaya. Unsur yang sering bercampur antara lain bahasa,
cara dan model busana, tarian, musik, resep makanan, dan berbagai peralatan.
Misalnya kita sebagai orang Indonesia telah lama menyerap unsur budaya dalam
bentuk model berpakaian ala dunia Islam dan ala Barat, begitu juga dengan
bahasa Indonesia yang banyak menyerap dari berbagai bahasa lain (Sansekerta,
Belanda, Arab, Cina, Inggris, dan lain-lain).
Melalui akulturasi, bagian-bagian tertentu dari salah satu atau kedua
kebudayaan kelompok sosial yang membaur terjadi perubahan. Akan tetapi,
keberadaan kelompok-kelompok sosial itu masih berbeda nyata. Di sinilah
perbedaan antara akulturasi dengan asimilasi, karena dalam asimilasi salah satu
kelompok sosial menjadi bagian dari kelompok lainnya dan identitasnya hilang.
Dalam akulturasi, unsur-unsur budaya asing yang mudah diserap biasanya
memiliki ciri-ciri mudah dipakai, sangat bermanfaat, dan mudah disesuaikan
dengan kondisi setempat. Misalnya, peralatan tulis-menulis, komunikasi,
transportasi, sarana pertanian dan mata pencaharian hidup lainnya. Unsur-
unsur itu biasanya berhubungan dengan perkembangan teknologi. Berbagai
Gambar 6.6
Orang Cina di Indonesia berbicara
dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Ini
suatu bentuk asimilasi. Bisakah Anda menemukan
aspek kehidupan mereka yang masih dipertahan-
kan?
Sumber: Haryana
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
195
unsur yang berhubungan dengan pemenuhan rasa senang, baik dalam bentuk
musik, mode pakaian, dan rekreasi juga mudah diserap masyarakat lain.
Sementara itu, unsur-unsur yang berhubungan dengan kepercayaan, nilai dan
norma sosial, dan bahan makanan pokok tidak mudah diserap.
7. Paternalisme
Paternalisasi terjadi pada saat Indonesia
dijajah Belanda. Orang Belanda sebagai
kelompok pendatang telah menjajah Indo-
nesia selama 350 tahun. Awal mulanya,
mereka mendirikan perusahaan dagang, la-
ma-kelamaan mendirikan benteng dan me-
nakhlukan raja-raja pribumi. Jumlahnya
yang sedikit (minoritas) tidak mungkin
mampu mengontrol wilayah yang demikian
luas (jauh lebih luas dari negeri Belanda
sendiri). Raja-raja pribumi masih diberi
kekuasaan terhadap penduduk, akan tetapi
raja-raja itu harus mengakui kedaulatan
Belanda sebagai penjajah.
Paternalisme juga sering dijadikan pola kerja sama antara pengusaha besar
dengan pengusaha kecil. Pengusaha besar memberi bantuan modal dan jaringan
pemasaran kepada pengusaha kecil. Dalam istilah hubungan seperti itu
pengusaha besar disebut bapak angkat sedangkan industri kecil disebut anak
asuh.
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Di sekolah Anda tentu terdapat berbagai kelompok siswa. Pilihlah dua
kelompok, misalnya tim bola voli putra dan tim bola voli putri di kelas
Anda! Deskripsikan hubungan antara kedua kelompok tersebut secara
tertulis!
2. Selama ini, resolusi PBB yang ditetapkan berdasarkan suara mayoritas
negara-negara anggotanya senantiasa diveto oleh Amerika Serikat jika
bertentangan dengan kepentingan negara itu. Diskusikanlah hal ini
dengan teman-teman Anda, sehingga memperoleh hasil analisis yang
tepat mengenai hubungan antara negara-negara di dunia! Tulis hasilnya
dalam bentuk artikel dan tampilkan di majalah dinding sekolah setelah
diperiksa oleh guru Anda!
Aktivitas Siswa
Gambar 6.7
Paternalisme penguasa pri-
bumi dengan penjajah.
Sumber:
Insight Guides
196
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
Tes Skala Sikap
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Sebutkan hal-hal yang memengaruhi hubungan antarkelompok sosial!
2. Berikan contoh terjadinya asimilasi di antara dua kelompok sosial!
3. Berikan tiga contoh diskriminasi yang masih terjadi di masyarakat kita!
4. Apakah akibat dari terjadinya diskriminasi satu kelompok terhadap
kelompok lainnya?
5. Apakah perbedaan dan kesamaan asimilasi dengan akulturasi dalam
konteks hubungan antarkelompok sosial?
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Pelatihan
1. Hubungan antarkelompok sosial selalu meng-
akibatkan terjadinya perubahan yang bersifat po-
sitif.
2. Untuk menghindari pecahnya partai-partai di
Indonesia, perlu dibuat peraturan yang melarang
hubungan antarpartai.
3. Segregasi hanya terjadi di masyarakat yang me-
miliki penduduk kulit hitam dan kulit putih seperti
di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada.
4. Dampak positif hubungan antarkelompok adalah
terjadinya formasi dan reformasi struktur kelom-
pok.
5. Reformasi yang terjadi di Indonesia sejak tahun
1998 adalah akibat pengaruh dari negara-negara
lain.
No.
Pernyataan
S TS R
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
197
D. Integrasi Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Lebih dari 250 suku bangsa di
Indonesia memiliki bahasa dan latar
belakang kebudayaan yang berbeda.
Pada saat masing-masing berada da-
lam pergaulan dengan sesama ang-
gota kelompok sosial masing-masing,
tentulah tidak ada persoalan kebu-
dayaan. Namun, ketika mereka ber-
gaul dengan kelompok sosial lain,
maka sikap saling menghargai kebu-
dayaan yang berbeda menjadi sangat
penting. Lebih-lebih para kaum urban
di kota-kota yang merupakan komu-
nitas dengan beragam latar belakang
etnik dan kebudayaan. Kesadaran
hidup dalam masyarakat muktikultural
juga menyangkut penghargaan ter-
hadap status dan hak-hak kaum
wanita.
Suku-suku bangsa di Indonesia
menjunjung tinggi semboyan Bhinne-
ka Tunggal Ika sebagai wujud sikap penghargaan terhadap perbedaan
kebudayaan, demikian juga di negara-negara lain yang masyarakatnya
multikultur. Negara-negara Eropa bekas penjajah memiliki kelompok-kelompok
etnik yang berasal dari wilayah jajahannya. Untuk menghargai kebudayaan
mereka berbagai upaya telah dilakukan. Diantaranya adalah dengan mengajarkan
sikap saling memahami perbedaan agama di antara warganya. Sebagai contoh,
runtuhnya politik
apartheid
di Afrika Selatan, melahirkan semboyan Afrika
Selatan adalah milik semua orang yang hidup di dalamnya, persatuan dalam
keanekaragaman. Semboyan itu menjadi tanda dimulainya sikap menghargai
kebudayaan etnik-etnik asli Afrika. Bahkan, Afrika Selatan membentuk suatu
komisi khusus yang bertugas melindungi hak hidup berbagai kebudayaan, agama,
dan bahasa yang ada di sana. Pada tahun 1970-an, Australia meski agak
terlambat juga mulai memberi kewenangan kepada suku Aborigin (penduduk
asli benua Australia) untuk mengatur warisan kebudayaan nenek moyang mereka.
Pengakuan terhadap hak milik atas tanah orang aborigin baru diberikan tahun
1972. Di Selandia Baru, mulai ada pengakuan terhadap hak-hak orang suku
Maori atas warisan sejarahnya, termasuk menyerahkan wewenang yang lebih
luas kepada suku itu untuk mengatur urusan internalnya sendiri.
Gambar 6.8
Keanekaragaman bentuk integrasi
sosial yang ada di Indonesia.
Sumber:
Insight Guides
198
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
Walaupun kesadaran hidup dalam masyarakat multikultural telah semakin
meluas, namun masih banyak tantangan yang menghadang. Salah satunya
adalah perlunya dikembangkan sistem nilai sosial dan sistem hukum yang
menjamin agar keragaman kebudayaan dan bahasa tetap dihargai dan dilindungi.
Masyarakat pluralistik seperti Indonesia memiliki banyak kelompok suku,
ras, agama, dan etnik. Belum lagi kelas-kelas sosial yang terbentuk akibat
kesenjangan ekonomi. Ada sekelompok kecil orang yang mampu menjadi pengu-
saha besar dengan aset ratusan triliun rupiah, ada kelas menengah yang
mempunyai pekerjaan bagus, pendidikan tinggi untuk menunjang karirnya itu,
penghasilannya pun memungkinkan mereka hidup dengan nyaman. Namun,
ada juga puluhan juta orang di Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Kondisi semacam itu sebenarnya rawan akan perpecahan (disintegrasi) dan
konflik sosial. Suatu masyarakat yang selalu dilanda konflik dan disintegrasi
senantiasa tidak nyaman bagi warganya, terganggu perkembangan dan per-
tumbuhan ekonominya. Pada akhirnya, ketidakstabilan sosial itu berujung pada
terpuruknya masyarakat ke dalam lembah kemiskinan. Sebab, kekacauan sosial
sangat mengganggu kegiatan ekonomi. Padahal, semakin meluasnya kemiskinan
dan semakin dalamnya jurang perbedaan akan berpotensi menimbulkan konflik
dan perpecahan. Kecemburuan sosial akibat kesenjangan ekomoni sering
meningkatkan angka kriminalitas dan protes sosial, misalnya kaum buruh yang
merasa tidak memperoleh penghasilan cukup ramai berdemontrasi atau mogok
kerja. Sementara itu, keterpurukan ekonomi masyarakat tidak memungkinkan
pengusaha meningkatkan keuntungannya, termasuk untuk menaikkan menggaji
para buruh.
Demikian juga kesenjangan sosial yang muncul antarkelompok etnik.
Kelompok etnik Papua dan masyarakat Indonesia bagian timur lainnya yang
hingga kini belum menikmati kemakmuran setara dengan warga negara
Indonesia di bagian barat (Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali) menuntut disintegrasi.
Perlakuan tidak adil yang mereka terima selama ini membuat mereka tidak
puas, sehingga muncullah tuntutan-tuntutan pemisahan diri yang dimotori OPM
(Organisasi Papua Merdeka). Dengan alasan yang hampir serupa, Aceh dengan
Gerakan Aceh Merdeka dan Maluku dengan Republik Maluku Selatan pernah
menuntut untuk melepaskan diri dari kesatuan Republik Indonesia.
Kondisi seperti di atas sungguh sangat tidak diharapkan siapa pun.
Bagaimana pun juga, hidup bersama dalam satu kesatuan negara besar Republik
Indonesia tetap lebih baik. Berdiri sendiri-sendiri dalam suatu negara-negara
kecil akan lebih lemah dan mudah dipermainkan negara lain yang lebih besar.
Oleh karena itu, sesungguhnya kesadaran untuk tetap menjaga persatuan dan
kesatuan Republik Indonesia hendaknya tetap harus dimiliki oleh rakyat
Indonesia. Namun, kesadaran hanyalah salah satu hal yang memang penting
untuk diupayakan. Akan tetapi, kenyataan masyarakat Indonesia yang pluralistik
seperti yang digambarkan di atas adalah hal lain yang perlu diwaspadai.
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
199
Konsekuensi-konsekuensi adanya berbagai ragam suku bangsa, agama, dan
kelas sosial ekonomi harus dikelola sehingga keutuhan negara kesatuan republik
Indonesia tetap terjaga.
Ada beberapa upaya yang bersifat sosial budaya yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan integrasi masyarakat. Akan tetapi, setiap upaya tidak berdiri
sendiri melainkan harus berjalan bersama-sama dengan upaya lain. Lagi pula
setiap upaya tidak selalu dapat diterapkan terhadap setiap kasus yang terjadi.
Setiap konflik atau ancaman integrasi yang terjadi di antara kelompok dan
kelas sosial memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan pendekatan
yang khusus pula. Oleh karena itu, pemilihan cara dan pendekatan dalam upaya
penanganan konflik dan disintegrasi sosial ditentukan oleh situasi dan kondisi
masyarakat dan sifat kasusnya. Integrasi sosial dalam masyarakat mutikultural
umumnya berlangsung dalam dua pola, yaitu normatif dan sosiatif. Pola integrasi
normatif menekankan pada kepatuhan semua individu atau kelompok sosial
dalam masyarakat terhadap aturan-aturan baku yang diberlakukan secara umum
dan mengikat. Pola ini ditandai dengan adanya perangkat-perangkat formal
yang mengatur hubungan antarindividu maupun antarkelompok. Perangkat-
perangkat ini dioperasionalkan oleh lembaga yang juga bersifat formal, contoh-
nya lembaga yudikatif (pengadilan, jaksa, dan MA) yang mengatur hubungan
antarindividu dalam wilayah hukum.
Pola yang kedua adalah sosiatif. Pola integrasi ini menekankan pada
kesadaran sosial yang dimiliki oleh individu atau kelompok dan kekuatan luar
yang mempunyai pengaruh yang kuat pada masyarakat. Keberadaan perangkat-
perangkat tidak dalam bentuk yang formal, tetapi cukup mengikat secara moral
dan sosial. Kekuatan luar antara lain terdiri dari pemuka agama, tokoh masya-
rakat, tokoh sosial, dan pemimpin adat. Melalui mereka, nilai-nilai yang mem-
persatukan individu dan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dapat
diharapkan keberhasilannya, misalnya pertemuan tokoh lintas agama. Per-
temuan ini akan berpengaruh terhadap meredupnya ketegangan dalam masya-
rakat yang bersumber pada perbedaan agama dan keyakinan.
