Gambar Sampul Sosiologi · Bab VI Perkembangan Kelompok Sosial
Sosiologi · Bab VI Perkembangan Kelompok Sosial
Suhardi

24/08/2021 10:09:18

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

PERKEMBANGAN KELOMPOK SOSIAL

DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL

BAB VI

Anda telah memahami bahwa

sesungguhnya kita hidup di masya-

rakat senantiasa menjadi anggota

kelompok-kelompok sosial yang

beragam. Keberadaan kelompok

sosial menentukan sebagian besar

perilaku kita sebagai warga masya-

rakat. Begitu pentingnya arti kelom-

pok sosial mengingat kita ini hidup

dalam masyarakat multikulktural.

Kehidupan bersama dalam masya-

rakat multikulural menuntut sikap

saling menghargai terhadap ber-

bagai kelompok yang berbeda. Agar dapat menumbuhkan sikap itu, diperlukan

pemahaman yang cukup mengenai hubungan antarkelompok sosial.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat:

1. memahami proses terbentuknya kelompok sosial,

2. mendeskripsikan dinamika kelompok sosial,

3. menjelaskan hubungan antarkelompok sosial, serta

4. memiliki sikap saling pengertian terhadap kelompok sosial lain.

Kata Kunci :

Kelompok sosial, Masyarakat multikurtural, Dinamika sosial,

Hubungan

antarkelompok sosial, Diskriminasi, Difusi, Disintegrasi, Asimililasi,

Akulturasi, Integrasi sosial.

Gambar 6.1

Persatuan harus tetap dijaga walau ber-

asal dari kelompok sosial yang berbeda.

Sumber: Solopos, Jumat 8 September 2006

178

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

Peta Konsep

Eksploitasi, Diskriminasi,

Segregasi, Difusi, Asimilasi,

Akulturasi, Paternalisme

%aktor Internal dan Eksternal

Kelompok

Sosial

Kelompok

Sosial

Integrasi

Sosial

Simbiosis

Mutualisma

Distribusi Sumber

Daya

Penanggulangan

Kemiskinan

Mental

Kenegarawanan

Kesadaran

Pluralisme

Emansipasi

Wanita

Asimilasi dan

Amalgamasi

Mencakup

Mencakup

Mencakup

Berkaitan dengan

Berkaitan dengan

Berkaitan dengan

Berkaitan dengan

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

179

A. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial

Pada dasarnya, kelompok sosial ter-

bentuk pada saat individu-individu ber-

interaksi. Misalnya, seorang petani da-

lam menjalankan profesinya sebagai pe-

tani tentu membutuhkan bantuan orang

lain. Dia tidak bisa melakukan segala

sesuatu sehubungan dengan pekerjaan-

nya secara sendirian. Kebutuhan akan

bibit mendorong dia berinteraksi dengan

orang lain yang memiliki bibit. Keadaan

seperti ini mendorong orang lain untuk

bekerja sebagai penghasil dan penjual

bibit. Orang-orang yang bekerja sebagai

penghasil bibit merupakan ‘kelompok

penghasil bibit’. Demikian juga, orang

yang pekerjaannya menjual bibit merupakan ‘kelompok penjual bibit’. Sementara

itu, petani sendiri adalah bagian dari sekelompok orang yang bekerja di sektor

pertanian. Semua itu dinamakan kelompok sosial, dan kalau Anda cermati,

interaksi di antara mereka bersifat kerja sama dan saling menguntungkan

(asosiatif).

Apabila dikaji lebih jauh, manusia berinteraksi pada dasarnya disebabkan

oleh adanya suatu kebutuhan. Kebutuhan setiap individu tidak sama. Kebutuhan

juga berkaitan dengan kebudayaan, karena kebudayaan merupakan hasil

interaksi manusia sehubungan dengan tantangan hidup yang dihadapi. Tan-

tangan yang dihadapi orang-orang yang tinggal di pedalaman (lahan pertanian)

berbeda dengan tantangan yang dihadapi masyarakat pantai. Kebutuhan

masyarakat pertanian menimbulkan interaksi antarindividu yang akhirnya mem-

bentuk kelompok-kelompok sosial seputar dunia pertanian.

Keadaan tersebut berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pantai. Untuk

memenuhi segala kebutuhan pekerjaan sebagai nelayan terjadilah pembagian

kerja. Maka terbentuklah kelompok pembuat perahu, kelompok pembuat jaring,

dan kelompok penangkap ikan.

Selain karena adanya kebutuhan, terbentuknya kelompok sosial juga

disebabkan karena adanya suatu kesamaan kepentingan. Suatu kebutuhan

bersifat naluriah dan alamiah, sedangkan kepentingan lebih bersifat politis.

Kelompok sosial yang didasari oleh kepentingan merupakan hasil dari rekayasa

sosial yang rasional. Kelompok sosial yang terbentuk atas dasar kepentingan

biasanya muncul pada saat masyarakat modern yang mempunyai pembagian

kerja makin rinci dengan tingkat kompetisi yang ketat. Kondisi sosial seperti ini

menuntut individu-individu untuk lebih kreatif menciptakan sumber daya-sumber

daya baru untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya. Contohnya, para

Gambar 6.2

Demi menjaga keamanan nasional

melahirkan kelompok sosial (organisasi sosial)

bernama ‘angkatan bersenjata’.

Sumber: Solopos, 6 Oktober 2006

180

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

pengusaha konveksi berkumpul untuk mendiskusikan tentang peningkatan

penjualan. Para pengusaha tersebut sepakat untuk membuat sebuah iklan dan

menggelar sebuah

fashion show

dengan model terkenal di dalamnya. Oleh

sebab itu, iklan dan

fashion show

tersebut memperoleh citra positif, dan

masyarakat terpengaruh untuk mengenakan busana yang sama dengan model

pakaian yang dalam iklan atau

fashion show

. Hal tersebut akan menyebabkan

sebuah

trend

di kalangan masyarakat. Melalui pencitraan yang diciptakan oleh

para pengusaha, sebuah

trend

seolah-olah menjadi kebutuhan baru. Munculnya

kelompok masyarakat yang menganut bahwa

trend

adalah kebutuhan

merupakan kelompok sosial yang terbentuk dari hasil rekayasa para pengusaha

konveksi untuk memenuhi kepentingan mereka dalam melakukan penjualan.

Demikianlah kelompok-kelompok sosial di masyarakat terbentuk. Setiap

kondisi lingkungan dan masyarakat memengaruhi ragam kelompok sosial yang

terbentuk. Kondisi masyarakat kota yang heterogen juga memengaruhi ragam

kelompok-kelompok yang ada. Kebutuhan hidup yang beragam, tantangan

hidup sehari-hari yang beragam, membuat warga kota berinteraksi satu dengan

yang lain untuk beragam kebutuhan. Kehidupan modern di kota-kota industri

dan perdagangan membuat munculnya kelompok-kelompok profesi yang

beragam. Pembagian kerja di masyarakat modern semakin rinci sehingga lahir

banyak spesialisasi. Kalau Anda melihat sebuah pabrik, tentu mengetahui bahwa

setiap bagian mempekerjakan tenaga-tenaga spesialis. Misalnya pabrik mobil,

tidak mungkin sebuah mobil dibuat oleh sekelompok orang, sejak dari meran-

cang, membuat suku cadang, merakit, hingga mengecat, tetapi setiap bagian

dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terspesialisasi.

Untuk menciptakan tenaga-tenaga spesialis tersebut, dunia pendidikan

berperan untuk menyiapkannya. Seseorang yang mempunyai spesialisasi di

bidang perencanaan, biasanya hanya mampu mengerjakan bidangnya sendiri.

Dia tidak akan mampu mengerjakan bidang lain. Seorang ahli mesin, tidak

akan mampu mengerjakan perakitan badan mobil, karena tidak dididik untuk

itu.

Proses seperti ini menciptakan kelompok-kelompok sosial sesuai dengan

spesialisasi setiap orang. Gambaran yang terjadi pada pabrik mobil di atas

hanyalah salah satu contoh. Sebenarnya, setiap aspek dalam kehidupan masya-

rakat modern telah mengalami spesialisasi. Misal di dunia pendidikan, dalam

masyarakat sederhana (primitif), pekerjaan mendidik anak adalah tugas orang

tua. Namun, dalam dunia modern tugas itu diserahkan kepada guru-guru di

sekolah, maka terbentuklah kelompok sosial profesi guru. Perkembangan sekolah

mengharuskan berbagai pelajaan diberikan oleh guru-guru yang ahli di bidang

pelajaran tertentu, oleh sebab itu di SMP dan SMA mulai diajar guru bidang

studi yang menyebabkan lahirnya kelompok guru bahasa Indonesia, kelompok

guru matematika, kelompok guru kesenian, dan sebagainya.

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

181

Demikian seterusnya, semakin terspesialisasi bidang-bidang pekerjaan berarti

semakin banyak kelompok sosial yang terbentuk. Apalagi kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi membuat masyarakat semakin terbuka. Hampir tidak

ada masyarakat yang terbebas dari pengaruh dunia luar. Pengaruh dunia luar

membuat perubahan di masyarakat. Perubahan itu membuat masyarakat

semakin heterogen. Di samping terjadi spesialisasi yang melahirkan kelompok-

kelompok profesi, juga membuat beberapa warga masyarakat tidak terpenuhi

kebutuhannya secara mantap. Misalnya, akibat pengaruh informasi semua orang

menginginkan berbagai kebutuhan yang ditawarkan dalam iklan. Sayangnya

tidak semua orang mampu memperoleh apa yang ditawarkan, atau dengan

kata lain ketersediaan barang atau jasa yang ditawarkan tidak sebanding dengan

banyaknya warga masyarakat. Keadaan seperti ini melahirkan kelompok-

kelompok sosial baru.

Kelompok-kelompok sosial baru jenis kedua ini disebut kelompok volunter.

Anggota kelompok ini terdiri atas orang-orang yang mempunyai kepentingan

sama. Namun, kepentingan mereka tidak mendapat perhatian dari masyarakat

luas. Oleh karena itu, mereka membentuk kelompok sendiri untuk pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan anggota-anggotanya. Kebutuhan yang mereka

perjuangakan pemenuhannya bisa bersifat primer bisa pula sekunder baik

kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan primer itu adalah pangan,

sandang, dan papan, sedangkan kebutuhan sekunder antara lain rekreasi dan

hiburan. Sebagai contoh, terbatasnya daya tampung sekolah-sekolah atau

pergurunan-perguruan tinggi negeri melahirkan sekolah-sekolah dan perguruan-

perguruan tinggi swasta. Demikian juga dengan rumah sakit, klinik bersalin,

dan lain-lain. Semua itu menjadi wadah warga masyarakat yang tidak terlayani

oleh lembaga formal.

Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada

guru untuk dinilai!

1. OSIS adalah sebuah kelompok sosial. Keberadaannya berhubungan

dengan suatu interaksi yang terjadi di kalangan siswa. Diskusikanlah

dengan teman Anda, interaksi yang mendasari terbentuknya OSIS!

2. Anda mungkin tidak asing dengan

mailist forum

. Diskusikanlah dengan

teman Anda, apakah

mailist forum

termasuk kelompok sosial? Bagai-

mana proses terbentuknya? Tuangkan hasil diskusi Anda ke dalam

bentuk artikel dan tampilkan di majalah dinding sekolah setelah mem-

peroleh masukan dari guru Sosiologi dan TIK (Teknologi Informasi

dan Komunikasi).

Aktivitas Siswa

182

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

Tes Skala Sikap

Jawablah dengan tepat!

Kerjakan di buku tugas Anda!

1. Mengapa individu-individu dalam masyarakat cenderung membentuk

kelompok sosial?

2. Bagaimana proses terjadinya kelompok sosial secara umum?

3. Jelaskan proses terjadinya kelompok profesi dan kelompok volunter!

4. 8aktor-faktor apa saja yang memengaruhi keragaman kelompok sosial

di masyarakat?

5. Jelaskan hubungan antara interaksi sosial dengan proses terbentuknya

kelompok sosial!

Kerjakan di buku tugas Anda!

Ungkapkan tanggapan anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah

ini, dengan cara memberi tanda cek (

—

) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak

Setuju) atau R (Ragu-ragu)!

Pelatihan

1. Kelompok sosial terbentuk karena manusia ber-

interaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Kondisi masyarakat tidak terlalu berpengaruh

terhadap ragam kelompok sosial yang terbentuk.

Pengaruh yang lebih kuat adalah faktor budaya.

3. Dalam masyarakat nelayan tidak mungkin ter-

bentuk kelompok sosial pedagang beras, karena

kehidupan sebagai nelayan tidak berkaitan

dengan perdagangan beras.

4. Masyarakat kota sangat kompleks sehingga

kelompok sosial di dalamnya juga kompleks, dan

membuat warga kota menjadi anggota beberapa

kelompok sosial yang saling bertentangan.

No.

Pernyataan

S TS R

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

183

B. Dinamika Kelompok Sosial

Kelompok sosial dapat terbentuk kapanpun dan di manapun. Setelah kelom-

pok sosial terbentuk, bukan berarti menjadi statis pada tahap berikutnya. Se-

baliknya, setiap kelompok sosial akan selalu mengalami dinamika atau perubahan

dari waktu ke waktu. Perubahan dapat terjadi pada kegiatannya atau pada

bentuk dan strukturnya. Perubahan tersebut dapat berupa penambahan bagian-

bagian baru dalam struktur kelompok menjadi lebih baik, dan berupa pengu-

rangan bagian-bagian tertentu demi efisiensi tugas kelompok.

Dinamika kelompok menurut Paul B. Horton (1991) adalah interaksi yang

terjadi dalam kelompok sosial. Dalam hal ini, dinamika kelompok (

group

dynamics

) dianggap sebagai cabang tersendiri dalam sosiologi yang secara khusus

mempelajari interaksi yang terjadi di antara anggota-anggota kelompok kecil.

Melalui penelitian terhadap sebuah ke-

lompok, hubungan antaranggota diamati

dan dicatat. Hasil pengamatan akan

menunjukkan gambaran interaksi ang-

gota kelompok, pola kepemimpinan, dan

gambaran umum mengenai pola perilaku

kelompok tersebut.

Setiap kelompok memiliki struktur.

Struktur kelompok merupakan jaringan

hubungan dan pola komunikasi di antara

anggota-anggota kelompok, untuk mem-

pelajari, mengukur, dan membuat dia-

gram (gambaran) hubungan sosial yang

terjadi pada suatu kelompok diperlukan suatu alat yang disebut sosiogram. Bidang

keahlian khusus dalam sosiologi yang membicarakan hal ini disebut sosiometri.

Contoh sosiogram dapat dilihat pada gambar 6.3.

Gambar 6.3

Struktur sosiogram sebuah

kelompok kecil.

Sumber:

Paul B. Horton, 1991:234

C

E

D

8

AB

5. Terbentuknya kelompok sosial dipengaruhi oleh

kondisi alam, karena kondisi alamlah yang me-

nentukan pola interaksi dalam masyarakat.

No.

Pernyataan

S TS R

184

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

Gambar 6.3 adalah sebuah sosiogram yang menggambarkan struktur sebuah

kelompok kecil beranggotakan enam orang (A, B, C, D, E, dan 8).

Garis lurus dengan tanda panah menunjukkan adanya perasaan ‘senang

terhadap’.

Garis lurus putus-putus bertanda panah menunjukkan hubungan ‘tidak

senang terhadap’.

Tidak ada garis penghubung menunjukkan ‘sikap netral’.

Penerapan sosiometri telah menghasilkan beberapa penemuan penting

sehubungan dengan dinamika kelompok. Dari pengukuran pola hubungan dan

tingkat interaksi antaranggota kelompok diperoleh empat pola dengan ciri-ciri

interaksi yang terjadi, serta keunggulan dan kelemahannya. Keempat pola

kelompok itu adalah sebagai berikut.

1. Pola Melingkar

Dalam pola ini, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk ber-

komunikasi. Semua anggota berkedudukan sama, tidak ada yang menjadi

pemimpin. Pola ini memberikan kepuasan yang tinggi kepada setiap anggota

kelompok, namun kurang produktif dalam bekerja. Keuntungan lain dari pola

lingkaran adalah kemudahannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas

baru.

2. Pola Roda

Pola roda terdiri dari anggota-anggota yang mengitari seorang pemimpin.

Pemimpin ada di pusat lingkaran. Pemimpin berperan mengendalikan

komunikasi antaranggota sehingga efektif. Produktivitas kelompok berbentuk

roda sangat baik, namun kelemahannya adalah tidak memberikan kepuasan

yang memadahi kepada anggotanya.

3. Pola Rantai

Pola ini menempatkan anggota-anggota dalam jalur komunikasi satu arah.

Akibatnya efektivitas pelaksanaan tugas kelompok rendah.

4. Pola Y

Pola ini sama dengan pola rantai, yaitu menempatkan anggota kelompok

dengan jalur komunikasi satu arah.

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

185

Sementara itu, Soerjono Soekanto (1990) mendefinisikan dinamika

kelompok sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam kelompok, baik akibat

pengaruh situasi, akibat konflik di dalam kelompok, maupun akibat pengaruh

dari luar. Ketiga sebab tersebut memungkinkan terjadinya perubahan suatu ke-

lompok sosial, baik semakin berkembang, statis, atau terpecah dan bubar.

Dinamika kelompok sosial membedakan adanya kelompok yang stabil, dan

ada pula kelompok yang cepat berubah. Kelompok yang dianggap stabil adalah

yang tidak mengalami perubahan struktur, walaupun terjadi pergantian anggota

atau pengurus. Pengaruh apa pun dari luar tidak membuat kelompok jenis ini

goyah kestabilannya, sedangkan kelompok yang tidak stabil mengalami gon-

cangan akibat ditinggalkan salah satu anggotanya yang sangat berpengaruh.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah salah satu contoh kelompok sosial

yang stabil. Walaupun terjadi pergantian pimpinan secara periodik, tidak menye-

babkan strukturnya goyah. Sebaliknya, beberapa partai di negara kita ada yang

keutuhannya bergantung kepada kharisma ketua umum atau pendirinya.

Sehingga, pada saat pimpinannya berganti, maka keutuhan partai pun goyah.

Tidak ubahnya sebuah keluarga yang mengandalkan peran ayah sebagai

penopang kehidupannya. Pada saat ayah meninggal maka stabilitas keluarga

berantakan.

Dinamika kelompok terjadi karena adanya kekuatan-kekuatan yang

berpengaruh terhadap kelompok itu. Kekuatan-kekuatan tersebut menentukan

apa yang terjadi pada kelompok sosial. Ada kelompok sosial yang tetap stabil

walau dilanda pengaruh dari luar maupun dari dalam. Sebaliknya ada pula

kelompok yang cepat berubah walaupun tidak ada pengaruh dari mana pun.

Semua ini menjadi bahan kajian dalam dinamika kelompok sosial.

Berikut ini dijelaskan kekuatan-kekuatan yang berpengaruh terhadap

kelompok sosial.

Gambar 6.4

Pola interaksi berdasarkan sosiometri.

Pola Y

Pola Lingkaran Pola Roda

Pola Rantai

186

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

1. Pengaruh dari Dalam Kelompok (Internal)

Kelompok sosial adalah kumpulan individu-individu yang memiliki kesadaran

berinteraksi. Setiap individu memiliki pikiran, kehendak, dan perasaan berbeda.