Beberapa metode untuk melaksanakan integrasi sosial adalah sebagai
berikut:
1. Membina Hubungan Simbiosis Mutualisma
Hubungan simbiosis mutualisma adalah bentuk kerja sama antarkelompok
masyarakat yang bersifat saling menguntungkan. Pendekatan ini lebih bersifat
kerja sama ekonomi. Dalam bidang ekonomi, kerawanan sosial yang sering
muncul adalah kesenjangan antara kelompok orang kaya dan orang miskin,
atau antara kelompok orang yang menguasai sumber daya ekonomi dengan
kelompok yang tidak menguasai sumber daya ekonomi. Kelompok orang kaya
sekaligus yang menguasai sumber daya ekonomi diwakili oleh para pengusaha,
sedangkan kelompok orang miskin yang tidak menguasai sumber daya ekonomi
200
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
diwakili oleh kelompok buruh yang
mengandalkan pendapatan mereka dari
bekerja pada perusahaan-perusahaan.
Kasus yang biasanya terjadi adalah
pihak pengusaha bersikap merendahkan
para buruh. Para pengusaha merasa be-
rada di pihak yang kuat sehingga mem-
perlakukan mereka secara kurang pan-
tas. Rendahnya upah yang diberikan, ti-
dak adanya jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja, tidak mengasuransi-
kan pekerja, dan berbagai bentuk tun-
jangan kesejahteraan lainnya, pada
umumnya menjadi sumber ketidakpuas-
an kelompok buruh. Apabila ketidak-puasan itu disalurkan lewat serikat-serikat
buruh, dan kemudian menjadi gerakan terorganisasi menuntut hak-hak mereka
melalui de-monstrasi dan mogok kerja, berarti telah timbul konflik di antara
kedua kelompok sosial tersebut.
Kasus yang sering terjadi di Indonesia adalah demonstrasi kaum buruh
menuntut kenaikan upah. Demonstrasi kaum buruh yang paling besar adalah
demonstrasi buruh pada bulan Maret hingga April 2006 yang menuntut
pemerintah untuk membatalkan rencana perevisian undang-undang yang
mengatur hubungan buruh dan majikan. Buruh menganggap undang-undang
itu semula berpihak pada nasib kaum buruh, tetapi setelah pemerintah mendapat
masukan dari pengusaha dan investor, menilai undang-undang itu menghambat
investasi dan perkembangan dunia usaha maka akan direvisi. Sebelum rancangan
revisi dibuat, para buruh sudah menolak lewat aksi demontrasi yang kian hari
kian meluas, bahkan mengancam akan mogok nasional.
Konflik semacam itu jelas merugikan integrasi bangsa, khususnya integrasi
antara pengusaha dan buruh yang sebenarnya dua pihak yang saling mem-
butuhkan. Pengusaha tidak mungkin menjalankan usahanya jika tidak ada para
buruh yang bekerja. Sebaliknya, para buruh membutuhkan keberadaan para
majikan yang membuka usaha sehingga tercipta lapangan kerja bagi buruh.
Untuk menciptakan hubungan yang harmonis di antara kedua kelompok sosial
itu diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan. Pengusaha harus meng-
hargai para buruh dengan memberikan imbalan kesejahteraan yang layak. Para
buruh pun harus bekerja dengan produktivitas tinggi untuk memajukan peru-
sahaan. Pemerintah sebagai pihak ketiga yang berwenang membuat regulasi
(peraturan) pun jangan berat sebelah, baik pengusaha maupun buruh harus
sama-sama diperhatikan kepentingannya. Aturan yang menguntungkan kedua
belah pihak akan membuat kelompok pengusaha tetap dapat beroperasi, dan
buruh pun diperhatikan kesejahteraannya. Apabila aturan yang menjamin kondisi
seperti itu dapat diwujudkan maka akan tercipta simbiosis mutualisma antara
kelompok pengusaha dan kelompok buruh.
Gambar 6.9
Buruh adalah mitra para pengu-
saha, sehingga keberadaan mereka tidak boleh
direndahkan.
Sumber:
Haryana
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
201
Kerjasama saling menguntungkan seperti di atas, tidak hanya dapat
diterapkan untuk kalangan pengusaha dengan buruh. Setiap ada dua kelompok
atau lebih yang sebenarnya saling membutuhkan dan saling bergantung,
sebaiknya diatur agar tercipta simbisosis mutualisma. Petani, tengkulak, dan
industri adalah tiga pihak yang saling membutuhkan. Nelayan dan perusahaan
pengolah ikan juga demikian, bahkan para pemilik toko dengan para pelayan
toko juga memerlukan kerja sama saling menguntungkan itu agar semua ke-
lompok terjamin kepentingannya. Apabila salah satu kelompok berusaha
menekan kelompok lain baik dengan cara langsung maupun memanipulasi
peraturan, maka lama-kelamaan akan pecah konflik dan terjadikan diintegrasi
di antara keduanya. Selanjutnya, disintegrasi antarkelompok sosial akan
mengganggu kesatuan masyarakat secara umum.
2. Distribusi Sumber Daya Secara Adil
Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia disebut sumber daya, baik itu bersifat alamiah, sosial, budaya, maupun
ekonomi. Keberadaan sumber daya di masyarakat tidak semuanya berlimpah,
melainkan lebih banyak yang terbatas. Sumber daya yang keberadaannya
terbatas inilah yang sering menimbulkan konflik jika distribusinya tidak men-
cerminkan keadilan. Menurut George 8oster (1
967), seorang antropolog Amerika
Serikat, sumber daya yang terbatas itu misalnya penghasilan,
kekuasaan,
kesempatan, berbagai kekayaan alam, dan bahkan sesuatu yang bersifat simbolik
yaitu status sosial. Setiap orang dalam suatu masyarakat secara tidak sadar
menganggap berhak mendapatkan sumber daya itu secara adil. Namun, ke-
nyataannya tidak semua orang mampu memperolehnya, di samping karena
keterbatasan sumber daya itu juga karena keterbatasan kemampuan dirinya.
Oleh karena itu, orang-orang yang beruntung dapat memperoleh sumber daya
secara berlebihan harus mengembalikan (redistribusi) sebagian sumber daya itu
kepada warga masyarakat yang kurang beruntung. Bentuk konkretnya, orang
kaya harus membantu orang miskin, para penguasa harus melindungi rakyat
biasa, dan lain-lain.
Apabila prinsip keadilan distribusi sumber daya yang terbatas itu dilanggar
maka timbullah konflik sosial dan perpecahan. Kasus demontrasi warga
masyarakat Papua yang menuntut penutupan tambang tembaga dan emas
PT.
%reeport
, tuntutan Aceh untuk melepasan diri dari kesatuan Republik Indonesia,
dan berbagai kasus disintegrasi lain di Indonesia dapat dipahami akar masalahnya
dari sudut pandang ini.
Pemahaman kasus seperti di atas dapat diterapkan terhadap kasus di Aceh
dan Riau. Ketidakadilan distribusi kekuasaan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, ditambah lagi ketidakadilan distribusi hasil sumber daya alam dan
pengelolaan aset-aset ekonomi, menyebabkan mereka berupaya memisahkan
diri dari Indonesia. Untuk mencegah hal itu agar tidak terulang lagi, maka perlu
202
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
diupayakan adanya pembagian yang adil atas berbagai sumber daya yang ada,
baik itu sumber daya alam, sumber daya ekonomi, sumber daya sosial budaya,
dan kekuasaan.
Oleh karena itu, setelah gelombang reformasi bergulir pemerintah pusat
mulai meredistribusikan berbagai sumber daya itu ke daerah-daerah. Dalam hal
pembagian keuntungan hasil tambang, pengaturan anggaran negara, dan
bahkan desentralisasi kekuasaan lewat otonomi daerah. Tentu saja pada tahap
awal masih terjadi ketimpangan-ketimpangan pelaksanaannya. Tidak ada
manusia yang mampu sekaligus mengubah sistem menjadi sempurna seratus
persen. Semua perlu belajar dari kesalahan, kemudian dikoreksi dan disem-
purnakan. Masa-masa awal yang penuh pancaroba itu harus dilalui dengan
kesabaran dan tekat untuk tetap satu dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Jalan benar telah ditempuh, yaitu dengan meredistribusikan sumber
daya secara adil, walaupun keadilan itu sendiri masih selalu mengalami tarik
ulur manifestasinya yang paling tepat sehingga dapat diterima semua pihak.
Suatu saat, keutuhan masyarakat Indonesia akan kembali normal dan stabil
dengan pendekatan ini.
3. Penanggulangan Kemiskinan
Kelas orang miskin selalu digambarkan sebagai sekelompok orang yang
kebutuhan hidupnya tidak atau kurang tercukupi. Mereka tinggal di rumah-
rumah sederhana, kurang memenuhi syarat kesehatan, kumuh, tidak permanen,
tidak memiliki pekerjaan tetap atau pekerjaannya tidak memberikan penghasilan
cukup, kurang pendidikan, dan hidupnya tersisih. Keterbatasan ekonomi juga
menyebabkan mereka tidak memiliki kesempatan berhubungan dengan dunia
luas. Akibatnya, semakin sempit wawasan mereka. Semakin sempit pergaulan
seseorang semakin kecil peluangnya untuk menemukan mitra kerja sama untuk
memperbaiki kehidupan. Kondisi semacam ini sering menjadi sebab orang-
orang miskin kalah dalam persaingan hidup dengan warga masyarakat lainnya.
Dampaknya, mereka menjadi tidak puas terhadap kondisi di masyarakat, dan
muncullah berbagai tindakan kriminal yang dapat mengarah pada gangguan
terhadap keutuhan masyarakat. Di sisi lain, melihat kehidupan orang kaya yang
serba berkecukupan dan bahkan serba mewah menimbulkan perasaan iri dan
cemburu.
Kemiskinan adalah kenyataan yang selalu ada di masyarakat. Keberadaannya
tidak bisa dihapus sama sekali. Meningkatnya jumlah orang-orang miskin perlu
diwaspadai. Sebab, semakin banyak orang miskin juga mengancam harmoni
masyarakat. Ketidakkharmonisan itu merupakan konsekuensi perbedaan sosial
antara orang kaya dengan orang miskin. Di antara kedua kelas sosial itu terdapat
kesenjangan sosial yang memicu kecemburuan dari kalangan orang miskin
terhadap orang kaya. Kecemburuan sosial itulah yang potensial memecah-belah
integrasi sosial.
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
203
Upaya penanggulangan kemis-
kinan berkaitan erat dengan proses
pertukaran sosial (
social exchange
)
secara umum. Pertukaran sosial
berupa hubungan antarkelompok
dan antarkelas sosial yang bersifat
saling memberi dan saling meneri-
ma (resiprokal). Hubungan resipro-
kal tidak harus bersifat simetris,
artinya apabila satu pihak mem-
berikan sesuai kepada pihak lain
berupa uang, maka pihak penerima
nantinya akan membalas dengan
memberikan uang pula, akan tetapi
hubungan resiprokal kadang-kadang
bersifat asimetris, misalnya rakyat
membayar pajak kepada pemerin-
tah, dan pemerintah memberikan perlindungan kepada rakyat. Pertukaran sosial
ini, apabila berjalan tanpa gangguan, kehidupan masyarakat akan harmonis
dan jauh dari disintegrasi.
Kemiskinan merupakan akibat dari distribusi sumber daya yang tidak merata,
baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Kadang-kadang secara sistematis
peraturan-peraturan pemerintah membuat orang miskin semakin miskin dan
orang kaya semakin kaya. Kemiskinan akibat peraturan pemerintah yang berat
sebelah seperti itu oleh ahli ilmu sosial disebut kemiskinan struktural
.
Contoh
kemiskinan struktural adalah orang-orang miskin yang baru muncul sebagai
akibat kenaikan harga bahan bakar minyak mencapai seratus persen pada awal
tahun 2006. Kenaikan harga BBM yang begitu tinggi memicu kenaikan hampir
semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, sementara itu pendapatan
masyarakat relatif tetap. Akibatnya, di antara mereka yang semula bukan orang
miskin, tiba-tiba jatuh ke lembah kemiskinan struktural.
Untuk memperkokoh keutuhan masyarakat, kemiskinan harus ditanggulangi
agar jumlahnya menjadi seminimal mungkin. Berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah, swasta, maupun perseorangan. Berbagai program bantuan untuk
mengangkat kehidupan orang-orang miskin selalu dijalankan. Upaya yang telah
dilakukan pemerintah antara lain mengimplementasikan Program Inpres Desa
Tertinggal mulai tahun 1993, Program Kelompok Usaha Bersama (PKUB) tahun
1996, Tabungan Kesejahteraan Rakyat (Takesra) dan Kredit Usaha
Kesejahteraan Rakyat (Kukesra) tahun 1997, Inpres Desa Tertinggal (IDT) tahun
1994, program pembangunan perumahan rakyat bagi warga masyarakat
berpenghasilan rendah, pemberian bantuan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa
yang berasal dari keluarga kurang mampu, pemberian subsidi harga pupuk
untuk petani kecil, pemberian subsidi harga BBM untuk masyarakat kelas bawah,
Gambar 6.10
Kemiskinan merupakan realitas sosial
yang memerlukan perhatian khusus pemerintah
Sumber:
Tempo, 1-7 Agustus 2005
204
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk SD dan SLTP,
penyediaan sarana kesehatan murah melalui Puskesmas dan Posyandu. Secara
bertahap pemerintah juga melakukan deregulasi (pengaturan kembali) peraturan-
peraturan yang kurang berpihak kepada orang miskin. Sementara itu, pihak
swasta juga mulai peduli kepada perbaikan hidup orang miskin. Misalnya, peru-
sahaan yang membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat
sekitar, atau program bantuan langsung lainnya ketika terjadi wabah atau ben-
cana alam. Lembaga sosial masyarakat juga ada yang bergerak di bidang
pemberdayaan orang-orang miskin.