Perbedaan pandangan dapat menyebabkan konflik antaranggota kelompok.

Bila para anggota mengalami polarisasi pendirian, maka terjadi kutub-kutub

yang berseberangan. Kelompok terpecah menjadi dua subkelompok yang saling

berkonflik karena perbedaan pendirian. Peristiwa seperti ini sering dialami oleh

partai-partai politik di negara kita. Sejak era multi partai di Indonesia (1999

hingga sekarang) sering terjadi perperpecahan partai dengan munculnya pengu-

rus-pengurus tandingan. Contoh, Partai Demokrasi Indonesia terpecah menjadi

PDI dan PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan terpecah menjadi PPP dan

PBR, dan sebagainya.

Dinamika sebagai akibat faktor internal juga dapat terjadi karena pergantian

pengurus atau pimpinan. Kelompok-kelompok sosial yang pengikatnya terletak

pada figur tokoh tertentu, pada saat tokoh tersebut diganti atau meninggal

maka keutuhannya pecah. Sebaliknya, apabila tokoh pengganti memiliki kele-

bihan tertentu sehingga mampu membuat perubahan yang positif, maka dina-

mika kelompok bersifat positif.

Konflik internal antaranggota kelompok, antara anggota dengan pengurus,

maupun karena pergantian pengurus menjadi sebab bagi proses formasi dan

reformasi kelompok. Proses formasi dapat diartikan sebagai penyusunan atau

pembentukan struktur baru, sedang proses reformasi berarti menata kembali

struktur yang sudah ada sebelumnya agar lebih baik. Pada saat ini Indonesia

mengalami reformasi di berbagai bidang. Pada tingkat pusat terjadi salah satunya,

yaitu reformasi sistem pemerintahan dan amandemen terhadap Undang-undang

Dasar 1945. Amandemen UUD berarti menata kembali berbagai aspek

mendasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa perubahan yang men-

dasar, antara lain pemilihan presiden dan kepala daerah secara langsung oleh

rakyat, dan sistem pemerintahan multipartai seperti sekarang ini.

2. Pengaruh dari Luar Kelompok (Eksternal)

Tidak ada satu kelompok sosial pun yang terbebas dari pengaruh kelompok

lain. Ini berarti terjadi hubungan dengan kelompok lain. Hubungan itu menimbul-

kan pengaruh terhadap masing-masing kelompok. Pengaruh yang terjadi bersifat

dua arah (saling memengaruhi).

Hubungan antarkelompok dapat bersifat asosiatif atau justru disasosiatif.

Hubungan yang saling mendukung at

au bekerja sama akan menimbulkan semakin

kokohnya struktur dan keutuhan kelompok, sedang

kan konflik dengan kelompok

lain dapat menyebabkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama akan ter-

jadi kehancuran, dan kemungkinan kedua justru akan membuat semakin kokoh.

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

187

Konflik antarkelompok dapat berupa persaingan untuk memperoleh sumber-

sumber ekonomi (mata pencaharian, barang modal, dll), atau pemaksaan unsur-

unsur kebudayaan. Di samping itu, dapat juga terjadi pemaksaan agama, do-

minasi politik, dan dominasi ekonomi. Konflik dua kelompok sosial yang paling

parah adalah perang. Kerusuhan di berbagai daerah di Indonesia (Poso, Ambon,

Papua, Aceh) merupakan konflik sosial yang melibatkan beberapa kelompok

masyarakat. Sedangkan perang antara Amerika dengan Irak (2005), atau antara

Israel dengan Lebanon (2006) adalah konflik antarnegara yang melibatkan faktor

agama, ideologi, politik, dan kepentingan ekonomi.

Apabila dua kelompok saling bertentangan maka terjadi proses sebagai

berikut:

a. Apabila dua kelompok bersaing maka akan timbul stereotip

Stereotip adalah prasangka penilaian buruk kelompok lain. Penilaian itu ti-

dak didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya. Prasangka biasanya bersifat

tidak objektif, dan menganggap setiap anggota kelompok lain memiliki sifat

sama (generalisasi).

Sebagai contoh, kelompok pedagang kaki lima terlibat konflik dengan

petugas ketertiban kota. Kelompok pedagang menganggap pemerintah kota

yang di-wakili oleh para petugas ketertiban sebagai kelompok orang yang hanya

mau menang sendiri, tidak memihak kepada rakyat kecil. Anggapan itu ditujukan

kepada semua petugas ketertiban, walaupun di antara para petugas itu ada

orang-orang yang sehari-harinya baik hati dan penuh pengertian kepada ke-

sulitan pedagang kaki lima.

Pihak pemerintah yang diwakili para petugas ketertiban juga muncul

stereotip terhadap kelompok pedagang kaki lima, stereotip itu berupa anggapan

terhadap kelompok pedagang kaki lima sebagai orang-orang yang tidak

mengindahkan aturan yang dibuat pemerintah.

b. Walaupun kedua kelompok yang bertentangan mengadakan

kontak, sikap bermusuhan mereka tidak berkurang

Kontak adalah bentuk hubungan yang dangkal. Dalam kontak belum terjadi

pertukaran informasi mengenai maksud dan tujuan masing-masing kelompok

yang berseberangan. Oleh karena itu, kontak belum bisa mengurangi ketegangan

yang telah terjadi. Dalam kasus yang dicontohkan di atas, kedatangan wakil

pemerintah untuk membacakan keputusan pemerintah sebagai dasar peng-

gusuran tidak akan mengurangi ketegangan mereka. Bahkan, kelompok pe-

dagang kaki lima memusuhi petugas atau menghalang-halangi proses

penggusuran.

188

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

c. Apabila kedua kelompok saling bekerja sama untuk satu tujuan

tertentu, maka pertentangan mereka ternetralisir

Sikap bekerja sama dalam kasus ini dapat diawali perundingan antara kedua

kelompok secara adil, terbuka, dan saling mengerti. Pemerintah harus dapat

menunjukkan alasan-alasan yang dapat diterima kelompok pedagang kaki lima

perlunya menata kembali lokasi yang mereka tempati. Penggusuran itu jangan

sampai merugikan usaha pedagang kaki lima. Hal-hal yang berhubungan dengan

besarnya uang pengganti kerugian, dan penempatan pada lokasi baru yang

memadahi harus dibicarakan bersama secara terbuka dan adil.

Apabila proses seperti itu dilakukan, barulah ketengangan dapat dikendorkan

dan akhirnya menjadi netral (tidak bermusuhan). Kerja sama antarkelompok

membuat terjadinya sikap saling pengertian, saling membutuhkan, dan saling

menghargai. Oleh karena itu, sikap bermusuhan harus ditinggalkan dan

digantikan oleh semangat kerja sama.

d. Apabila kedua kelompok saling bekerja sama, timbullah saling

pengertian dan pemahaman terhadap pihak lain

Hal seperti ini dapat menghilangkan prasangka yang telah timbul sebelum-

nya. Pertentangan dua kelompok sosial dapat saja dialami oleh kelompok mayo-

ritas dan minoritas, apabila hal ini terjadi maka kelompok minoritas bereaksi

dalam bentuk menerima, agresif, menghindari, atau asimilasi. Sikap menerima

terjadi, apabila kelompok minoritas merasa tidak berdaya menghadapi tekanan

kelompok mayoritas.

Sikap menghindari konflik juga sering mewarnai hubungan kelompok

mayoritas dan minoritas. Apabila merasa tidak mungkin mengalahkan dominasi

kelompok besar, maka banyak kelompok kecil yang dengan sengaja dan

terencana menghindari konflik dengan kelompok besar. Selain itu, dapat pula

terjadi asimilasi. Dalam asimilasi, kelompok kecil menerima unsur-unsur

kebudayaan kelompok besar, walaupun pada mulanya merasa asing dan tidak

suka, namun sedikit demi sedikit mengikuti kemauan kelompok mayorias.

Salah satu wujud dinamika kelompok sosial adalah perilaku kolektif. Perilaku

kolektif adalah cara berpikir, merasa, atau tindakan orang-orang yang berada

dalam suatu kerumuman atau kelompok tak terorganisasi lainnya.

Pada umumnya, perilaku kolektif berasal dari dorongan perasaan (hati),

tidak direncanakan, dan berlangsung singkat. Perilaku seperti ini sering bangkit

dalam situasi yang menyulut emosi banyak orang. Situasi tersebut dapat berupa

pertandingan olah raga, unjuk rasa, dan terjadinya bencana, sedangkan perilaku

kelompok sosial terorganisasi bersifat dapat diduga, terencana, dan jangka panjang.

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

189

Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada

guru untuk dinilai!

1. Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai proses pergantian

pimpinan di Tentara Nasional Indonesa (TNI)! Temukan alasan-alasan

yang menjadi dasar tetap stabilnya organisasi TNI walaupun sering

terjadi pergantian kepemimpinan! Buatlah laporannya!

2. Carilah informasi dari berbagai sumber, mengapa beberapa partai politik

di Indonesia yang mengalami perpecahan. Tulis hasil kajian Anda dalam

bentuk makalah untuk dipresentasikan di depan diskusi kelas!

Kerjakan di buku tugas Anda!

Jawablah dengan tepat!

1. Sebutkan faktor internal yang menyebabkan terjadinya perubahan ke-

lompok sosial!

2. 8aktor-faktor apa saja yang menyebutkan terjadinya dinamika kelom-

pok?

3. Apakah yang dimaksud dengan sosiometri?

4. Apabila Anda sedang berdiskusi mengenai suatu persoalan, pola apakah

yang sebaiknya Anda gunakan? Mengapa?

5. Jelaskan perbedaan definisi dinamika kelompok menurut Paul B. Horton

dengan Soerjono Soekanto!

Kerjakan di buku tugas Anda!

Ungkapkan tanggapan anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah

ini, dengan cara memberi tanda cek (

—

) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak

Setuju) atau R (Ragu-ragu)!

Aktivitas Siswa

Pelatihan

Tes Skala Sikap

190

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

C. Hubungan Antarkelompok Sosial

Salah satu penyebab utama terjadinya dinamika kelompok adalah hubung-

an antarkelompok. Hubungan antarkelompok dapat terjadi antara dua kelompok

sosial atau lebih. Secara umum, hubungan antarkelompok mengarah ke dua

kemungkinan, yaitu asosiatif atau disosiatif.

Inti dari pembicaraan kita kali ini tertuju kepada hubungan antarkelompok

yang memiliki perbedaan status sosial, ras, etnik, atau agama. Sebab, keempat

tipe kelompok itulah yang memiliki ciri-ciri khusus dalam hubungan antar-

kelompok. Dalam satu kelompok suatu kebudayaan yang dominan akan me-

mengaruhi bentuk hubungan antarkelompok di suatu masyarakat. Penelitian

yang diadakan di Medan dan Bandung oleh Edward M. Bruner menunjukkan

hal itu. Kota Medan adalah masyarakat multikultural yang terdiri dari kelompok-

kelompok etnik tanpa ada satu pun kebudayaan mayoritas (dominan). Keadaan

ini membuat persaingan antarkelompok demikian ketat yang terkadang

mengakibatkan hubungan sosial mengalami ketegangan. Hubungan yang terjadi

1. Setiap kelompok sosial dapat berubah atau bu-

bar, kecuali negara Republik Indonesia.

2. Pengaruh dari luar dapat menyebabkan semakin

kokohnya struktur kelompok, namun juga dapat

memecah-belah kelompok.

3. Kepemimpinan yang kuat dapat memengaruhi

efektifitas kerja kelompok sosial, namun biasanya

membuat para anggotanya mengeluh.

4. Semakin banyak Anda memiliki teman berarti

semakin bagus interaksi Anda dalam kelompok.

Hal ini menjadi kunci keberhasilan dalam bekerja

sama dalam kelompok.

5 Pertentangan antara pengurus dengan anggota

kelompok dapat membahayakan keutuhan ke-

lompok tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya di-

buat kepemimpinan kolektif agar pihak-pihak

yang saling bertentangan merasa terwakili

aspirasinya.

No.

Pernyataan

S TS R

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

191

didasari kepentingan yang berkembang secara rasional. Setiap kelompok

termotivasi untuk berprestasi dan menguasai sumber daya-sumber daya dalam

masyarakat. Berbeda dengan kota Bandung yang memiliki kebudayaan mayo-

ritas, yaitu Sunda. Kebudayaan Sunda mendominasi hubungan antarkelompok

yang ada disana, sehingga kelompok pendatang harus menyesuaikan diri dengan

kebudayaan yang sudah ada. keadaan ini menghasilkan hubungan yang serah

dan relatif tanpa gejolak. Namun, potensi konflik tetap ada walaupun dalam

bentuk yang relatif kecil dan terselubung seperti gosip atau pergunjingan-

pergunjingan di keloompok pendatang.

Kelompok minoritas dapat terjadi juga karena suatu bangsa menganeksasi

(menjajah) bangsa lain. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika sebelum tahun 1945

banyak yang dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa. Mereka menjadi kelompok

minoritas di negerinya sendiri sebelum merdeka. Bangsa-bangsa yang terjajah

secara politik, sosial, dan ekonomi dikendalikan oleh bangsa penjajah. Kekayaan

alam mereka dikuras untuk kemakmuran negeri penjajah, selama penjajahan

masih berlangsung nasib mereka tidak lebih dari sebagai kaum minoritas. Negara-

negara Eropa yang telah menjajah Asia dan Afrika selama tahun 1400-an hingga

1900-an antara lain Belgia, Perancis, Inggris,

Portugal, Belanda, dan Spanyol.

Nasib kelompok minoritas kadang-kadang

lebih buruk lagi. Para pendatang tidak cukup

hanya mendominasi kelompok minoritas,

tetapi juga mengusir mereka dari wilayahnya

sendiri. Seperti kedatangan orang kulit putih

yang kemudian mengusir orang-orang Indian

Cherokee dan memindahkan mereka ke

tempat reservasi di Oklahoma. Bahkan, lebih

dari itu, tidak jarang kelompok pendatang

yang ingin menanamkan dominasinya dengan

sistematis melakukan pembantaian etnis

(

genocide

). Nasib buruk kaum minoritas yang

dibasmi oleh pendatang juga terjadi di Amerika

Serikat, yaitu pembunuhan terhadap bangsa

Indian (penduduk asli benua Amerika) oleh

orang kulit putih yang datang mendominasi.

Sejarah kekejaman Nazi yang membunuh se-

kitar enam juta orang Yahudi juga merupakan

bentuk

genocide

lainnya.

Kelompok mayoritas tidak harus berarti

jumlahnya lebih banyak. Walaupun jumlahnya

sedikit, sebuah kelompok dapat dikatakan

sebagai mayoritas jika memiliki pengaruh lebih

besar terhadap kelompok lain.

Infososio

PERBUDAKAN

Perbudakan adalah praktik eks-

ploitasi dalam bentuk orang me-

miliki orang lain. Seorang budak

dianggap sebagai hak milik orang

yang menjadi tuannya. Budak be-

kerja untuk tuannya tanpa mem-

peroleh gaji. Tuan pemiliki budak

hanya menyediakan makanan,

tempat tinggal ala kadarnya, dan

pakaian. Hal ini, mirip dengan ke-

pemilikan terhadap binatang.

Perbudakan terjadi sejak zaman pra-

sejarah. Merebaknya perbudakan

terjadi di Yunani dan Romawi.

Pada abad pertengahan per

budakan

menurun, namun meningkat lagi

pada masa kolonialisasi di Asia,

Afrika, dan Amerika oleh bangsa

Eropa (1500-1600). Setelah

terjadi kesadaran moral, sejak

tahun 1800-an

perbudakan me-

nurun. Saat ini per

budakan di-

nyatakan ilegal, namun masih

tetap dipraktikkan di Afrika, Asia,

dan Amerika Utara.

Sumber: The Wordbook Millenium 2000

192

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

Kelompok mayoritas memiliki kekuatan lebih besar sehingga menguasai

kelompok minoritas. Kekuatan atau keunggulan kelompok bisa disebabkan oleh

ciri-ciri fisik, ekonomi, budaya, atau perilaku, sedangkan kelompok minoritas

dianggap tidak unggul atau lebih rendah daripada kelompok mayoritas. Akibat

adanya perbedaan kekuatan atau pengaruh, kelompok minoritas memperoleh

perlakuan eksploitatif dan diskriminatif dari kelompok mayoritas. Di samping

itu, hubungan antarkelompok juga diwarnai ciri-ciri khusus dalam bentuk

eksploitasi, diskriminasi, difusi, akulturasi, segregasi, paternalisme, pluralisme,

integrasi, dan asimilasi. Berikut ini, diuraikan ciri-ciri hubungan antar kelompok.

1. Eksploitasi

Keunggulan dalam hal ciri-ciri fisik pernah mengakibatkan eksploitasi

kelompok orang kulit putih terhadap orang kulit hitam di berbagai belahan

dunia. Bentuk eksploitasi itu berupa perbudakan. Pada saat ini, keunggulan

ekonomi dan budaya yang banyak menyebabkan terjadinya dominasi kelompok

mayoritas terhadap minoritas. Masyarakat maju yang kuat secara ekonomi

cenderung menguasai masyarakat miskin. 8enomena itu tampak dengan jelas

pada hubungan antara kelompok negara-negara maju dengan negara-negara

terbelakang. Apabila secara ekonomi sudah dominan, pada umumnya aspek

budaya pun akan dominan.

2. Diskriminasi

Diskriminasi adalah perlakuan yang berbeda yang dialami seseorang atau

sekelompok orang mengenai hal-hal tertentu. Misalnya, secara fisik kaum wanita

dianggap lemah dan emosional dibandingkan dengan kaum pria. Keadaan ini

membuat kaum wanita mengalami diskriminasi dalam hal memperoleh pen-

didikan dan pekerjaan atau jabatan. Diskriminasi tidak hanya dialami kelompok

wanita, tetapi juga para penderita cacat, penderita penyakit AIDS, penganut

agama, atau etnik tertentu.

Diskriminasi dapat dialami oleh individu, dan dapat pula dialami oleh ke-

lompok sosial. Penderita AIDS yang dikucilkan masyarakat atau dikeluarkan

dari pekerjaan adalah diskriminasi terhadap individu, sedangkan kebijakan ke-

lompok sosial (organisasi atau negara) yang hanya menguntungkan kelompok

tertentu dan merugikan kelompok lain adalah bentuk diskriminasi kelompok

terhadap kelompok sosial lain.

3. Segregasi

Segregasi merupakan pemisahan kelompok sosial berdasarkan tradisi atau

hukum. Kelompok yang mengalami perlakuan ini biasanya berbeda dalam hal

asal-usul etnik, agama, kesejahteraan, atau kebudayaan. Segregasi dapat terjadi

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

193

dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Misalnya, dalam hal memperoleh

perumahan, pendidikan, pekerjaan, dan penggunaan berbagai fasilitas umum

(sarana transportasi, rumah makan, dan lain-lain).

Salah satu wujud segregasi yang

ada di Indonesia adalah rintangan

perkawinan antarsuku, dan antar-

kelompok sosial. Beberapa suku di

Indonesia masih melarang terjadinya

perkawinan antarsuku, misalnya

masyarakat Batak tradisional.

Demikian juga halangan perkawinan

antara kelas sosial yang berbeda.