4. Membina Kesadaran Pluralisme Budaya
Masyarakat selalu bersifat majemuk, baik secara horizontal (adanya kelom-
pok-kelompok sosial) dan secara vertikal (adanya kelas-kelas sosial). Perbedaan
sosial pasti ada dalam masyarakat. Bahkan, tidak mungkin kesadaran ber-
masyarakat akan timbul jika tidak ada perbedaan itu. Contoh, kesatuan sosial
terkecil yang disebut keluarga. Mungkinkah sebuah keluarga terbentuk jika tidak
ada ayah, ibu, kakak, dan adik? Perbedaan status dan peran seseorang, baik
sebagai ayah, ibu, adik, dan kakak telah membentuk sistem hubungan sosial
yang disebut keluarga. Demikian juga, tidak mungkin dalam sebuah masyarakat
tanpa kelompok penguasa, rakyat yang dikuasai, pedagang, distributor barang,
dokter, guru, hakim, dan sebagainya. Semua bagian itu telah memiliki peran
masing-masing dan saling melengkapi. Pemerintah memerlukan rakyat dan
sebaliknya. Pengusaha membutuhkan buruh dan sebaliknya. Guru tidak akan
dibutuhkan bila semua orang telah pandai dan terampil. Hakim tidak akan
berfungsi apabila tidak ada penjahat, dan seterusnya. Begitu pula, keberadaan
kelompok-kelompok sosial, semuanya memiliki peran dan fungsi dalam
membentuk kesatuan sosial. Mungkinkah masyarakat Indonesia terbentuk jika
tidak ada etnis Batak, Ambon, Makasar, Papua, dan sebagainya itu? Jadi,
perbedaan sosial memang harus ada, dan perbedaan itu menjadi syarat mutlak
bagi keberadaan kesatuan sosial yang disebut masyarakat.
Di sisi lain perbedaan sosial memang dapat memicu konflik bila tidak dikelola
secara baik. Namun, munculnya konflik antarunsur masyarakat juga menjadi
pendorong terjadinya perubahan sosial ke arah lebih baik. Untuk tetap menjaga
keharmonisan hubungan setiap kelompok dan kelas sosial itulah maka diperlukan
upaya penanaman kesadaran sikap toleransi dan memandang perbedaan sebagai
rahmat. Perbedaan jangan dibesar-besarkan sehingga semakin menjauhkan
jarak. Sebaliknya perbedaan budaya masing-masing kelompok dan unsur harus
dihargai sehingga tercipta suasana toleransi. Semua itu hanya mungkin bila
dapat dikembangkan suatu alat (instrumen) yang mampu mengikat setiap ang-
gota masyarakat dalam sebuah sistem. Sistem inilah yang disebut kebudayaan.
Di dalam kebudayaan itulah terdapat seperangkat gagasan yang berpola dan
berfungsi sebagai pengatur perilaku setiap warga masyarakat.
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
205
Oleh karena itu, kesadaran berkebudayaan Indonesia yang beragam seperti
sekarang ini perlu selalu ditanamkan. Kesadaran berkebudayaan Indonesia
dengan segala keragaman dan perbedaannya akan dapat mengeliminasi semua
potensi konflik yang mengarah pada disintegrasi bangsa.Hal ini disebut pluralisme
budaya, yaitu suatu bentuk penyesuaian diri yang dilakukan setiap kelompok
etnik yang ada di masyarakat. Apabila sikap seperti ini terbentuk maka setiap
kelompok etnis dapat bekerja sama secara damai dengan kelompok etnis lain.
Dalam pluralisme budaya, keberadaan setiap kelompok etnik tidak terancam.
Mereka dianggap memiliki kedudukan yang sama sebagai bagian dari masya-
rakat. Kebudayaan yang mereka miliki pun dijamin lestari. Tidak ada alasan
untuk memaksakan nilai-nilai budaya kepada kelompok lain. Apalagi mengharap-
kan kelompok itu semakin hari semakin punah kebudayaannya. Karena setiap
kelompok dapat saling bekerja sama tanpa usaha untuk saling meniadakan,
maka akan terjadilah asimilasi (pembauran) yang semakin memperkokoh
keutuhan masyarakat.
5. Mengembangkan Mental Kenegarawanan Para Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah orang
yang memiliki pengaruh kuat ter-
hadap warga masyarakat. Penga-
ruh tersebut berupa dipatuhinya pe-
rintah atau anjuran mereka oleh
orang-orang disekitarnya. Ketokoh-
an seseorang dapat diperoleh secara
formal atau informal. Tokoh yang
memperoleh status ketokohannya
melalui proses pengangkatan secara
resmi oleh sebuah organisasi disebut
tokoh formal, baik organisasi peme-
rintah maupun nonpemerintahan,
sedangkan tokoh yang memperoleh
ketokohannya berdasarkan pengakuan masyarakat, walaupun tidak melalui
upacara pengangkatan resmi, disebut tokoh informal. Seseorang dapat mencapai
status tokoh masyarakat jika memenuhi kualifikasi tertentu. Kualifikasi untuk
menjadi tokoh formal biasanya bersifat tertulis, jelas, tegas, dan terukur, se-
dangkan kualifikasi untuk tokoh informal berdasarkan subjektivitas warga
masyarakat yang menilai orang tersebut layak ditokohkan.
Para tokoh formal dapat diketahui dengan jelas melalui jabatan mereka
dalam struktur organisasi pemerintahan atau organisasi massa (partai, organisasi
sosial, dan lain-lain). Setiap pejabat dalam struktur pemerintahan negara mulai
dari ketua rukun tetangga, kepala desa, camat, bupati, gubernur, hingga presiden
adalah contoh-contoh tokoh formal di bidang pemerintahan. Mereka memiliki
Gambar 6.11
Sikap para tokoh di tingkat atas akan
berdampak besar bagi keutuhan kelompok-kelompok
pendukung di bawah.
Sumber:
Tempo, 21-27 November 2005
206
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
kekuasaan dan wewenang tertentu dalam lingkup wilayahnya. Para ketua partai,
ketua organisasi sosial keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), ketua Dewan
Gereja Indonesia (DGI), biksu dan biksuni, ketua karang taruna, dan para ketua
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya juga merupakan tokoh formal di
luar pemerintahan. Sementara itu, tokoh informal terdapat di kalangan komu-
nitas agama, yaitu para kyai, pendeta.
Baik tokoh formal maupun informal, lebih-lebih yang mewakili sejumlah
massa yang besar. Mereka hendaknya memiliki mentalitas kenegarawanan, yaitu
suatu sikap yang mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
kelompoknya sendiri-sendiri atau kepentingan pribadi. Mereka harus menyadari
bahwa keberadaan mereka di masyarakat dapat memengaruhi keutuhan
masyarakat secara keseluruhan. Ketika gelombang reformasi melanda masya-
rakat kita, tampak dengan jelas dampak tiadanya sikap kenegarawanan itu
pada banyak tokoh politik. Mereka tidak tanggap terhadap bahaya disintegrasi
bangsa yang mengancam di depan mata. Justru mereka sibuk memperjuangkan
kepentingan kelompok masing-masing. Apabila tokoh itu berasal dari partai
atau kelompok tertentu, maka kebijakan yang ditempuh cenderung menguntung-
kan kelompoknya. Akibatnya kelompok lain merasa dirugikan dan ditinggalkan,
lalu ketidakpuasan itu merebak menjadi konflik antarkelompok yang mengancam
integrasi sosial. Apabila para tokoh sudah tidak lagi dipercaya masyarakat,
sementara di antara para tokoh sendiri tidak ada rasa saling percaya (
mutual
trust
), maka ketidakpercayaan itu merupakan potensi disintegrasi masyarakat.
Oleh karena itu, sikap kenegarawanan para pemimpin masyarakat, terutama
di tingkat pusat, harus ditanamkan sedalam mungkin agar keutuhan bangsa
yang majemuk ini tidak pecah.
6. Gerakan Emansipasi Wanita
Perbedaan gender mengelompok-
kan warga masyarakat menjadi kelom-
pok pria dan wanita. Secara fisik dan
biologis wanita dan pria jelas berbeda,
walaupun secara sosial semua pekerjaan
yang dapat dilakukan pria dapat pula
dilakukan oleh wanita. Apabila di dalam
berbagai masyarakat dijumpai adanya
perbedaan peran, itu sebenarnya hanya
pengaruh kebudayaan setempat. Di
Indonesia umumnya, wanita lebih ba-
nyak dianggap sebagai makhluk lemah
yang hanya cocok untuk menangani pe-
kerjaan-pekerjaan seperti mengurus
rumah tangga, sedangkan pekerjaan keras dan kasar seperti mengolah sawah,
mendirikan bangunan, menggali tambang, dan sejenisnya lebih cocok dikerjakan
Gambar 6.12
Wanita mampu melakukan pe-
kerjaan sama efektifnya dengan pria.
Sumber: Haryana
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
207
oleh pria, karena pekerjaan-pekerjaan itu membutuhkan tenaga yang kuat.
Pembagian tugas seperti ini sebenarnya hanya hasil proses sosialisasi dalam
keluarga masyarakat tradisional. Akan tetapi, hingga sekarang pandangan seperti
di atas masih berlaku luas di masyarakat.
Di sisi lain, kemajuan masyarakat telah menghadirkan pandangan baru.
Pandangan baru itu meyakini bahwa wanita sebenarnya mampu melakukan
pekerjaan di luar rumah, sama produktifnya dengan pria. Sehingga, sekarang
banyak wanita yang berkarier di luar rumah, tidak lagi semata-mata mengurus
anak-anak dan keperluan suami di rumah. Kesadaran semacam ini pada dasarnya
merupakan kesadaran untuk menuntut agar perbedaan gender dihilangkan,
maka muncullah gerakan emansipasi wanita. Gerakan ini berupaya menyetara-
kan peran kelompok wanita di masyarakat agar memperoleh kesempatan yang
sama dengan kaum pria. Kesetaraan yang dituntut dalam gerakan emansipasi
antara lain dalam bentuk pemberian kesempatan yang sama antara pria dan
wanita untuk memperoleh pekerjaan, kesetaraan dalam memperoleh
penghasilan, dan kesetaraan dalam mengisi peran-peran sosial di masyarakat.
Upaya untuk memenuhi harapan kelompok wanita yang menuntut eman-
sipasi itu diwujudkan dengan berbagai model yaitu sebagai berikut:
a. Model pluralis yaitu menginginkan pria dan wanita memperoleh pekerjaan
yang berbeda namun medapatkan imbalan dan martabat yang sama. Model
pertama ini tidak mudah diterapkan karena tidak adil jika seseorang harus
memperoleh imbalan yang sama dengan orang lain yang pekerjaan lebih
ringan.
b. Model asimilasionis yaitu menginginkan semua kelompok wanita diterima
dalam semua jenjang sistem politik dan pekerjaan yang ada di masyarakat,
sehingga mereka memperoleh kesempatan yang sama. Imbalan yang
diterima diberikan sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya.
c. Model androgini yaitu menginginkan agar kaum wanita dan kaum pria
tidak dibedakan sifat-sifat dan kemampuannya, pria dianggap memiliki sifat
kewanitaan dan wanita dianggap memiliki sifat kejantanan. Ini tentu
saja tidak realistis.
Model yang paling dapat diterima adalah model asimilasionis.Upaya
emansipasi waita melalui model asimilasionis diwujudkan dengan pembuatan
undang-undang yang menjamin agar kaum wanita memperoleh hak yang
sama dengan kaum lelaki dalam memperoleh pekerjaan, termasuk posisi
politik. Adanya Hari Ibu di Indonesia yang selalu diperingati setiap tanggal
22 Desember merupakan salah satu bentuk pengahargaan yang lebih tinggi
terhadap peran kaum wanita di masyarakat.
208
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
7. Mendorong Asimilasi dan Amalgamasi
Asimilasi atau pembauran kebudayaan sehingga kebudayaan melahirkan
satu kebudayaan baru dapat terjadi secara alamiah maupun direkayasa. Hasil
asimilasi yang direkayasa tidak akan sebaik yang alamiah. Sedangkan amalgamasi
adalah proses pembauran biologis dua kelompok manusia yang masing-masing
memiliki ciri-ciri fisik berbeda, sehingga keduanya menjadi satu rumpun. Amal-
gamasi terjadi lewat perkawinan antarras atau antarsuku. Di masa lampau cara
ini sering dijadikan upaya untuk merekatkan hubungan dua kelompok sosial
yang berbeda. Para raja sering mengawinkan putri-putrinya dengan pangeran
atau raja di kerajaan lain untuk merekatkan hubungan mereka atau justru untuk
memadukan kedua wilayah menjadi satu kesatuan.
Pada dasarnya, masyarakat Indonesia secara keseluruhan sebagai totalitas
budaya merupakan hasil asimilasi dan amalgamasi. Bukan saja asimilasi dan
amalgamasi internal yang terjadi antarkelompok etnis di nusantara, tetapi juga
dengan bangsa-bangsa lain (India, Cina, dan Arab). Sejak zaman sebelum
kolonialisasi maupun sebelum kemerdekaan, orang-orang dari berbagai suku di
nusantara telah mengalami pembauran budaya antara etnik-etnik minoritas
dengan etnik-etnik mayoritas, antara orang-orang pribumi dengan kaum pen-
datang. Perkawinan antarras dan antarsuku pun banyak terjadi. Kerajaan Sri-
wijaya yang pernah menguasai kepulauan nusantara yang kemudian digantikan
oleh kerajaan Majapahit telah mendorong kedua proses itu. Sriwijaya dengan
akar budaya Melayu telah menyebarkan beberapa pengaruh budaya Melayu ke
semua daerah yang dikuasai, dan salah satu hasilnya dapat kita rasakan hingga
sekarang yaitu diangkatnya bahasa Melayu Riau sebagai bahasa nasional. Hal
itu tidak mungkin terjadi jika tidak didahului oleh suatu proses sosialisasi yang
panjang sehingga bahasa itu dapat diterima berbagai daerah lain di nusantara.
Begitu pula Majapahit dengan akar budaya Jawanya, hingga kini masih
menyisakan unsur-unsur tertentu yang menyatu dengan kebudayaan-kebudayaan
daerah di luar Jawa. Sebutan kaum bangsawan dan gelar kerajaan di beberapa
daerah di luar Jawa hingga sekarang masih mengadaptasi berbagai unsur budaya
Jawa. Daerah-daerah itu misalnya di Sumatera, Kalimantan, dan terutama Bali.
Peleburan budaya berbagai kelompok etnis di Indonesia, tentu saja tidak
berhenti sampai di situ. Proses itu tanpa disadari selalu berjalan. Kebudayaan
Indonesia yang kini kita miliki adalah hasil asimilasi dan amalgamasi. Sedikit
atau banyak setiap kelompok etnik telah memberikan masukan bagi totalitas
kebudayaan Indonesia. Perkawinan antarras dan antarsuku juga selalu terjadi
yang akhirnya melahirkan generasi yang lebih daripada kedua orang tuanya.
Penyebaran penduduk melalui transmigrasi juga mempercepat proses itu, asal
saja pelaksanaannya dikelola secara bijaksana sehingga tidak justru melahirkan
konflik dengan masyarakat daerah tujuan.
Banyak faktor yang dapat mendukung proses asimilasi dan amalgamasi.
Sarana tranportasi yang memungkinkan orang berpindah dari satu tempat ke
tempat lain, persebaran lembaga pendidikan tinggi (universitas) di seluruh tanah
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
209
air yang semuanya menerima mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia,
media massa (surat kabar, majalah, radio, televisi), dan dimungkinkannya mem-
peroleh kesempatan kerja di luar daerah sendiri. Semua itu akan meningkatkan
asimilasi dan amalgamasi yang akan mempererat integrasi masyarakat Indonesia.
Pemerintah perlu menyadari arti penting faktor-faktor di atas sehingga tidak
membuat kebijakan yang dapat menghambat proses asimilasi dan amalgamasi.
Salah satu contoh yang pernah terjadi adalah penerapan otonomi daerah yang
sempat mempersempit perpindahan pegawai pemerintah keluar dari daerahnya
sendiri. Pengangkatan pegawai pemerintah yang hanya mengutamakan putra
daerah pada dasarnya juga dapat menghambat asimilasi, karena saudara-saudara
yang berasal dari suku lain tidak bisa berbaur dengan suku kita. Apabila setiap
kelompok etnis di Indonesia semakin intensif membaur, maka kesatuan
masyarakat pun semakin padu.
8.
Mendorong
Munculnya Kelas Sosial Menengah
Proses interakasi dalam masyarakat kultural yang cenderung didominasi
oleh kelas atas dan budaya mayoritas menimbulkan dampak sosial yang kurang
baik. Penghargaan dan ruang partisipasi bagi kelas sosial bawah dan budaya
minoritas menjadi terbatas. Sementara itu, prinsip terjadinya integrasi sosial
adalah persamaan hak dan kewajiban yang dimiliki oleh setiap warga dan enti-
tas budaya. Kelas sosial atas dan budaya mayoritas dengan kecenderungan
budaya dan karakeristik yang khusus sebagaimana pembahasan terdahulu,
seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi dengan kelas sosial
di bawah. Oleh karena itu, dibutuhkan kelas sosial-budaya yang terlibat dalam
proses interaksi. Kelompok sosial ini disebut sebagai kelas menengah.
Bentuk mediasi kelas menengah ini adalah mengomunikasikan atau me-
nyuarakan kebutuhan dan kepentingan kelompok bawah dan budaya minoritas
kepada kelas atas. Kelas menengah cenderung membela kelas bawah, hal ini
bertujuan agar terjadi keseimbangan antarkelompok dan antarbudaya, sehingga
proses interaksi yang berlangsung berjalan dua arah dan mempunyai kesempatan
berpartisipasi yang sama.
Kelompok dalam kelas menengah ini mempunyai ciri-ciri kemandirian dalam
sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Kelompok sosial yang termasuk dalam
kelas menengah adalah perguruan tinggi (dosen, mahasiswa, peneliti, dan lain-
lain), asosiasi profesi (wartawan, dokter, advokat, dan lain-lain), dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM). Dari kelompok menengah inilah, salah satu metode
integrasi sosial bisa diwujudkan. Integrasi sosial yang dihasilkan dalam proses
mediasi seperti ini seringkali disebut dengan masyarakat madani. Istilah lain
dari masyarakat madani yang sering digunakan di Indonesia adalah masyarakat
sipil,
civil society
, dan warga masyarakat.
210
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Pada zaman Orde Lama, tarian
Barongsai
yang berasal dari kelompok
etnik Cina pernah dilarang di Indonesia. Diskusikanlah dampak positif
dan negatif pelarangan itu apabila ditinjau dari segi multikulturalisme!
Laporkan hasil diskusi Anda secara tertulis kepada guru untuk dinilai!
2. Dalam berbagai kerusuhan di tanah air sering ditemukan sekelompok
orang yang diduga sebagai aktor intelektualnya (dalang). Carilah infor-
masi dari berbagai sumber yang dapat menjelaskan mengapa sekelom-
pok orang menjadi dalang kerusuhan! Laporkan hasil kajian Anda dalam
bentuk makalah untuk didiskusikan di kelas!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Apakah yang disebut dengan pendidikan multikuturalisme?
2. Sebutkan beberapa upaya untuk menciptakan integrasi masyarakat
multikultural!
3. Mengapa kesenjangan ekonomi dapat mengancam integrasi
masyarakat?
4. Setujukah Anda apabila pemerintah melarang penerapan unsur budaya
tertentu yang dimiliki suatu kelompok etnik di masyarakat?
5. Uraikan pendapat Anda mengenai integrasi sosial di Indonesia saat
ini!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Pelatihan
Tes Skala Sikap
Aktivitas Siswa
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
211
Rangkuman
1. Kelompok sosial terbentuk sebagai akibat adanya interaksi indivindu
dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya. Semakin terspesiali-
sasinya bidang-bidang pekerjaan berarti semakin banyak kelompok
sosial yang terbentuk.
2. Dinamika kelompok sosial adalah perubahan pada kegiatan atau pola
struktur dalam suatu kelompok sosial.
3. Perubahan di dalam suatu kelompok sosial dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
a. interaksi antaranggota kelompok,
b. pengaruh dari kelompok lain, serta
c. pengaruh situasi dan kondisi.
4. Hubungan antarkelompok diwarnai dengan ciri-ciri khusus, yaitu:
a. eksploitasi,
1. Untuk meningkatkan integrasi sosial, pemerintah
memperlakukan setiap kelompok sosial secara
adil.
2. Kelompok sosial mayoritas akan selalu mendomi-
nasi hubungan antarkelompok. Oleh karena itu,
kelompok mayoritas hendaknya dipecah-pecah
agar tidak mengalahkan kelompok sosial yang
lebih kecil (minoritas).
3. Masyarakat multikultural merupakan ancaman
terhadap keutuhan hidup berbangsa dan ber-
negara.
4. Hubungan antara majikan dan buruh yang men-
dukung integrasi sosial adalah dalam bentuk
simbiosis mutualisma.
5. Berprasangka terhadap kelompok sosial lain da-
pat menjadi penghambat integrasi sosial.
No.
Pernyataan
S TS R
212
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
Pengayaan
b. diskriminasi,
c. segregasi,
d. difusi,
e. asimilasi,
f. akulturasi, dan
g. paternalisasi.
5. Integrasi sosial adalah terciptanya kesatuan dan persatuan berbagai
kelompok sosial yang ada dimasyarakat.
6. Untuk menciptakan suatu integrasi sosial diperlukan berbagai upaya
seperti berikut:
a. membina hubungan simbiosis mutualisma,
b. mendistribusikan sumber daya secara adil,
c. menanggulangi kemiskinan,
d. membina kesadaran pluralisme budaya,
e. mengembangkan mental kewarganegaraan tokoh masyarakat,
f. meningkatkan emansipasi wanita,
g. mendorong asimilasi dan amalgamasi, serta
h. mendorong munculnya kelas sosial menengah
MULTIKULTURALISME
Multikulturalisme pada dasarnya sama dengan pluralisme. Keduanya
menganggap penting suasana hidup berdampingan antara berbagai kelom-
pok sosial di masyarakat. Dalam masyarakat multikultural (plural), hak-hak
politik dan hak-hak pribadi diakui dan dijamin kemerdekaannya. Perbedaan
etnik atau ras setiap kelompok sangat dihargai. Berbagai kelompok sosial
dengan latar belakang yang berbeda hidup berdampingan dalam suatu
masyarakat, mereka bercampur tetapi tidak membaur.
Multikulturalisme adalah suatu faham yang berupaya meningkatkan
pemahaman terhadap keragaman budaya dalam masyarakat. Paham ini
penting untuk dikembangkan di dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai
kelompok sosial atau kebudayaan. Tujuan utama paham ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman diantara kelompok-kelompok sosial yang
memiliki latar belakang kebudayaan berbeda. Agar terwujud sikap saling
menghormati dan saling menghargai kelompok-kelompok sosial lain, sejak
dini Anda diperkenalkan adanya perbedaan kebudayaan di masyarakat.
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
213
Tokoh
Dengan demikian Anda akan mengetahui, memahami, dan akhirnya dapat
menghargai kebudayaan kelompok lain. Pendidikan yang bertujuan seperti
itu dinamakan pendidikan multikultural.
Pendidikan multikultural mengakui sumbangan-sumbangan yang diberi-
kan setiap kelompok sosial terhadap perkembangan masyarakat secara
keseluruhan. Setiap kelompok sosial bangga terhadap kebudayaan mereka
sendiri. Namun, mereka sejauh mungkin menghindari perlakuan tidak adil
terhadap kelompok-kelompok etnik tertentu. Semua kelompok etnik harus
bisa duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Oleh karena itu, pendidikan
multikultural sangat penting bagi semua warga masyarakat yang terdiri
dari kelompok sosial dengan latar belakang kebudayaan beragam seperti
Indonesia.
Dalam masyarakat multikultural, kelompok-kelompok sosial yang
berasal dari ras berbeda hidup berdampingan secara damai. Setiap kelompok
menyadari mereka sebagai kelompok ras berbeda. Namun mereka bersedia
hidup berdampingan, saling menghargai perbedaan, dan dapat bekerja
sama dalam kehidupan sehari-hari. Di bidang pekerjaan dan dunia usaha
mereka dapat bekerja sama, walaupun dalam hal perkawinan, agama ,dan
tradisi masih terjadi pemisahan (segregasi).
MUHAMMAD YUNUS
PENERIMA NOBEL PERDAMAIAN 2006
Muhammad Yunus lahir di Chittagong,
Bangladesh, 28 Juni 1940. Beliau menempuh
pendidikan di
Chittagong Collegiate School,
Chittagong College,
Dhaka (BA pada tahun 1960
dan MA pada tahun 1961), dan
Vanderbit Univer-
sity,
Belanda (PhD pada 1970).
Muhammad Yunus dan
Grameen Bank
Bangladesh yang didirikannya meraih Nobel Per-
damaian 2006 berkat upaya pemberantasan kemis-
kinan. Bank Grameen yang didirikan oleh
Muhammad Yunus, kini memiliki 2.226 cabang di
71.371 desa dan mampu menyalurkan kredit puluhan juta dollar AS per
bulan kepada 6,6 juta warga miskin. Sekjen PBB Kofi Annan menyatakan,
Sumber: www.tokohindonesia.com
214
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
bahwa kredit mikro telah menjadi salah satu alat untuk memotong lingkaran
kemiskinan yang membelit rakyat.
Sebagai profesor ekonomi di
Chittagong University,
Beliau pernah
mengajak para mahasiswa untuk berkunjung ke desa-desa miskin di
Bangladesh. Betapa kagetnya Yunus ketika menyaksikan warga berjuang
dari kelaparan yang melanda negara itu dan menewaskan ratusan ribu
orang. Beliau merasa berdosa, karena ketika banyak orang sedang sekarat
karena kelaparan, Beliau justru mengajarkan teori-teori ekonomi yang
muluk-muluk. Beliau mulai membenci dirinya, karena bersikap arogan dan
menganggap dirinya bisa menjawab persoalan kemiskinan. Dari perasaan
bersalah itu, Beliau memutuskan untuk menjadikan kaum papa sebagai
gurunya dan mulai mengembangkan konsep pemberdayaan kaum papa.
8ilosofi yang mendasari perjuangannya adalah membantu kaum miskin
agar bisa mengangkat derajat mereka sendiri. Beliau tidak ingin memberi
ikan, melainkan memberi kail kepada kaum papa untuk mencari ikan sendiri.
Gerakan pemberdayaan kaum papa yang diprakarsai muhmamd Yunus
sejak tahun 1974, kini diadopsi oleh lembaga-lembaga pemberdayaan
masyarakat miskin di seluruh dunia. Bahkan, Bank Dunia yang sebelumnya
memandang program ini secara sebelah mata kini mengadopsi gagasan
kredit mikro. Lebih dari 17 juta orang miskin di seluruh dunia telah terbantu
dengan program kredit mikro ini.