Misalnya, orang kaya cenderung me-

nikahkan anaknya dengan sesama

orang kaya.

4. Difusi

Tidak ada satu masyarakan pun yang benar-benar terisolasi sehingga tidak

pernah berhubungan dengan masyarakat lain. Pada saat terjadi kontak itulah

terjadi proses saling meminjam unsur budaya. Dengan cara demikian, akhirnya

unsur-unsur dan pola-pola budaya cenderung menyebar dari suatu masyarakat

ke masyarakat lain. Proses penyebaran unsur dan pola kebudayaan seperti ini

disebut difusi. Ada dua macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat, dan difusi

antarmasyarakat. Difusi intramasyarakat terjadi bila unsur kebudayaan yang

tersebar berasal dari masyarakat itu sendiri, sedangkan difusi antarmasyarakat

terjadi bila ada kontak antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

Dinamika sosial pada umumnya terjadi akibat adanya difusi. Difusi

berlangsung secara dua arah, saling memberi dan saling menerima. Namun,

umumnya masyarakat dengan teknologi lebih sederhanalah yang lebih banyak

menyerap unsur budaya dari masyarakat yang lebih maju. Demikian pula,

kelompok sosial berstatus rendah lebih banyak menyerap unsur budaya dari

kelompok sosial berstatus tinggi. Difusi disertai seleksi dan modifikasi. Jadi

unsur budaya yang diserap tidak selalu sama persis dengan aslinya. Dengan

bantuan teknologi komunikasi dan sarana transportasi yang telah berkembang

maju seperti sekarang ini, proses difusi tidak harus melalui kontak langsung

dengan sumber aslinya.

Gambar 6.5

Salah satu sisi kehidupan di masyarakat

kita yang masih diwarnai segregasi.

Sumber:

Haryana

194

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

5. Asimilasi

Kontak budaya juga terjadi melalui

perpindahan orang dari suatu masya-

rakat ke masyarakat lain sehingga me-

nimbulkan proses asimilasi. Asimilasi ter-

jadi bila kebudayaan masyarakat yang

didatangi bersifat dominan. Dalam ke-

adaan seperti itu, cara-cara dan tradisi-

tradisi yang dibawa dari kelompok pen-

datang akan menjadi bagian dari kebu-

dayaan yang mendominasi. Oleh karena

itu, proses asimilasi membuat kelompok

minoritas menjadi lebur karena anggota-

anggota kelompok kehilangan beberapa

ciri budayanya. Sementara itu, masyara-

kat yang didatangi menerima unsur-unsur baru dalam kebudayaannya. Unsur

baru hanya memperkaya variasi, namun dapat pula menjadi penyebab

perubahan yang cukup nyata di masyarakat.

6. Akulturasi

Pada saat pertama kali terjadi kontak antara dua kelompok sosial yang

memiliki kebudayaan berbeda dan kemudian terus-menerus berhubungan, ter-

jadilah pertukaran unsur-unsur kedua kebudayaan itu. Proses ini disebut

akulturasi. Akulturasi juga terjadi jika suatu bangsa menjajah atau menaklukkan

bangsa lain. Hubungan perdagangan juga mengakibatkan akulturasi. Dalam

akulturasi, kecuali terjadi penyerapan unsur-unsur budaya juga terjadi pen-

campuran unsur-unsur budaya. Unsur yang sering bercampur antara lain bahasa,

cara dan model busana, tarian, musik, resep makanan, dan berbagai peralatan.

Misalnya kita sebagai orang Indonesia telah lama menyerap unsur budaya dalam

bentuk model berpakaian ala dunia Islam dan ala Barat, begitu juga dengan

bahasa Indonesia yang banyak menyerap dari berbagai bahasa lain (Sansekerta,

Belanda, Arab, Cina, Inggris, dan lain-lain).

Melalui akulturasi, bagian-bagian tertentu dari salah satu atau kedua

kebudayaan kelompok sosial yang membaur terjadi perubahan. Akan tetapi,

keberadaan kelompok-kelompok sosial itu masih berbeda nyata. Di sinilah

perbedaan antara akulturasi dengan asimilasi, karena dalam asimilasi salah satu

kelompok sosial menjadi bagian dari kelompok lainnya dan identitasnya hilang.

Dalam akulturasi, unsur-unsur budaya asing yang mudah diserap biasanya

memiliki ciri-ciri mudah dipakai, sangat bermanfaat, dan mudah disesuaikan

dengan kondisi setempat. Misalnya, peralatan tulis-menulis, komunikasi,

transportasi, sarana pertanian dan mata pencaharian hidup lainnya. Unsur-

unsur itu biasanya berhubungan dengan perkembangan teknologi. Berbagai

Gambar 6.6

Orang Cina di Indonesia berbicara

dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Ini

suatu bentuk asimilasi. Bisakah Anda menemukan

aspek kehidupan mereka yang masih dipertahan-

kan?

Sumber: Haryana

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

195

unsur yang berhubungan dengan pemenuhan rasa senang, baik dalam bentuk

musik, mode pakaian, dan rekreasi juga mudah diserap masyarakat lain.

Sementara itu, unsur-unsur yang berhubungan dengan kepercayaan, nilai dan

norma sosial, dan bahan makanan pokok tidak mudah diserap.

7. Paternalisme

Paternalisasi terjadi pada saat Indonesia

dijajah Belanda. Orang Belanda sebagai

kelompok pendatang telah menjajah Indo-

nesia selama 350 tahun. Awal mulanya,

mereka mendirikan perusahaan dagang, la-

ma-kelamaan mendirikan benteng dan me-

nakhlukan raja-raja pribumi. Jumlahnya

yang sedikit (minoritas) tidak mungkin

mampu mengontrol wilayah yang demikian

luas (jauh lebih luas dari negeri Belanda

sendiri). Raja-raja pribumi masih diberi

kekuasaan terhadap penduduk, akan tetapi

raja-raja itu harus mengakui kedaulatan

Belanda sebagai penjajah.

Paternalisme juga sering dijadikan pola kerja sama antara pengusaha besar

dengan pengusaha kecil. Pengusaha besar memberi bantuan modal dan jaringan

pemasaran kepada pengusaha kecil. Dalam istilah hubungan seperti itu

pengusaha besar disebut bapak angkat sedangkan industri kecil disebut anak

asuh.

Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada

guru untuk dinilai!

1. Di sekolah Anda tentu terdapat berbagai kelompok siswa. Pilihlah dua

kelompok, misalnya tim bola voli putra dan tim bola voli putri di kelas

Anda! Deskripsikan hubungan antara kedua kelompok tersebut secara

tertulis!

2. Selama ini, resolusi PBB yang ditetapkan berdasarkan suara mayoritas

negara-negara anggotanya senantiasa diveto oleh Amerika Serikat jika

bertentangan dengan kepentingan negara itu. Diskusikanlah hal ini

dengan teman-teman Anda, sehingga memperoleh hasil analisis yang

tepat mengenai hubungan antara negara-negara di dunia! Tulis hasilnya

dalam bentuk artikel dan tampilkan di majalah dinding sekolah setelah

diperiksa oleh guru Anda!

Aktivitas Siswa

Gambar 6.7

Paternalisme penguasa pri-

bumi dengan penjajah.

Sumber:

Insight Guides

196

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

Tes Skala Sikap

Kerjakan di buku tugas Anda!

Jawablah dengan tepat!

1. Sebutkan hal-hal yang memengaruhi hubungan antarkelompok sosial!

2. Berikan contoh terjadinya asimilasi di antara dua kelompok sosial!

3. Berikan tiga contoh diskriminasi yang masih terjadi di masyarakat kita!

4. Apakah akibat dari terjadinya diskriminasi satu kelompok terhadap

kelompok lainnya?

5. Apakah perbedaan dan kesamaan asimilasi dengan akulturasi dalam

konteks hubungan antarkelompok sosial?

Kerjakan di buku tugas Anda!

Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah

ini, dengan cara memberi tanda cek (

—

) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak

Setuju) atau R (Ragu-ragu)!

Pelatihan

1. Hubungan antarkelompok sosial selalu meng-

akibatkan terjadinya perubahan yang bersifat po-

sitif.

2. Untuk menghindari pecahnya partai-partai di

Indonesia, perlu dibuat peraturan yang melarang

hubungan antarpartai.

3. Segregasi hanya terjadi di masyarakat yang me-

miliki penduduk kulit hitam dan kulit putih seperti

di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada.

4. Dampak positif hubungan antarkelompok adalah

terjadinya formasi dan reformasi struktur kelom-

pok.

5. Reformasi yang terjadi di Indonesia sejak tahun

1998 adalah akibat pengaruh dari negara-negara

lain.

No.

Pernyataan

S TS R

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

197

D. Integrasi Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Lebih dari 250 suku bangsa di

Indonesia memiliki bahasa dan latar

belakang kebudayaan yang berbeda.

Pada saat masing-masing berada da-

lam pergaulan dengan sesama ang-

gota kelompok sosial masing-masing,

tentulah tidak ada persoalan kebu-

dayaan. Namun, ketika mereka ber-

gaul dengan kelompok sosial lain,

maka sikap saling menghargai kebu-

dayaan yang berbeda menjadi sangat

penting. Lebih-lebih para kaum urban

di kota-kota yang merupakan komu-

nitas dengan beragam latar belakang

etnik dan kebudayaan. Kesadaran

hidup dalam masyarakat muktikultural

juga menyangkut penghargaan ter-

hadap status dan hak-hak kaum

wanita.

Suku-suku bangsa di Indonesia

menjunjung tinggi semboyan ‘Bhinne-

ka Tunggal Ika’ sebagai wujud sikap penghargaan terhadap perbedaan

kebudayaan, demikian juga di negara-negara lain yang masyarakatnya

multikultur. Negara-negara Eropa bekas penjajah memiliki kelompok-kelompok

etnik yang berasal dari wilayah jajahannya. Untuk menghargai kebudayaan

mereka berbagai upaya telah dilakukan. Diantaranya adalah dengan mengajarkan

sikap saling memahami perbedaan agama di antara warganya. Sebagai contoh,

runtuhnya politik

apartheid

di Afrika Selatan, melahirkan semboyan ‘Afrika

Selatan adalah milik semua orang yang hidup di dalamnya, persatuan dalam

keanekaragaman’. Semboyan itu menjadi tanda dimulainya sikap menghargai

kebudayaan etnik-etnik asli Afrika. Bahkan, Afrika Selatan membentuk suatu

komisi khusus yang bertugas melindungi hak hidup berbagai kebudayaan, agama,

dan bahasa yang ada di sana. Pada tahun 1970-an, Australia meski agak

terlambat juga mulai memberi kewenangan kepada suku Aborigin (penduduk

asli benua Australia) untuk mengatur warisan kebudayaan nenek moyang mereka.

Pengakuan terhadap hak milik atas tanah orang aborigin baru diberikan tahun

1972. Di Selandia Baru, mulai ada pengakuan terhadap hak-hak orang suku

Maori atas warisan sejarahnya, termasuk menyerahkan wewenang yang lebih

luas kepada suku itu untuk mengatur urusan internalnya sendiri.

Gambar 6.8

Keanekaragaman bentuk integrasi

sosial yang ada di Indonesia.

Sumber:

Insight Guides

198

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

Walaupun kesadaran hidup dalam masyarakat multikultural telah semakin

meluas, namun masih banyak tantangan yang menghadang. Salah satunya

adalah perlunya dikembangkan sistem nilai sosial dan sistem hukum yang

menjamin agar keragaman kebudayaan dan bahasa tetap dihargai dan dilindungi.

Masyarakat pluralistik seperti Indonesia memiliki banyak kelompok suku,

ras, agama, dan etnik. Belum lagi kelas-kelas sosial yang terbentuk akibat

kesenjangan ekonomi. Ada sekelompok kecil orang yang mampu menjadi pengu-

saha besar dengan aset ratusan triliun rupiah, ada kelas menengah yang

mempunyai pekerjaan bagus, pendidikan tinggi untuk menunjang karirnya itu,

penghasilannya pun memungkinkan mereka hidup dengan nyaman. Namun,

ada juga puluhan juta orang di Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Kondisi semacam itu sebenarnya rawan akan perpecahan (disintegrasi) dan

konflik sosial. Suatu masyarakat yang selalu dilanda konflik dan disintegrasi

senantiasa tidak nyaman bagi warganya, terganggu perkembangan dan per-

tumbuhan ekonominya. Pada akhirnya, ketidakstabilan sosial itu berujung pada

terpuruknya masyarakat ke dalam lembah kemiskinan. Sebab, kekacauan sosial

sangat mengganggu kegiatan ekonomi. Padahal, semakin meluasnya kemiskinan

dan semakin dalamnya jurang perbedaan akan berpotensi menimbulkan konflik

dan perpecahan. Kecemburuan sosial akibat kesenjangan ekomoni sering

meningkatkan angka kriminalitas dan protes sosial, misalnya kaum buruh yang

merasa tidak memperoleh penghasilan cukup ramai berdemontrasi atau mogok

kerja. Sementara itu, keterpurukan ekonomi masyarakat tidak memungkinkan

pengusaha meningkatkan keuntungannya, termasuk untuk menaikkan menggaji

para buruh.

Demikian juga kesenjangan sosial yang muncul antarkelompok etnik.

Kelompok etnik Papua dan masyarakat Indonesia bagian timur lainnya yang

hingga kini belum menikmati kemakmuran setara dengan warga negara

Indonesia di bagian barat (Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali) menuntut disintegrasi.

Perlakuan tidak adil yang mereka terima selama ini membuat mereka tidak

puas, sehingga muncullah tuntutan-tuntutan pemisahan diri yang dimotori OPM

(Organisasi Papua Merdeka). Dengan alasan yang hampir serupa, Aceh dengan

Gerakan Aceh Merdeka dan Maluku dengan Republik Maluku Selatan pernah

menuntut untuk melepaskan diri dari kesatuan Republik Indonesia.

Kondisi seperti di atas sungguh sangat tidak diharapkan siapa pun.

Bagaimana pun juga, hidup bersama dalam satu kesatuan negara besar Republik

Indonesia tetap lebih baik. Berdiri sendiri-sendiri dalam suatu negara-negara

kecil akan lebih lemah dan mudah dipermainkan negara lain yang lebih besar.

Oleh karena itu, sesungguhnya kesadaran untuk tetap menjaga persatuan dan

kesatuan Republik Indonesia hendaknya tetap harus dimiliki oleh rakyat

Indonesia. Namun, kesadaran hanyalah salah satu hal yang memang penting

untuk diupayakan. Akan tetapi, kenyataan masyarakat Indonesia yang pluralistik

seperti yang digambarkan di atas adalah hal lain yang perlu diwaspadai.

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

199

Konsekuensi-konsekuensi adanya berbagai ragam suku bangsa, agama, dan

kelas sosial ekonomi harus dikelola sehingga keutuhan negara kesatuan republik

Indonesia tetap terjaga.

Ada beberapa upaya yang bersifat sosial budaya yang dapat dilakukan untuk

mempertahankan integrasi masyarakat. Akan tetapi, setiap upaya tidak berdiri

sendiri melainkan harus berjalan bersama-sama dengan upaya lain. Lagi pula

setiap upaya tidak selalu dapat diterapkan terhadap setiap kasus yang terjadi.

Setiap konflik atau ancaman integrasi yang terjadi di antara kelompok dan

kelas sosial memiliki karakteristik tersendiri sehingga memerlukan pendekatan

yang khusus pula. Oleh karena itu, pemilihan cara dan pendekatan dalam upaya

penanganan konflik dan disintegrasi sosial ditentukan oleh situasi dan kondisi

masyarakat dan sifat kasusnya. Integrasi sosial dalam masyarakat mutikultural

umumnya berlangsung dalam dua pola, yaitu normatif dan sosiatif. Pola integrasi

normatif menekankan pada kepatuhan semua individu atau kelompok sosial

dalam masyarakat terhadap aturan-aturan baku yang diberlakukan secara umum

dan mengikat. Pola ini ditandai dengan adanya perangkat-perangkat formal

yang mengatur hubungan antarindividu maupun antarkelompok. Perangkat-

perangkat ini dioperasionalkan oleh lembaga yang juga bersifat formal, contoh-

nya lembaga yudikatif (pengadilan, jaksa, dan MA) yang mengatur hubungan

antarindividu dalam wilayah hukum.

Pola yang kedua adalah sosiatif. Pola integrasi ini menekankan pada

kesadaran sosial yang dimiliki oleh individu atau kelompok dan kekuatan luar

yang mempunyai pengaruh yang kuat pada masyarakat. Keberadaan perangkat-

perangkat tidak dalam bentuk yang formal, tetapi cukup mengikat secara moral

dan sosial. Kekuatan luar antara lain terdiri dari pemuka agama, tokoh masya-

rakat, tokoh sosial, dan pemimpin adat. Melalui mereka, nilai-nilai yang mem-

persatukan individu dan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dapat

diharapkan keberhasilannya, misalnya pertemuan tokoh lintas agama. Per-

temuan ini akan berpengaruh terhadap meredupnya ketegangan dalam masya-

rakat yang bersumber pada perbedaan agama dan keyakinan.

Beberapa metode untuk melaksanakan integrasi sosial adalah sebagai

berikut:

1. Membina Hubungan Simbiosis Mutualisma

Hubungan simbiosis mutualisma adalah bentuk kerja sama antarkelompok

masyarakat yang bersifat saling menguntungkan. Pendekatan ini lebih bersifat

kerja sama ekonomi. Dalam bidang ekonomi, kerawanan sosial yang sering

muncul adalah kesenjangan antara kelompok orang kaya dan orang miskin,

atau antara kelompok orang yang menguasai sumber daya ekonomi dengan

kelompok yang tidak menguasai sumber daya ekonomi. Kelompok orang kaya

sekaligus yang menguasai sumber daya ekonomi diwakili oleh para pengusaha,

sedangkan kelompok orang miskin yang tidak menguasai sumber daya ekonomi

200

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

diwakili oleh kelompok buruh yang

mengandalkan pendapatan mereka dari

bekerja pada perusahaan-perusahaan.

Kasus yang biasanya terjadi adalah

pihak pengusaha bersikap merendahkan

para buruh. Para pengusaha merasa be-

rada di pihak yang kuat sehingga mem-

perlakukan mereka secara kurang pan-

tas. Rendahnya upah yang diberikan, ti-

dak adanya jaminan kesehatan dan

keselamatan kerja, tidak mengasuransi-

kan pekerja, dan berbagai bentuk tun-

jangan kesejahteraan lainnya, pada

umumnya menjadi sumber ketidakpuas-

an kelompok buruh. Apabila ketidak-puasan itu disalurkan lewat serikat-serikat

buruh, dan kemudian menjadi gerakan terorganisasi menuntut hak-hak mereka

melalui de-monstrasi dan mogok kerja, berarti telah timbul konflik di antara

kedua kelompok sosial tersebut.

Kasus yang sering terjadi di Indonesia adalah demonstrasi kaum buruh

menuntut kenaikan upah. Demonstrasi kaum buruh yang paling besar adalah

demonstrasi buruh pada bulan Maret hingga April 2006 yang menuntut

pemerintah untuk membatalkan rencana perevisian undang-undang yang

mengatur hubungan buruh dan majikan. Buruh menganggap undang-undang

itu semula berpihak pada nasib kaum buruh, tetapi setelah pemerintah mendapat

masukan dari pengusaha dan investor, menilai undang-undang itu menghambat

investasi dan perkembangan dunia usaha maka akan direvisi. Sebelum rancangan

revisi dibuat, para buruh sudah menolak lewat aksi demontrasi yang kian hari

kian meluas, bahkan mengancam akan mogok nasional.