Berkat jasa dan perjuangannya, berbagai penghargaan internasional
Beliau peroleh, antara lain
President Award
(Bangladesh, 1979),
Ramon
Magsaysay Award
(8ilipina, 1984),
Aga Khan Award for Architecture
(Swiss,
1989),
CARE Humanitarian Award
(103),
World %ood Prize
(1994),
Simon
Bolivar Prize
(UNESCO, 1996),
Sydney Peace Prize
(1998),
Prince of
Austria Award
(1998(),
The Economist Newspaper Prize
(2004),
Mother
Teresa Awad
(2006), 8th
Seoul Peace Prize
(2006), dan Nobel Perdamaian
bersama
Grameen Bank
(206).
Sumber: www.tokohindonesia.com
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
215
Kerjakan di buku tugas Anda!
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Kelompok sosial terbentuk karena ....
a. adanya kebutuhan yang sama
b. adanya kesamaan pandangan
c. adanya interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan
d. setiap anggota membutuhkan persatuan
e. adanya interaksi dengan kelompok lain di masyarakat
2. Dalam suasana menghadapi ancaman dari luar, anggota-anggota
kelompok saling berinteraksi sehingga ....
a. terbentuklah kelompok sosial baru
b. struktur kelompok makin kuat
c. terbentuklah subkelompok dalam kelompok
d. terjadi reformasi struktur kelompok
e. kelompok berubah menjadi lebih kuat
3. Manusia berinteraksi karena ....
a. memiliki ikatan sosial
b. menjadi anggota kelompok sosial
c. berusaha memenuhi kebutuhan
d. didorong oleh kepentingan sosial
e. ingin membentuk kelompok
4. Keanekaragaman kelompok sosial yang ada di masyarakat dipengaruhi
oleh ....
a. kondisi sosial
b. kondisi alam
c. kondisi masyarakat
d. kondisi lingkungan
e. kondisi ekonomi
5.
Mailist forum
terbentuk karena ....
a. interaksi anggota-anggotanya melalui surat-menyurat
b. komunikasi antaranggota melalui e-mail
c. pertukaran informasi melalui internet
d. perkenalan antarindividu melalui e-mail
e. kebutuhan setiap anggota untuk mencurahkan isi hati melalui e-
Uji Kompetensi
216
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
6. Spesialisasi pembagian kerja dalam kehidupan masyarakat modern
berdampak kepada ....
a. heterogenitas kelompok sosial
b. struktur kelompok sosial
c. hubungan antarkelompok sosial
d. dinamika kelompok sosial
e. integrasi kelompok-kelompok sosial
7. Kelompok sosial yang terbentuk akibat spesialisasi pembagian kerja
disebut ....
a. kelompok volunter
b. kelompok primer
c. kelompok sekunder
d. kelompok profesi
e. heterogenitas kelompok
8. Pernyataan berikut ini yang tepat mengenai dinamika kelompok adalah
....
a. setiap kelompok senantiasa berubah bentuk dan struktur
b. dinamika kelompok merupakan akibat dari adanya interaksi sosial
c. kelompok yang stabil adalah yang tidak pernah mengalami
perubahan
d. kelompok yang dinamis adalah yang selalu mengalami formasi
dan reformasi
e. ktabilitas kelompok ditentukan oleh kepemimpinan kelompok
9. Sosiogram digunakan untuk ....
a. mengukur dinamika kelompok
b. mengetahui perubahan kelompok sosial
c. mencatat interaksi antaranggota kelompok
d. menggambarkan pola interaksi antaranggota kelompok
e. menggambarkan pola interaksi antarkelompok di masyarakat
10. Beberapa partai politik di Indonesia mengalami perpecahan setelah
terjadi perubahan kepemimpinan. Hal ini menandakan ....
a. partai tersebut sangat dinamis
b. labilnya struktur partai politik
c. labilnya organisasi partai politik
d. kurang mantapnya mekanisme organisasi
e. terlalu kuatnya pengaruh pemimpin partai
11. Salah satu bentuk pengaruh faktor internal terhadap perubahan
kelompok sosial adalah ....
a. komunikasi antarnggota kelompok
b. interaksi dengan kelompok lain
c. interaksi dengan sesama anggota kelompok
d. ketidakmampuan pemimpin kelompok
e. pertentangan yang terjadi antaranggota kelompok
Perkembangan
Kelompok
Sosial
dalam
Masyarakat
Multikultural
217
12. Konflik antarkelompok sosial dapat menyebabkan suatu kelompok sosial
semakin kokoh. Hal ini terjadi bila ....
a. setiap anggota merasa perlu bersatu untuk menghadapi ancaman
dari luar
b. pemimpin kelompok mampu meyakinkan anggota-anggotanya
agar bersatu padu
c. konflik yang dihadapi mengancam kepentingan bersama setiap
anggota
d. setiap anggota memiliki kesadaran untuk membela kepentingan
kelompok
e. kelompok lawan benar-benar merupakan ancaman bersama
13. Bila dua kelompok saling berkonflik, maka ....
a. setiap kelompok menilai kelompok lawannya berdasarkan stereotip
b. semua stereotip yang melekat pada kedua kelompok menjadi kabur
c. terjadilah diamika sosial yang mengarah kepada perpecahan
kelompok
d. sebaiknya diadakan kerja sama untuk meredakan ketegangan
e. semangat membela kepentingan kelompok semakin berkobar
14. Kelompok minoritas yang berkonflik dengan kelompok mayoritas akan
bersikap ....
a. mengalah karena merasa tidak berdaya
b. menerima kehendak kelompok mayoritas secara suka rela
c. menghindari kontak dengan kelompok penyerang
d. menyerap hal-hal positif yang bisa diambil dari kelompok mayoritas
e. menerima, agresif, menghindari, atau berasimilasi dengan
kelompok mayoritas
15. Terorisme yang melanda dunia saat ini adalah akibat ....
a. dinamika sosial yang salah arah
b. interaksi antarkelompok sosial yang tidak adil
c. dominasi kelompok yang kuat (superpower)
d. lemahnya lembaga internasional dalam mengatur hubungan
antarkelompok
e. persaingan ekonomi, teknologi, dan politik
16. Kelompok mayoritas sering mengeksploitasi kelompok minoritas ka-
rena ....
a. kelompok minoritas tak berdaya
b. kelompok mayoritas merasa lebih unggul
c. adanya stereotip negatif terhadap kelompok minoritas
d. adanya nafsu menguasai kelompok sosial yang lebih lemah
e. terjadinya dominasi hubungan sosial
218
Sosiologi
SMA
/
MA
Kelas
X
I
17. Saat ini diskriminasi terhadap kelompok wanita masih sering terjadi
karena ....
a. wanita dianggap sebagai makhluk yang lemah
b. pengaruh pandangan tradisional yang meremehkan wanita
c. kaum wanita bersifat lemah dan tak dapat diandalkan
d. kekuatan fisik wanita berbeda dengan pria
e. pria dan wanita memang tidak mungkin disamakan
18. Bila dua kelompok sosial saling berinteraksi maka akan terjadi hal-hal
di bawah ini,
kecuali
....
a. difusi
d. eksploitasi
b. asimilasi
e. integrasi
c. diskriminasi
19. Ketika Belanda menjajah Indonesia, raja-raja pribumi masih diberi
kekuasaan untuk memerintah penduduk pribumi, tetapi mereka harus
mengakui kekuasaan Belanda. Pola hubungan antarkelompok sosial
seperti ini disebut ....
a. paternalisme
d. mutualisme
b. pluralisme
e. eksploitasi
c. multikulturalisme
20. Hubungan antarkelompok sosial yang bersifat asosiatif berupa ....
a. difusi
d. akulturasi
b. eksploitasi
e. diskriminasi
c. segregasi
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan proses terbentuknya kelompok sosial!
2. Apakah yang dimaksud dengan dinamika kelompok sosial?
3. Apakah yang dimaksud dengan sosiometri?
4. Jelaskan pengaruh modernisasi terhadap keragaman kelompok sosial
di masyarakat!
5. Jelaskan kelemahan dan kelebihan kelompok berpola melingkar dan
roda!
6. Sebutkan tiga penyebab terjadinya perubahan kelompok sosial menurut
Soerjono Soekanto!
7. Apakah yang dimaksud dengan proses reformasi kelompok sosial?
8. Sebutkan faktor-faktor yang dapat memicu konflik antarkelompok sosial!
9. Apakah yang dimaksud dengan perilaku kolektif?
10. Apakah yang dimaksud dengan diskriminasi?
PELATIHAN ULANGAN UMUM
Kerjakan di buku tugas Anda!
A. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Struktur sosial masyarakat primitif berbeda dengan struktur sosial masyarakat
modern, karena .
a. struktur sosialnya berbeda
b. fungsi sosialnya berbeda
c. pembagian tugasnya berbeda
d. mata pencahariannya berbeda
e. kebutuhannya berbeda
2. Semakin rinci pembagian kerja di masyarakat, maka .
a. semakin bahagia warganya
b. semakin rumit stratifikasi sosialnya
c. semakin rumit deferensi sosialnya
d. semakin rumit struktur sosialnya
e. semakin modern masyarakatnya
3. Diferensi sosial disebabkan oleh adanya .
a. struktur sosial
b stratifikasi sosial
c. kelompok-kelompok sosial
d. kelas-kelas sosial
e. pembagian kerja
4. Stratifikasi sosial membedakan masyarakat secara .
a. sejajar
b. setara
c. horizontal
d. vertikal
e. lateral
220
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
5. Di masyarakat manapun selalu ditemukan golongan orang-orang atas
golongan orang-orang bawah. Hal ini merupakan bentuk .
a. klasifikasi sosial
b. diferensiasi sosial
c. stratifikasi sosial
d. pengelompokan sosial
e. pembagian fungsi
6. Hal-hal berikut yang
bukan
merupakan penentu terjadinya stratifikasi sosial
adalah .
a. kelompok
d. prestise
b. kekayaan
e. kekuasaan
c. penghasilan
7. Pernyataan yang paling tepat mengenai kelas sosial adalah .
a. orang-orang yang berbeda dalam satu kelas sosial
b. orang-orang yang menjadi anggota suatu kelas sosial memiliki
kedudukan yang sama
c. kekayaan yang dimiliki semua kelas sosial nilainya sama
d. orang-orang yang berasa dalam kelas berbeda memiliki kelas sosial
yang berbeda jauh
e. satu-satunya penyebab terjadinya kelas sosial adalah adanya perbedaan
ekonomi
8. Jenis pekerjaan yang dianggap berkelas tinggi tidak selalu menghasilkan
banyak uang. Hal ini menunjukan ....
a. masyarakat tidak memiliki ukuran yang pasti mengenai kelas sosial
b. kelas sosial bersifat relatif
c. kelas sosial tidak semata-mata diukur dari segi uang
d. kelas sosial bersifat subjektif
e. pekerjaan tersebut belum diterima sebagai faktor penentu kelas sosial
9. Pendidikan dapat meningkatkan kelas sosial seseorang, karena .
a. pendidikan meningkatkan penghasilan seseorang
b. pendidikan memberikan pengetahuan
c. orang-orang terdidik hidup secara terhormat
d. pendidikan adalah sesuatu yang langka
e. tidak semua orang mampu mencapai pendidikan tinggi
10. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan kecakapan tinggi biasanya
didukuki oleh orang-orang yang memperoleh pendapatan tinggi pula. Hal
ini menunjukan .
a. stratifikasi ekonomi dan pekerjaan
b. stratifikasi pekerjaan dan politik
c. stratifikasi sosial dan gender
d. stratifikasi gender dan status
e. stratifikasi status dan ekonomi
Pelatihan Ulangan Umum
221
11.Stratifikasi sosial yang terjadi secara otomatis adalah .
a. stratifikasi menurut umur
b. stratifikasi menurut gender
c. stratifikasi menurut keturunan
d. startifikasi menurut kasta
e. stratifikasi menurut pekerjaan
12.Di kalangan masyarakat kita terdapat kecenderungan untuk menonjolkan
gelar yang dimiliki, baik itu gelar akademik maupun gelar lainnya. Hal ini
mencerminkan adanya pengaruh .
a. jabatan terhadap gaya hidup
b. kedudukan terhadap status
c. status sosial terhadap penampilan
d. status sosial terhadap gaya hidup
e. status sosial terhadap penggunan simbol
13.Di dalam suatu masyarakat plural selalu terjadi ketidakseimbangan distribusi
kekuasaan sehingga selalu terjadi persaingan dan konflik fisik. Pandangan
ini muncul dari penganut .
a. teori determenisme
b. teori pluralisme
c. teori konflik
d. teori demokrasi
e. teori evolusi sosial
14.Menurut penganut teori konflik, tindak kriminalitas ternyata memiliki fungsi,
yaitu sebagai .
a. bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan
b. pemberontaklan terhadap kemapanan
c. penentangan terhadap system hukum yang diskriminatif
d. perilaku menyimpang biasa
e. pertanda lemahnya lembaga kontrol sosial
15. Konflik sosial akan muncul sewaktu-waktu, karena .
a. suatu masyarakat pada dasarnya suka berkonflik
b. tidak adanya keadilan sosial
c. masyarakat selalu berubah sehingga muncul tuntutan- tuntutan baru
d. kecemburuan sosial yang semakin melebar
e. adanya kelompok sosoial yang ingin menguasai
16.Seorang individu dapat mengalami konflik peran, apabila .
a. kebutuhannya berbeda dangan kebutuhan orang lain
b. hati nuraninya menentang apa yang dia lakukan
c. berhadapan dengan orang yang memusuhinya
d. menjalankan peran ganda yang saling berlawanan
e. tidak mampu melaksanakan peran sosialnya
222
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
17.Perbedaan konflik vertikal dengan konflik horizontal adalah .