Konflik semacam itu jelas merugikan integrasi bangsa, khususnya integrasi

antara pengusaha dan buruh yang sebenarnya dua pihak yang saling mem-

butuhkan. Pengusaha tidak mungkin menjalankan usahanya jika tidak ada para

buruh yang bekerja. Sebaliknya, para buruh membutuhkan keberadaan para

majikan yang membuka usaha sehingga tercipta lapangan kerja bagi buruh.

Untuk menciptakan hubungan yang harmonis di antara kedua kelompok sosial

itu diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan. Pengusaha harus meng-

hargai para buruh dengan memberikan imbalan kesejahteraan yang layak. Para

buruh pun harus bekerja dengan produktivitas tinggi untuk memajukan peru-

sahaan. Pemerintah sebagai pihak ketiga yang berwenang membuat regulasi

(peraturan) pun jangan berat sebelah, baik pengusaha maupun buruh harus

sama-sama diperhatikan kepentingannya. Aturan yang menguntungkan kedua

belah pihak akan membuat kelompok pengusaha tetap dapat beroperasi, dan

buruh pun diperhatikan kesejahteraannya. Apabila aturan yang menjamin kondisi

seperti itu dapat diwujudkan maka akan tercipta simbiosis mutualisma antara

kelompok pengusaha dan kelompok buruh.

Gambar 6.9

Buruh adalah mitra para pengu-

saha, sehingga keberadaan mereka tidak boleh

direndahkan.

Sumber:

Haryana

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

201

Kerjasama saling menguntungkan seperti di atas, tidak hanya dapat

diterapkan untuk kalangan pengusaha dengan buruh. Setiap ada dua kelompok

atau lebih yang sebenarnya saling membutuhkan dan saling bergantung,

sebaiknya diatur agar tercipta simbisosis mutualisma. Petani, tengkulak, dan

industri adalah tiga pihak yang saling membutuhkan. Nelayan dan perusahaan

pengolah ikan juga demikian, bahkan para pemilik toko dengan para pelayan

toko juga memerlukan kerja sama saling menguntungkan itu agar semua ke-

lompok terjamin kepentingannya. Apabila salah satu kelompok berusaha

menekan kelompok lain baik dengan cara langsung maupun memanipulasi

peraturan, maka lama-kelamaan akan pecah konflik dan terjadikan diintegrasi

di antara keduanya. Selanjutnya, disintegrasi antarkelompok sosial akan

mengganggu kesatuan masyarakat secara umum.

2. Distribusi Sumber Daya Secara Adil

Segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup

manusia disebut sumber daya, baik itu bersifat alamiah, sosial, budaya, maupun

ekonomi. Keberadaan sumber daya di masyarakat tidak semuanya berlimpah,

melainkan lebih banyak yang terbatas. Sumber daya yang keberadaannya

terbatas inilah yang sering menimbulkan konflik jika distribusinya tidak men-

cerminkan keadilan. Menurut George 8oster (1

967), seorang antropolog Amerika

Serikat, sumber daya yang terbatas itu misalnya penghasilan,

kekuasaan,

kesempatan, berbagai kekayaan alam, dan bahkan sesuatu yang bersifat simbolik

yaitu status sosial. Setiap orang dalam suatu masyarakat secara tidak sadar

menganggap berhak mendapatkan sumber daya itu secara adil. Namun, ke-

nyataannya tidak semua orang mampu memperolehnya, di samping karena

keterbatasan sumber daya itu juga karena keterbatasan kemampuan dirinya.

Oleh karena itu, orang-orang yang beruntung dapat memperoleh sumber daya

secara berlebihan harus mengembalikan (redistribusi) sebagian sumber daya itu

kepada warga masyarakat yang kurang beruntung. Bentuk konkretnya, orang

kaya harus membantu orang miskin, para penguasa harus melindungi rakyat

biasa, dan lain-lain.

Apabila prinsip keadilan distribusi sumber daya yang terbatas itu dilanggar

maka timbullah konflik sosial dan perpecahan. Kasus demontrasi warga

masyarakat Papua yang menuntut penutupan tambang tembaga dan emas

PT.

%reeport

, tuntutan Aceh untuk melepasan diri dari kesatuan Republik Indonesia,

dan berbagai kasus disintegrasi lain di Indonesia dapat dipahami akar masalahnya

dari sudut pandang ini.

Pemahaman kasus seperti di atas dapat diterapkan terhadap kasus di Aceh

dan Riau. Ketidakadilan distribusi kekuasaan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah, ditambah lagi ketidakadilan distribusi hasil sumber daya alam dan

pengelolaan aset-aset ekonomi, menyebabkan mereka berupaya memisahkan

diri dari Indonesia. Untuk mencegah hal itu agar tidak terulang lagi, maka perlu

202

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

diupayakan adanya pembagian yang adil atas berbagai sumber daya yang ada,

baik itu sumber daya alam, sumber daya ekonomi, sumber daya sosial budaya,

dan kekuasaan.

Oleh karena itu, setelah gelombang reformasi bergulir pemerintah pusat

mulai meredistribusikan berbagai sumber daya itu ke daerah-daerah. Dalam hal

pembagian keuntungan hasil tambang, pengaturan anggaran negara, dan

bahkan desentralisasi kekuasaan lewat otonomi daerah. Tentu saja pada tahap

awal masih terjadi ketimpangan-ketimpangan pelaksanaannya. Tidak ada

manusia yang mampu sekaligus mengubah sistem menjadi sempurna seratus

persen. Semua perlu belajar dari kesalahan, kemudian dikoreksi dan disem-

purnakan. Masa-masa awal yang penuh pancaroba itu harus dilalui dengan

kesabaran dan tekat untuk tetap satu dalam keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Jalan benar telah ditempuh, yaitu dengan meredistribusikan sumber

daya secara adil, walaupun keadilan itu sendiri masih selalu mengalami tarik

ulur manifestasinya yang paling tepat sehingga dapat diterima semua pihak.

Suatu saat, keutuhan masyarakat Indonesia akan kembali normal dan stabil

dengan pendekatan ini.

3. Penanggulangan Kemiskinan

Kelas orang miskin selalu digambarkan sebagai sekelompok orang yang

kebutuhan hidupnya tidak atau kurang tercukupi. Mereka tinggal di rumah-

rumah sederhana, kurang memenuhi syarat kesehatan, kumuh, tidak permanen,

tidak memiliki pekerjaan tetap atau pekerjaannya tidak memberikan penghasilan

cukup, kurang pendidikan, dan hidupnya tersisih. Keterbatasan ekonomi juga

menyebabkan mereka tidak memiliki kesempatan berhubungan dengan dunia

luas. Akibatnya, semakin sempit wawasan mereka. Semakin sempit pergaulan

seseorang semakin kecil peluangnya untuk menemukan mitra kerja sama untuk

memperbaiki kehidupan. Kondisi semacam ini sering menjadi sebab orang-

orang miskin kalah dalam persaingan hidup dengan warga masyarakat lainnya.

Dampaknya, mereka menjadi tidak puas terhadap kondisi di masyarakat, dan

muncullah berbagai tindakan kriminal yang dapat mengarah pada gangguan

terhadap keutuhan masyarakat. Di sisi lain, melihat kehidupan orang kaya yang

serba berkecukupan dan bahkan serba mewah menimbulkan perasaan iri dan

cemburu.

Kemiskinan adalah kenyataan yang selalu ada di masyarakat. Keberadaannya

tidak bisa dihapus sama sekali. Meningkatnya jumlah orang-orang miskin perlu

diwaspadai. Sebab, semakin banyak orang miskin juga mengancam harmoni

masyarakat. Ketidakkharmonisan itu merupakan konsekuensi perbedaan sosial

antara orang kaya dengan orang miskin. Di antara kedua kelas sosial itu terdapat

kesenjangan sosial yang memicu kecemburuan dari kalangan orang miskin

terhadap orang kaya. Kecemburuan sosial itulah yang potensial memecah-belah

integrasi sosial.

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

203

Upaya penanggulangan kemis-

kinan berkaitan erat dengan proses

pertukaran sosial (

social exchange

)

secara umum. Pertukaran sosial

berupa hubungan antarkelompok

dan antarkelas sosial yang bersifat

saling memberi dan saling meneri-

ma (resiprokal). Hubungan resipro-

kal tidak harus bersifat simetris,

artinya apabila satu pihak mem-

berikan sesuai kepada pihak lain

berupa uang, maka pihak penerima

nantinya akan membalas dengan

memberikan uang pula, akan tetapi

hubungan resiprokal kadang-kadang

bersifat asimetris, misalnya rakyat

membayar pajak kepada pemerin-

tah, dan pemerintah memberikan perlindungan kepada rakyat. Pertukaran sosial

ini, apabila berjalan tanpa gangguan, kehidupan masyarakat akan harmonis

dan jauh dari disintegrasi.

Kemiskinan merupakan akibat dari distribusi sumber daya yang tidak merata,

baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Kadang-kadang secara sistematis

peraturan-peraturan pemerintah membuat orang miskin semakin miskin dan

orang kaya semakin kaya. Kemiskinan akibat peraturan pemerintah yang berat

sebelah seperti itu oleh ahli ilmu sosial disebut kemiskinan struktural

.