a. konflik vertikal terjadi antarkelas sosial, sedangkan konflik horizontal
terjadi antarkelompok sosial
b. konflik horizontal terjadi antarkelas sosial, sedangkan konflik vertikal
terjadi antarkelompok sosial
c. konflik vertikal bersifat tidak seimbang, sedangkan konflik horizontal
bersifat seimbang
d. konflik horizontal bersifat tidak seimbang, sedangkan konflik vertikal
bersifat seimbang
e. konflik vertikal dapat mengubah struktur sosial, sedangkan konflik hori-
zontal tidak mengubah struktur sosial
18.Perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, menurut Emile
Durkheim menyebabkan integrasi sosial, karena .
a. terlupakannya konflik sosial akibat kesibukan
b. terjadinya saling ketergantungan unsur-unsur masyarakat
c. tumbuhnya kesadaran untuk tidak berkonflik
d. terjadinya spesialisasi pekerjaan yang semakin rinci
e. konflik sosial di zaman modern telah diatur dengan baik sehingga dapat
diredam
19.Mobilitas sosial vertikal naik menunjukkan .
a. adanya konflik bertikal
b. adanya integrasi sosial
c. adanya kemajuan masyarakat
d. adanya kemunduran masyarakat
e. adanya mobilitas sosial
20.Mobilitas sosial adalah .
a. perubahan status sosial
b. peningkatan status sosial
c. penurunan status sosial
d. dinamika sosial
e. perubahan peran sosial
21. 1aktor penyebab mobilitas sosial adalah .
a. perubahan sosial
b. keluwesan struktur sosial
c. keterbukaan stratifikasi sosial
d. hasrat manusia untuk maju
e. konflik dan integrasi sosial
22.Status sosial adalah .
a. jabatan yang dimiliki oleh seseorang
b. pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
c. pangkat yang dimiliki oleh seseorang
d. kedudukan seseorang dalam masyarakat
e. hak dan kewajiban seseorang
Pelatihan Ulangan Umum
223
23.Status sosial yang diperoleh melalui kelahiran banyak terjadi di .
a. masyarakat yang demokratis
b. masyarajat modern
c. masyarakat feodal
d. masyarakat tertutup
e. masyarakat terbuka
24.Seseorang yang berhasil menjadi sarjana berkat belajar dengan tekun berarti
mengalami perolehan status secara .
a. otomatis
b. diperjuangkan
c. kelahiran
d. keturunan
e. dianugerahkan
25. Akibat luberan Lumpur panas PT. Lapindo Brantas, banyak penduduk de-
sa harus mengungsi. Penduduk desa-desa tersebut pada mulanya hidup
nyaman, kemudian berubah menjadi pengungsi. Peristiwa tersebut menun-
jukkan terjadinya .
a. mobilitas sosial
b. mobilitas sosial vertikal naik
c. mobilitas vertikal turun
d. mobilitas horizontal naik
e. mobilitas horizontal turun
26.Apabila suatu masyarakat menerapkan sistem stratifikasi sosial terbuka,
maka warga masyarakat berpeluang mengalami mobilitas sosial. Hal ini
berarti terjadinya mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor .
a. kemampuan individu
b. tingkat pendidikan sesorang
c. kemujuran seseorang
d. kualitas diri seseorang
e. struktur sosial
27.Pernyataan berikut yang benar mengenai kebudayaan adalah .
a. superkultur adalah kebudayaan yang paling unggul
b. kultur adalah kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok
c. kebudayaan merupakan upaya manusia secara terus menerus
d. kebudayaan diperoleh manusia sejak dari lahir
e. setiap masyarakat memilki kebudayaan yang sama
28.Kelompok sosial terbentuk sebagai akibat .
a. interaksi sosial
b. hubungan sosial
c. kontak sosial
d. peranan sosial
e. status sosial
224
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
29.Kumpulan orang desa secara fisik yang memiliki solidaritas disebut .
a. kelas sosial
b. organisasi sosial
c. kolektivitas atau agregasi
d. lembaga sosial
e. pranata sosial
30.Kelompok sosial yang angota-anggotanya hidup bersama dalam satu wilayah
disebut .
a. agregasi
b. komunitas
c. suku bangsa
d. bangsa
e. desa
31.Perbedaan antara suku bangsa dan bangsa adalah .
a. anggota suku memilki hubungan nenek moyang, sedangkan anggota
bangsa tidak
b. anggota bangsa memiliki hubungan nenek moyang, sedangkan anggota
suku tidak
c. anggota suku diikat oleh kesamaan bahasa, sedangkan anggota bangsa
tidak
d. anggota bangsa diikat oleh kesamaan bahasa, sedangkan anggota
bangsa tidak
e. bangsa merupakan kelompok besar, sedangkan suku biasanya merupa-
kan kelompok minoritas
32.Kelompok sosial yang bersifat temporer adalah .
a. publik
b. massa
c. komunitas
d. kerumunan
e. demonstrasi
33.Kelompok sosial yang anggota-anggotanya tidak hadir secara fisik dise-
but .
a. massa
b. publik
c. kerumunan
d. demonstrasi
e. komunitas
34.Keluarga,
clique
, klub, dan kelompok bermain termasuk .
a. kelompok primer
b. asosiasi
c. suku bangsa
d. publik
e. kelompok sekunder
Pelatihan Ulangan Umum
225
35.
Clique
adalah .
a. kelompok bermain
b. kelompok belajar
c. kelompok teman sebaya
d. kelompok pecinta alam
e. asosiasi pemain voli
36. Kita semua belajar berbahsa melalui interaksi dalam keluarga. Oleh karena
itu, keluarga berfungsi sebagai .
a. pendidik anak
d. agen sosialisasi
b. pengajar anak
e. pembentuk kepribadian
c. pentrasfer budaya
37. Ciri-ciri kelompok sekunder adalah .
a. angota-anggotanya bergaul dengan akrab
b. jumlah anggotanya sedikit
c. anggota-anggotanya saling mengenal
d. anggota-anggotanya berhubungan secara spontan
e. anggota-anggotanya berhubungan secara formal
38. Kelompok yang anggotanya sedikit namun sifat hubungannya formal dan
impersonal adalah .
a.
clique
b. kelompok satuan tugas
c. kelompok primer
d. kelompok sekunder
e. regu kerja
39. Kelompok sosial yang anggota-anggotanya berhubungan secara intim dan
akrab adalah .
a. kelompok primer
b. kelompok dalam
c. kelompok sekunder
d. kelompok luar
e. kelompok ststistik
40.Perbedaan antara asosiasi dan kelompok sosial adalah .
a. anggota asosiasi memiliki kesadaran jenis, sedangkan anggota kelompok
sosial tidak
b. asosiasi diikat oleh ikatan organisasi formal, sedangkan kelompok sosial
tidak
c. anggota asosiasi tidak memiliki persamaan kepentingan, sedangkan
anggota kelompok sosial memmiliki peramaan kepentingan
d. dalam kelompok sosial terjadi hubungan sosial, sedangkan dalam aso-
siasi tidak
e. kelompok sosial mengarah pada pencapaian satu tujuan tertentu, se-
dangkan asosiasi tidak
226
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
41.Pada saat mengadakan penelitian, Anda membuat pengelompokan orang-
orang yang Anda teliti ke dalam dua kelompok, yaitu siswa yang tidak suka
menyontek dan kelompok siswa yang suka menyontek. Sebenarnya, kedua
kelompok tersebut tidak pernah mengorganisasikan diri sebagai suatu
kelompok. Kelompok seperti ini disebut .
a. kelompok semu d. kelompok nonformal
b. kelompok bayangan e. kelompok statistik
c. kelompok informal
42. Perbedaan antara
reference group
dengan
membership group
adalah .
a.
reference group
berupa
in-group
atau
out-group
, sedangkan
mem-
bership group
selelu merupakan
in-group
b.
membership group
berupa
in-group
atau out-group, sedangkan
membership group
reference group
selalu merupakan
in-group
c. kita harus menjadi anggota yang kita anggap sebagai
reference group
,
sedangkan terhadap
membership group
kita tidak harus menjadi
anggotanya
d. kita dapat menganggap suatu kelompok sosial sebagai
reference group
sekaligus out-group
e. kita dapat menganggap suatu kelompok sosial sebagai
reference group
sekaligus
in-group
43. Tabel berikut ini menjelaskan perbedaan pagutuban dengan patembayan,
isi yang tepat untuk bagian yang kosong adalah .
a. ketat, longgar, formal
b. impersonal, akrab, resmi
c. impersonal, tradisional, realistik
d. realistik, ketat, tradisional,
e. tradisional, realistik, formal
44.Proses terbentuknya kelompok sosial dapat terjadi secara .
a. disengaja atau tidak disengaja
b. sengaja dan terencana
c. tidak sengaja dan kebetulan
d. terencana dan diinginkan
e. tidak direncana dan otomatis
Personal
Informal
....
Sentimental
Umum
PaguyubanPatembayan
....
1ormal
Utilitarian
....
Khusus
Pelatihan Ulangan Umum
227
45.Kelompok sosial terjadi karena .
a. dikehendaki warga
b. ada komunikasi sosial
c. ada interaksi sosial
d. untuk memenuhi kebutuhan
e. situasi dan kondisi yang menentukan
46. Diagram yang menggambarkan hubungan dalam sebuah kelompok dise-
but .
a. diagram garis
b. sosiometri
c. sosiogram
d. pola hubungan
e. dinamika kelompok
47.Suatu kelompok sosial dikatakan stabil apabila .
a. tidak pernah goyah
b. tidak pernah berubah
c. tidak pernah terpengaruh
d. strukturnya mantap walaupun anggotanya berubah
e. anggota dipilih untuk selamanya
48.Perubahan sosial dapat disebabkan oleh hal-hal berikut,
kecuali
.
a. konflik internal
b. pergantian pengurus
c. pengaruh kelompok lain
d. pengaruh anggota
e. konflik dengan kelompok lain
49.Kelompok mayoritas adalah .
a. kelompok yang anggotanya banyak
b. kelompok yang memiliki pengaruh dominan
c. kelompok yang anggotanya sedikit
d. kelompok yang anggotanya besar namun tidak berpengaruh dominan
e. kelompok yang kuat karena memiliki sumber daya lebih banyak
50. Hal-hal yang dapat meredam konflik antarkelompok sosial dan dapat
meningkatkan integrasi sosial adalah di bawah ini,
kecuali
.
a. membina hubungan kompetitif
b. distribusi sumber daya secara adil
c. penanggulangan kemiskinan
d. membina kesadaran pluralisme budaya
e. mendorong asimilasi dan amalgamasi
228
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan pengaruh status sosial terhadap gaya berbahasa!
2.Mengapa agama dikatakan sebagai faktor pemersatu dan sekaligus pemisah
masyarakat? Setujukah Anda!
3.Jelaskan proses terjadinya struktur sosial!
4.Sebutkan bentuk-bentuk konsekuensi struktur sosial terhadap kehidupan
di masyarkat!
5.Setujukah Anda bahwa konflik sosial juga memiliki manfaat? Jelaskan alasan
Anda, berikut contohnya!
6.Jelaskan perbedaan antara konflik dengan kekerasan!
7.Berikan contoh konflik antarkelas dan antarkelompok sosial yang pernah
terjadi di Indonesia!
8.Sebutkan faktor-faktor penyebab konflik sosial!
9.Apakah yang dimaksud dengan peran sosial?
10. Masyarakat dengan sistem kasta tergolong masyarakat yang tertutup.
Namun, hal itu tidak berarti menutup segala kemungkinan terjadinya
mobilitas sosial, mengapa?
11. Sebutkan lima saluran mobilitas menurun Pitirim A. Sorokin!
12. Sebutkan konsekuensi terjadinya mobilitas sosial!
13. Sebutkan tujuh ciri masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk!
14. Jelaskan manfaat kelompok sosial bagi seorang yang menjadi anggotanya!
15. Sebutkan ciri-ciri desa sebagai suatu komunitas!
16. Apakah yang dimaksud dengan kelompok primer?
17. Jelaskan pengaruh
in-group
dan
out-group
terhadap sikap dan perilaku
anggotanya!
18. Sebutkan tiga penyebab terjadinya dinamika kelompok menurut Soerjono
Soekanto!
19.Berikan contoh hubungan antarkelompok yang berbentuk eksploitasi dan
diskriminasi!
20. Jelaskan perbedaan asimilasi dengan akulturasi!
DATAR PUSTAKA
A.G., Pringgodigdo, dkk. 1977.
Ensiklopedi Umum
. Jakarta: Kanisius
Alfian (ed), 1985.
Persepsi Masyarakat Indonesia tentang Kebudayaan
. Jakarta:
Gramedia
Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 1999.
Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan
Praktek)
. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 1991.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
.
Yogyakarta: Rineka Cipta
Bilton, Tony. 1987.
Introductory Sociology
.
2
nd
ed
. Hampshire, U.K. : MacMillan
Bowes, Alison. 1990.
Sociology: A Modular Approach
. Oxford, U.K.: Oxford
University Press
Cooper, P. 1988.
Sociology: An Introductory Course
. Essex, U.K.: Longman
Darmosoetopo, Riboet. Th.IV-1983/1984, no. 2.
Pandangan Orang Jawa
Terhadap Leluhur Analisis Kebudayaan
. Jakarta: Depdikbud RI
Doshi, S.L. 1995.
Anthropology of *ood and Nutrition
. Montana, U.S.A.: South
Asia Books
Durkheim, Emile. 1982.
Rules of Sociological Method
. Hampshire, U.K.: MacMillan
Press
Echols, John M., Hassan Shadilly. 1997.
Kamus Inggris-Indonesia
. Jakarta:
Gramedia
Gazalba, Sidi. 1974.
Antropologi Budaya Gaya Baru 1
. Jakarta: Bulan Bintang
Geert, Cliffort. 1981.
Abangan, Santri dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa
. Jakarta:
Pusataka Jaya
H.K, Nurdin. 1983.
Perubahan Nilai-nilai di Indonesia
. Bandung: Alumni
Hall, Geoffrey. 1984.
Behaviour: An Introduction to Psychology as a Biological
Science
. Sidcup, Kent, U.K. : Academic Press
Harris, Marvin. 1988. Culture, People,
Nature: An Introduction to General
Anthropology
. New York : Harper and Row
Hartoko, Dick. 1986.
Tonggak Perjalanan Budaya, Sebuah Antologi
. Yogyakarta:
Kanisius
230
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Haviland, A. William. 1982.
Anthropology
. New York, U.S.A : Holt, Rinehart and
Winston
__________________. 1999.
Antropologi
. Jakarta: Erlangga
Hawari, Dadang. H. 1997.
Al Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa
.
Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa
Horton, Paul B. 1999.
Sosiologi Jilid 1
. Jakarta: Erlangga
Horton, Paul B., Chestert L. Hunt. 1991.
Sosiologi (Jilid 1)
. Jakarta: Erlangga
______________________________. 1999.
Sosiologi (Jilid 2)
. Jakarta: Erlangga
Ihromi, T. O. 1999.
Pokok-Pokok Antropologi Budaya
. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
Joseph, Martin. 1990.
Sociology *or Everyone
. Oxford, U.K.: Polity Press
Kartamihardja, Achdiat. 1977.
Polemik Kebudayaan
. Jakarta: Pustaka Jaya
Kartini, Kartono. 1990.
Pengantar Metodologi Riset Sosial
. Bandung: Mandar Maju
Kartodirdjo, Kartono, dkk. 1987.
Perkembangan Peradaban Priyayi
. Yogyakarta:
Gajahmada University Press
Koentjaraningrat. 1987.
Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan
. Jakarta:
Gramedia
_______________. 1994.
Metode-Metode Penelitian Masyarakat
. Jakarta: Gramedia
_______________. 1996.
Pengantar Antropologi 1
. Jakarta: Rineka Cipta
Kuntowijoyo. 1987.
Budaya dan Masyarakat. Yogyakarya
: Tiara Wacana
Leach, Edmund. 1982.
Social Anthropology
. Glasgow, U.K: Eontana Press
Mac, Kenzie, Norman. 1966.
A Guide to the Social Sciences
. USA : The New
American Libtary
Macionis, John J. 1991.
Sociology
. Hertfordshire, U.K.: Prentice Hall
Morris, Charles G.1990.
Psychology: An Introduction
.
7
th
ed
. New Jersey, U.S.A.:
Prentice Hall
Mulyadi, Yad. 1999.
Antropologi
. Jakarta: Depdikbud
Narwoko, J. Dwi, Bagong Suyanto. 2004.
Sosiologi (teks Pengantar dan Terapan)
.
Jakarta: Prenada Media
Nasikun, Dr. 2004.
Sistem Sosial Indonesia
. Jakjarta: Raja Grafindo Persada.
Oglesby, Dee. 1995.
Inside Looking Out
. Ohio, U.S.A.: PPI Publishing
Poedjosoedramo, Soepomo, dkk. 1979.
Tingkat Tutur Bahasa Jawa
. Jakarta: Pusat
Pembinan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud RI
Polomo, Margaret M. 1999.
Sosiologi Kontemporer
. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ratmoko. 1982.
Sosiologi *undamental
. Jakarta: Djambatan
Ritzer, George. 1990.
Contemporary Sociology
. Berkshire, U.K.: McGraw Hill
Daftar Pustaka
231
Robertson, Ian. 1987.
Sociology
.
3
rd
ed
. New York, U.S.A: Worth
Sairin, Sjafri, Prof. Dr. 2002.
Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia (Perspektif
Antropologi)
. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Samuel, Hanneman, Azis Suganda. 1997.
Sosiologi 1
. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Sartini, Th. IV-No.2 1983/1984
Unggah-ungguh Bahasa Jawa dan Implikasinya
pada Masyarakat Analisis Kebudyaan
. Jakarta: Depdikbud RI
Sastrapratedja. 1983.
Manusia Multidimensional
, Sebuah Renungan Eilsafat. Jakarta:
Gramedia
Shadily, Hassan. 1999.
Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia.
Jakarta: Rineka
Cipta
Smith, Dennis. 1991.
Rise of Historical Sociology
. Oxford : Polity Press
Soekanto, Soerjono. 1983.
Kamus Sosiologi
. Jakarta: Raja Grafindo Persada
_________________. 1987.
Sosiologi, Suatu Pengantar
. Jakarta: Radjawali Press
_________________. 2001.
Sosiologi (Suatu Pengantar)
. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Sparks, John. 1982.
The Discovery of Animal Behaviour
. Massachusetts, U.S.A.:
Little Brown
Suharto. 1991.
Tanya Jawab Sosiologi
. Solo: Rineka Cipta
Sunarto, Kamanto. 1998.
Pengantar Sosiologi
. Jakarta: EE Universitas Indonesia.
________________. 1999.
Pengantar Sosiologi
. Jakarta: Lembaga Penerbit Eak.
Ekonomi UI
Sunarto, P. Drs. 1996.
Sosiologi 2
. Jakarta: Bumi Aksara
Sztompka, Piotr. 2004.
Sosiologi Perubahan Sosial
. Jakarta: Prenada
Tulling, Virginia. 1990.
Threatened Cultures
. Elorida, U.S.A.: Rourke Corp.
Vredenbregt. 1978.
Metode dan teknik Penelitian Masyarakat
. Jakarta: Gramedia
232
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
GLOSARIUM
achieved status
: adalah status yang diperoleh dari perjuangan atau
usaha
akulturasi
: pertukaran unsur-unsur kebudayaan dua kelom-
pok sosial atau lebih
amalgamasi
: pembauran dua ras manusia yang berbeda
sehingga menghasilkan satu rumpun
androgini
: suatu masyarakat yang anggota-anggotanya
memiliki dua kepribadian sekaligus, sebagai pria
dan sekaligus sebagai wanita
ascribed status
: status yang diperoleh melalui kelahiran
asimilasi
: pembauran dua kelompok sosial yang berbeda
sehingga melahirkan kelompok sosial baru
assigned status
: status sosial dari hasil pemberian sebagai imbalan
jasa
bangsa
: komunitas yang anggotanya sangat banyak, diikat
oleh kesamaan bahasa, nenek moyang, sejarah,
atau kebudayaan
birokrasi
: suatu cara menjalankan organisasi berdasarkan
prinsip spesialisasi tugas, mengikuti suatu aturan,
dan adanya stabilitas kewenangan
cross-cutting affiliations
: keanggotaan seseorang secara ganda pada
beberapa kelompok sosial sekaligus
cross-cutting loyalities
: kesetiaan seseorang secara ganda kepada bebe-
rapa kelompok sosial sekaligus akibat keang-
gotaan ganda
demonstrasi
: sejumlah orang yang tanpa menggunakan keke-
rasan mengorganisasikan diri untuk melakukan
protes
diferensiasi sosial
: perbedaan prestise atau pengaruh seseorang
terhadap orang lain
Glosarium
233
difusi
: proses penyebaran pengaruh kelompok sosial ter-
hadap kelompok sosial lain
diskriminasi
: perlakuan berbeda terhadap seseorang atau
kelompok sosial disebabkan adanya perbedaan
dalam hal-hal tertentu (jenis kelamin, suku, ras,
kelas, dan lain-lain)
eksploitasi
: perlakuan yang bersifat memeras atau memper-
daya kelompok lain, contohnya perbudakan
formal group
: organisasi yang dibentuk secara sengaja dan
memiliki struktur
gender
: pembedaan manusia menurut jenis kelaminnya,
yaitu pria dan wanita
gregariousness
: naluri manusia untuk selalu bergaul dengan orang
lain
integrasi sosial
: bagian dari proses sosial yang berupa kecen-de-
rungan untuk saling menarik, saling tergantung,
dan saling menyesuaikan diri, baik secara suka
rela maupun secara terpaksa
informal group
: organisasi sosial yang terbentuk secara tidak
sengaja dan tidak memiliki struktur organisasi
in-group
: setiap kelompok sosial yang melibatkan kita se-
bagai anggota
kasta
: sistem klasifikasi sosial di India yang terbentuk
berdasarkan ikatan kelahiran atau golongan
(tingkat derajat) manusia dalam masyarakat
beragam hindu
kebudayaan
(culture)
: suatu keseluruhan yang meliputi pengetahuan,
keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat,
dan segala kemampuan serta kebiasaan yang
diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
kelompok etnik
: suatu kelompok orang yang diikat oleh asal
keturunan atau nenek moyang, budaya, bahasa,
kebangsaan, agama, atau gabungan dari beberapa
hal tersebut
kelompok primer
: kelompok yang anggota-anggotanya berhubung-
an secara akrab, bersifat informal, personal, dan
total
kelompok sekunder
: kelompok yang anggota-anggotanya berhu-
bungan secara formal, impersonal dan segmental
(terpisah-pisah), serta berdasarkan azas manfaat
234
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
kelompok satuan tugas
: kelompok yang anggota-anggota yang ber-
hubungan akrab, namun mereka berhubungan
secara formal untuk menyelesaikan tugas tertentu
kelompok mayoritas
: kelompok sosial yang memiliki kekuatan lebih
besar dibanding kelompok lain, sehingga
menguasai kelompok lain. Kekuatan atau ke-
unggulan kelompok bisa disebabkan oleh ciri-ciri
fisik, ekonomi, budaya, atau perilaku
kelompok minoritas
: kelompok yang kalah unggul atau lebih rendah
daripada kelompok mayoritas, sehingga menga-
lami diskriminasi dan eksploitasi
kelompok profesi
: kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan
bidang pekerjaan para anggotanya
kelompok volunter
: kelompok sosial yang terbentuk untuk mengusa-
hakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ang-
gota-anggotanya
konflik antarkelas
: pertentangan yang terjadi antara dua atau lebih
kelas atau kelompok sosial
konflik ideologis
: pertentangan nilai-nilai sosial yang dianut oleh
setiap golongan dalam masyarakat
konflik internasional
: pertentangan antara dua negara atau lebih
konflik kepentingan
: konflik yang dialami oleh seseorang yang men-
(conflict of interest)
duduki lebih dari satu peran sekaligus
konflik politik
: pertentangan partai-partai politk untuk mem-
perebutkan suatu kedudukan atau pengaruh da-
lam masyarakat
konflik rasial
: pertentangan antara dua kelompok ras yang ber-
beda yang saling berselisih mengenai suatu
persoalan tetapi bukan karena perbedaan ciri-ciri
fisik mereka
konflik sosial
: suatu bentuk interaksi yang ditandai oleh keadaan
saling mengancam, menghancurkan, melukai,
dan saling melenyapkan di antara pihak-pihak
yang terlibat
konsekuensi mobilitas
: akibat dan dampak yang ditimbulkan oleh per-
sosial
ubahan status sosial seseorang
kontrakultur
: kebudayaan khusus milik kelompok sosial terten-
(counter culture)
tu yang menyimpang dari kebudayaan induk,
disebut juga kebudayaan tandingan
lembaga swadaya
: kelompok sosial yang dibentuk oleh masyarakat
masyarakat
(LSM)
(bukan oleh pemerintah) dan bergerak dalam
Glosarium
235
berbagai bidang sesuai dengan kepentingan
anggota-anggotanya
mailist
: kelompok yang terbentuk lewat komunikasi meng-
gunakan e-mail
membership group
: semua kelompok sosial yang melibatkan kita se-
bagai anggotanya
mobilitas antargenerasi
: perbedaan status seseorang dibandingkan status
orang tuanya
mobilitas horizontal
: perpindahan dari suatu kelompok sosial menuju
kelompok sosial lainnya yang bersifat sederajad.
mobilitas intragenerasi
: perubahan status yang dialami seseorang dalam
masa hidupnya
mobilitas vertikal naik
: perpindahan status dan peran dari kelas sosial
yang lebih rendah menuju kelas sosial yang lebih
tinggi
mobilitas vertikal turun
: perpindahan status dan peran dari kelas sosial
lebih tinggi menuju kelas sosial lebih rendah
orde baru
: periode pemerintahan sejak tahun 1967 hingga
1998 di bawah kepemimpinan Presiden Suharto
out-group
: semua kelompok sosial yang tidak melibatkan
kita sebagai anggota
paguyuban
: kelompok yang anggota-anggotanya memiliki ke-
mauan bersama, sikap saling pengertian, dan
terdapat kaidah-kaidah interaksi
paternalisme
: prinsip-prinsip atau cara-cara pengelolaan hu-
bungan antarkelompok sosial seperti seorang ayah
mengatur anak-anaknya
peran sosial
: tingkah laku yang diharapkan muncul dari sese-
orang yang memiliki status tertentu
post-power syndrome
: ciri-ciri perilaku tertentu yang ditunjukkan se-
seorang sebagai akibat kehilangan kekukasaan
atau kedudukan
ras
: kelompok manusia yang agak berbeda dengan
kelompok-kelompok lainnya dalam segi ciri fisik
bawaan (Horton dan Hunt, 1987)
reference group
: kelompok sosial yang menjadi acuan (referensi)
bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan
perilakunya
solidaritas mekanis
: kebersamaan yang diikat oleh kesadaran kolektif
236
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
solidaritas organis
: kebersamaan yang diikat oleh kesadaran saling
ketergantungan di antara bagian-bagian dalam
masyarakat
solidaritas mekanis
: kebersamaan atas dasar kesamaan-kesamaan
yang dimiliki anggota-anggota masyarakat
sosildaritas organis
: kesatuan sosial yang memiliki bagian-bagian khu-
sus dengan tugas sendiri-sendiri namun bersifat
saling mendukung
sosiogram
: alat untuk mempelajari, mengukur, dan membuat
diagram (gambaran) hubungan sosial yang terjadi
pada suatu kelompok
stratifikasi ekonomi
: kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor
(economic stratification)
ekonomi (kekayaan, penghasilan, dan pemilikan
alat produksi)
stratifikasi politik
: kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan ke-
(political stratification)
mampuan yang dimiliki seseorang untuk me-
mengaruhi orang lain untuk mencapai suatu
tujuan
stratifikasi status sosial
: kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor
(
social status stratification)
kehormatan
stratifikasi usia
: kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor
(age stratification)
usia
stratifikasi tertutup
: kelas sosial yang tidak dapat dimasuki oleh
anggota kelas sosial lainnya
stratifikasi terbuka
: kelas sosial yang dapat dimasuki oleh anggota
kelas sosial lainnya
struktur sosial
: kelas-kelas dan kelompok-kelompok sosial yang
ada dalam masyarakat dan membentuk susunan
yang saling mempengaruhi
subkultur
: kebudayaan khusus kelompok sosial tertentu
superkultur
: kebudayaan yang berlaku untuk seluruh masya-
rakat dalam satu satuan wilayah yang luas
wewenang
: hak yang ditetapkan dalam suatu tata tertib sosial.
Hak itu meliputi penetapan kebijaksanaan, penen-
tuan keputusan mengenai masalah-masalah yang
penting dan menyelesaikan pertentangan
Daftar Gambar
237
Gambar 1.1
Salah satu contoh pengelompokkan sosial adalah para siswa sekolah.... 1
Gambar 1.2
Setiap kelas sosial berkedudukan bertingkat atau tidak sejajar............... 4
Gambar 1.3
Kedua jenis pekerjaan ini sama pentingnya di masyarakat. Jika salah
satu tidak ada maka masyarakat akan pincang. ................................... 7
Gambar 1.4
Golongan orang terpelajar selalu dianggap berstatus sosial tinggi.......... 8
Gambar 1.5
Setiap kelompok sosial yang ada di masyarakat berkedudukan sama
atau sejajar....................................................................................... 13
Gambar 1.6
Indonesia kaya akan kelompok etnik. Mereka bersatu merangkai
mutiara mutumanikam yang bernama Indonesia.................................. 15
Gambar 1.7
Perbedaan gender dapat dilihat dari pekerjaan atau aktivitas yang sedang
dilakukan ......................................................................................... 17
Gambar 1.8
Dari gaya busaha dua wanita ini, Anda tentu dapat mengenali dari
kelompok sosial mana
mereka berasal................................................ 21
Gambar 1.9
Kelas sosial seseorang dapat dikenali dengan keadaan tempat
tinggalnya........................................................................................ 22
Gambar 1.10
Selera dan kebiasaan makan mencerminkan kelas sosial seseorang....... 24
Gambar 1.11
Masa kanak-kanak mestinya untuk bermain dan belajar. Sayangnya,
keterbatasan ekonomi sering membuat anak-anak
terampas kebahagiaannya................................................................. 27
Gambar 1.12
Untuk memperoleh pekerjaan yang baik dan berpenghasilan
tinggi diperlukan pendidikan tinggi..................................................... 29
Gambar 2.1
Aktivitas sehari-hari dapat dipahami dengan sosiologi.......................... 39
Gambar 2.2
Awal perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sering didahului
oleh konflik...................................................................................... 41
Gambar 2.3
Inilah harga sebuah konflik................................................................ 44
Gambar 2.4
Perbedaan kepentingan antargolongan dapat memicu sebuah konflik... 47
Gambar 2.5
Pengerahan massa dalam kampanye sangat rawan terjadi konflik......... 50
Gambar 2.6
Berapa banyak kerugian materi dan nyawa yang tak berdosa dalam
konflik internasional seperti ini?......................................................... 51
Gambar 2.7
Setiap agama mengajarkan kedam
aian............................................... 53
Gambar 2.8
Konflik kebudayaan........................................................................... 55
Gambar 2.9
Hal seperti ini tidak perlu terjadi......................................................... 59
Gambar 2.10
Integrasi sosial.................................................................................. 62
Gambar 2.11
Simbol integrasi Indonesia................................................................. 66
Gambar 3.1
Mobilitas sosial ................................................................................. 77
Gambar 3.2
Pelantikan pejabat (menteri)............................................................... 79
DATAR GAMBAR
238
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
Gambar 3.3
Dalam status yang dimiliki, seseorang guru berperan membimbing
murid-muridnya dalam belajar............................................................ 81
Gambar 3.4
Dari seorang musisi tingkat lokal, Tia A7I menuju jenjang musisi
tingkat nasional................................................................................ 85
Gambar 3.5
Mobilitas sosial horizontal.................................................................. 87
Gambar 3.6
Pendidikan menjadi salah satu penunjang mobilitas sosial vertikal naik.. 89
Gambar 3.7
Mobilitas sosial di masyarakat pedesaan pada umumnya berjalan
lambat ............................................................................................. 94
Gambar 3.8
Keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
merupakan faktor pendukung mobilitas sosial ..................................... 95
Gambar 4.1
Suku-suku di Indonesia...................................................................... 113
Gambar 4.2
Rumah-rumah adat berbagai suku di Indonesia.................................... 115
Gambar 4.3
Pakaian adat merupakan kekayaan kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat multikultural.................................................................... 116
Gambar 4.4
Suatu komunitas............................................................................... 123
Gambar 4.5
Komunitas masyarakat desa............................................................... 125
Gambar 4.6
Komunitas masyarakat kota............................................................... 125
Gambar 4.7
Kerumunan seperti ini rawan menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan........................................................................................
128
Gambar 4.8
PMI adalah asosiasi yang bertujuan untuk menolong orang yang
dilanda kesusahan oleh berbagai sebab yang tidak diinginkan............... 130
Gambar 5.1
Aktivitas sehari-hari dapat dipahami dengan sosiologi.......................... 141
Gambar 5.2
Kelompok primer dapat terbentuk kapan saja dan dimana saja............. 143
Gambar 5.3
Kelas Anda adalah kelompok
In-group
bagi Anda, tetapi sebagai
out-group
bagi siswa dari kelas lain .................................................... 148
Gambar 5.4
Asosiasi pelayanan sosial................................................................... 152
Gambar 5.5
Jika Anda sekarang sering mengidam-idamkan menjadi mahasiswa,
maka dunia mahasiswa merupakan
reference group
bagi group........... 154
Gambar 5.6
Keluarga adalah bentuk paguyuban, setiap anggotanya berhubungan
akrab............................................................................................... 157
Gambar 5.7
Hubungan dalam organisasi perusahaan bersifat tidak intin
dan sement
ara.................................................................................. 159
Gambar 5.8
Kelompok sederhana bersolidaritas mekanis ....................................... 160
Gambar 5.9
Wapres dan para menteri adalah representasi sebuah organisasi
formal yang disebut negara................................................................ 163
Gambar 6.1
Persatuan harus tetap dijaga walau berasal dari kelompok sosial
yang berbeda.................................................................................... 177
Gambar 6.2
Demi menjaga keamanan nasional melahirkan kelompok sosial
(organisasi sosial) bernama angkatan bersenjata................................. 179
Gambar 6.3
Struktur sosiogram sebuah kelompok kecil.......................................... 183
Gambar 6.4
Pola interaksi berdasarkan sosiometri................................................. 185
Gambar 6.5
Salah satu sisi kehidupan di masyarakat kita yang masih diwarnai
segregasi.......................................................................................... 193
Gambar 6.6
Orang Cina di Indonesia berbicara dengan bahasa Indonesia atau
bahasa daerah (bukan bahasa Cina). Ini suatu bentuk asimilasi.
Bisakah Anda menemukan aspek kehidupan mereka yang masih
Dipertahankan
..................................................................................
194
Gambar 6.7
Paternalisme penguasa pribumi dengan penjajah................................. 195
Gambar 6.8
Keanekaragaman bentuk integrasi sosial yang ada di Indonesia............ 197
Daftar Gambar
239
Gambar 6.9
Buruh adalah mitra para pengusaha, sehingga keberadaan mereka
tidak boleh direndahkan.................................................................... 200
Gambar 6.10
Kemiskinan merupakan salah satu realitas sosial yang perlu
memerlukan perhatian khusus pemerintah.......................................... 203
Gambar 6.11
Sikap para tokoh di tingkat atas akan berdampak besar bagi
keutuhan kelompok-kelompok pendukung di bawah............................ 205
Gambar 6.12
Wanita mampu melakukan pekerjaan sama efektifnya dengan pria....... 206
H
Harga sosial 44
Hukuman perdata 161
Hukuman pidana 160
Hunt 14
I
Intim 143, 158, 159
Integrasi sosial 39, 61, 62, 63, 64, 65, 69, 76
J
Jeffris 9
K
Karl Marx 4, 41, 44, 47
Kasta 12, 38, 127
Kebudayaan 115, 116, 117, 118, 121, 124,
127, 132, 135, 136, 137
Kejahatan kerah putih 42
Kekerasan 44, 45, 52, 54, 58, 59, 60, 68, 69,
70, 73, 74
Kekuasaan 81, 101
Kekuasaan eksekutif 10
Kekuasaan legislatif 10
Kekuasaan yudikatif 10
Kelas sosial 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 32, 35,
37, 38, 118, 126, 127, 136, 140
Kelas borjuis 41
Kelas proletar 41
Kelompok dalam 147, 148, 149, 150, 155, 172,
173
Kelompok kemasyarakatan 151,
152, 168, 173
Kelompok luar 147, 148, 149, 150, 155, 172,
173
Kelompok satuan tugas 145, 146
Kelompok etnik 15, 16, 27, 28, 31, 38, 117
Kelompok sosial 3, 13, 14, 16, 17, 20, 21, 22,
24, 25, 26, 28, 34, 35, 37, 47, 77, 79
A
Agama 48, 54, 55, 60, 65, 66, 73, 74, 76
Amalgamasi 16, 37, 208, 209, 212
Androgini 18
Apartheit 85
Aristoteles 9
Asimilasi 16, 33, 37
Asosiasi 129, 130, 131, 139
B
Bangsa 116, 117, 120, 124, 127, 128, 136,
138, 140
C
Charles Lewis Taylor 59
Charles Horton Cooley 143, 167, 172
D
Dewan Perwakilan Rakyat 10
Deferensiasi sosial 3, 12, 13, 14, 22, 25
Difusi 192, 193, 212, 218
Diskriminasi 192, 196, 212, 218
E
Eksklusif 158
Eksploitasi 192, 211, 217, 218
Emile Durkheim 17
Etos kerja 93, 96
Etnosentrisme 149, 150, 173
F
Ferdinand Tonnies 157, 168
G
George Foster 201
Geor
ge Simmel 41, 42
Genocide
191
Gregariousness
132, 139
INDEKS SUBJEK DAN PENGARANG
Indeks Subjek dan Pengarang
241
Kelompok primer 129
Kelompok sosial 116, 117, 118, 119, 120,
121, 122, 123, 126, 127, 128, 129, 130,
131, 132, 133, 134, 136, 137, 138, 139,
140
Kemiskinan 198, 202, 203, 212, 213, 214
Kemiskinan struktural 203
Kerumunan 126, 127, 128, 129, 131, 139,
140
Kesadaran bersama 160, 165
Kusnadi 9
Kolektivitas 122
Kompetisi 44
Konflik horizontal 47
Konflik ideologis 55
Konflik internasional 50, 51, 68
Konflik politis 55, 56
Konflik vertikal 47
Konsensus 66, 69, 75
Kota 120, 124, 125, 126, 130, 138
Kontrakultur 116
L
Lewis Coser 41
M
Max Weber 164, 166, 170
Mahkamah Agung 10
Michael C. Hudson 59
Mobilitas horizontal 85, 86, 88, 92, 105, 108,
111
Mobilitas lateral 87, 100
Mobilitas sosial 79, 80, 81, 85, 86, 87, 88, 89,
91, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101,
104
Mobilitas vertikal naik 85, 86, 87, 111
Mobilitas vertikal turun 85, 86
O
Orde Baru 43, 50, 58, 72
Orde Lama 50
P
Panchamas
127
Paternalisme 192, 195, 218
Paul B. Horton 183, 189
Peran sosial 81, 83, 84, 105, 108, 109
Pertukaran sosial 203
Perubahan sosial 44, 53, 57, 58, 60, 68, 73,
74, 76
Pitirim A. Sorokin 88
Pluralisme budaya 204, 205, 212
Priyayi 127, 128
Primary group
143, 167
Privat 158
R
Ralf Dahrendorf 41
Ralph Linton 117
Ransom 9
Reference group
155, 156, 174, 175, 176
Robert Bierstedt 151, 168
S
Sajago 9
SARA 48, 49
Secondary group 143, 144, 167, 176
Segregasi 192, 193, 212, 213, 218
Sir Edward T
aylor 115
Soerjono Soekanto 122
Solidaritas mekanis 64, 75
Solidaritas organis 64, 75
Sosiogram 183, 184, 216
Sosiometri 183, 184, 189, 218
Stratifikasi sosial 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 18,
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 32, 35, 36, 38
Status sosial 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86,
87, 88, 89, 90, 91, 93, 96, 97, 99, 100, 101,
104, 105, 107, 108, 109, 110, 111
Stereotip 149, 150
Struktur sosial 3, 18, 20, 26, 30, 36, 37, 79,
80, 82
Subkultur 16, 37
Suku 116, 117, 120, 124, 133, 134, 136, 138,
140
Superkultur 116
T
Teori konflik 41, 47
T
okoh masyarakat 199, 205, 212
Trait
117
V
Vaillant 96
V
arna 127
W
Walton 42
Y
Young 42
242
Sosiologi SMA/MA Kelas XI
CATATAN
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
Indeks Subjek dan Pengarang
243
244
Sosiologi SMA/MA Kelas XI