Contoh

kemiskinan struktural adalah orang-orang miskin yang baru muncul sebagai

akibat kenaikan harga bahan bakar minyak mencapai seratus persen pada awal

tahun 2006. Kenaikan harga BBM yang begitu tinggi memicu kenaikan hampir

semua barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, sementara itu pendapatan

masyarakat relatif tetap. Akibatnya, di antara mereka yang semula bukan orang

miskin, tiba-tiba jatuh ke lembah kemiskinan struktural.

Untuk memperkokoh keutuhan masyarakat, kemiskinan harus ditanggulangi

agar jumlahnya menjadi seminimal mungkin. Berbagai upaya telah dilakukan

pemerintah, swasta, maupun perseorangan. Berbagai program bantuan untuk

mengangkat kehidupan orang-orang miskin selalu dijalankan. Upaya yang telah

dilakukan pemerintah antara lain mengimplementasikan Program Inpres Desa

Tertinggal mulai tahun 1993, Program Kelompok Usaha Bersama (PKUB) tahun

1996, Tabungan Kesejahteraan Rakyat (Takesra) dan Kredit Usaha

Kesejahteraan Rakyat (Kukesra) tahun 1997, Inpres Desa Tertinggal (IDT) tahun

1994, program pembangunan perumahan rakyat bagi warga masyarakat

berpenghasilan rendah, pemberian bantuan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa

yang berasal dari keluarga kurang mampu, pemberian subsidi harga pupuk

untuk petani kecil, pemberian subsidi harga BBM untuk masyarakat kelas bawah,

Gambar 6.10

Kemiskinan merupakan realitas sosial

yang memerlukan perhatian khusus pemerintah

Sumber:

Tempo, 1-7 Agustus 2005

204

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk SD dan SLTP,

penyediaan sarana kesehatan murah melalui Puskesmas dan Posyandu. Secara

bertahap pemerintah juga melakukan deregulasi (pengaturan kembali) peraturan-

peraturan yang kurang berpihak kepada orang miskin. Sementara itu, pihak

swasta juga mulai peduli kepada perbaikan hidup orang miskin. Misalnya, peru-

sahaan yang membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat

sekitar, atau program bantuan langsung lainnya ketika terjadi wabah atau ben-

cana alam. Lembaga sosial masyarakat juga ada yang bergerak di bidang

pemberdayaan orang-orang miskin.

4. Membina Kesadaran Pluralisme Budaya

Masyarakat selalu bersifat majemuk, baik secara horizontal (adanya kelom-

pok-kelompok sosial) dan secara vertikal (adanya kelas-kelas sosial). Perbedaan

sosial pasti ada dalam masyarakat. Bahkan, tidak mungkin kesadaran ber-

masyarakat akan timbul jika tidak ada perbedaan itu. Contoh, kesatuan sosial

terkecil yang disebut keluarga. Mungkinkah sebuah keluarga terbentuk jika tidak

ada ayah, ibu, kakak, dan adik? Perbedaan status dan peran seseorang, baik

sebagai ayah, ibu, adik, dan kakak telah membentuk sistem hubungan sosial

yang disebut keluarga. Demikian juga, tidak mungkin dalam sebuah masyarakat

tanpa kelompok penguasa, rakyat yang dikuasai, pedagang, distributor barang,

dokter, guru, hakim, dan sebagainya. Semua bagian itu telah memiliki peran

masing-masing dan saling melengkapi. Pemerintah memerlukan rakyat dan

sebaliknya. Pengusaha membutuhkan buruh dan sebaliknya. Guru tidak akan

dibutuhkan bila semua orang telah pandai dan terampil. Hakim tidak akan

berfungsi apabila tidak ada penjahat, dan seterusnya. Begitu pula, keberadaan

kelompok-kelompok sosial, semuanya memiliki peran dan fungsi dalam

membentuk kesatuan sosial. Mungkinkah masyarakat Indonesia terbentuk jika

tidak ada etnis Batak, Ambon, Makasar, Papua, dan sebagainya itu? Jadi,

perbedaan sosial memang harus ada, dan perbedaan itu menjadi syarat mutlak

bagi keberadaan kesatuan sosial yang disebut masyarakat.

Di sisi lain perbedaan sosial memang dapat memicu konflik bila tidak dikelola

secara baik. Namun, munculnya konflik antarunsur masyarakat juga menjadi

pendorong terjadinya perubahan sosial ke arah lebih baik. Untuk tetap menjaga

keharmonisan hubungan setiap kelompok dan kelas sosial itulah maka diperlukan

upaya penanaman kesadaran sikap toleransi dan memandang perbedaan sebagai

rahmat. Perbedaan jangan dibesar-besarkan sehingga semakin menjauhkan

jarak. Sebaliknya perbedaan budaya masing-masing kelompok dan unsur harus

dihargai sehingga tercipta suasana toleransi. Semua itu hanya mungkin bila

dapat dikembangkan suatu alat (instrumen) yang mampu mengikat setiap ang-

gota masyarakat dalam sebuah sistem. Sistem inilah yang disebut kebudayaan.

Di dalam kebudayaan itulah terdapat seperangkat gagasan yang berpola dan

berfungsi sebagai pengatur perilaku setiap warga masyarakat.

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

205

Oleh karena itu, kesadaran berkebudayaan Indonesia yang beragam seperti

sekarang ini perlu selalu ditanamkan. Kesadaran berkebudayaan Indonesia

dengan segala keragaman dan perbedaannya akan dapat mengeliminasi semua

potensi konflik yang mengarah pada disintegrasi bangsa.Hal ini disebut pluralisme

budaya, yaitu suatu bentuk penyesuaian diri yang dilakukan setiap kelompok

etnik yang ada di masyarakat. Apabila sikap seperti ini terbentuk maka setiap

kelompok etnis dapat bekerja sama secara damai dengan kelompok etnis lain.

Dalam pluralisme budaya, keberadaan setiap kelompok etnik tidak terancam.

Mereka dianggap memiliki kedudukan yang sama sebagai bagian dari masya-

rakat. Kebudayaan yang mereka miliki pun dijamin lestari. Tidak ada alasan

untuk memaksakan nilai-nilai budaya kepada kelompok lain. Apalagi mengharap-

kan kelompok itu semakin hari semakin punah kebudayaannya. Karena setiap

kelompok dapat saling bekerja sama tanpa usaha untuk saling meniadakan,

maka akan terjadilah asimilasi (pembauran) yang semakin memperkokoh

keutuhan masyarakat.

5. Mengembangkan Mental Kenegarawanan Para Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat adalah orang

yang memiliki pengaruh kuat ter-

hadap warga masyarakat. Penga-

ruh tersebut berupa dipatuhinya pe-

rintah atau anjuran mereka oleh

orang-orang disekitarnya. Ketokoh-

an seseorang dapat diperoleh secara

formal atau informal. Tokoh yang

memperoleh status ketokohannya

melalui proses pengangkatan secara

resmi oleh sebuah organisasi disebut

tokoh formal, baik organisasi peme-

rintah maupun nonpemerintahan,

sedangkan tokoh yang memperoleh

ketokohannya berdasarkan pengakuan masyarakat, walaupun tidak melalui

upacara pengangkatan resmi, disebut tokoh informal. Seseorang dapat mencapai

status tokoh masyarakat jika memenuhi kualifikasi tertentu. Kualifikasi untuk

menjadi tokoh formal biasanya bersifat tertulis, jelas, tegas, dan terukur, se-

dangkan kualifikasi untuk tokoh informal berdasarkan subjektivitas warga

masyarakat yang menilai orang tersebut layak ditokohkan.

Para tokoh formal dapat diketahui dengan jelas melalui jabatan mereka

dalam struktur organisasi pemerintahan atau organisasi massa (partai, organisasi

sosial, dan lain-lain). Setiap pejabat dalam struktur pemerintahan negara mulai

dari ketua rukun tetangga, kepala desa, camat, bupati, gubernur, hingga presiden

adalah contoh-contoh tokoh formal di bidang pemerintahan. Mereka memiliki

Gambar 6.11

Sikap para tokoh di tingkat atas akan

berdampak besar bagi keutuhan kelompok-kelompok

pendukung di bawah.

Sumber:

Tempo, 21-27 November 2005

206

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

kekuasaan dan wewenang tertentu dalam lingkup wilayahnya. Para ketua partai,

ketua organisasi sosial keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), ketua Dewan

Gereja Indonesia (DGI), biksu dan biksuni, ketua karang taruna, dan para ketua

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya juga merupakan tokoh formal di

luar pemerintahan. Sementara itu, tokoh informal terdapat di kalangan komu-

nitas agama, yaitu para kyai, pendeta.

Baik tokoh formal maupun informal, lebih-lebih yang mewakili sejumlah

massa yang besar. Mereka hendaknya memiliki mentalitas kenegarawanan, yaitu

suatu sikap yang mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan

kelompoknya sendiri-sendiri atau kepentingan pribadi. Mereka harus menyadari

bahwa keberadaan mereka di masyarakat dapat memengaruhi keutuhan

masyarakat secara keseluruhan. Ketika gelombang reformasi melanda masya-

rakat kita, tampak dengan jelas dampak tiadanya sikap kenegarawanan itu

pada banyak tokoh politik. Mereka tidak tanggap terhadap bahaya disintegrasi

bangsa yang mengancam di depan mata. Justru mereka sibuk memperjuangkan

kepentingan kelompok masing-masing. Apabila tokoh itu berasal dari partai

atau kelompok tertentu, maka kebijakan yang ditempuh cenderung menguntung-

kan kelompoknya. Akibatnya kelompok lain merasa dirugikan dan ditinggalkan,

lalu ketidakpuasan itu merebak menjadi konflik antarkelompok yang mengancam

integrasi sosial. Apabila para tokoh sudah tidak lagi dipercaya masyarakat,

sementara di antara para tokoh sendiri tidak ada rasa saling percaya (

mutual

trust

), maka ketidakpercayaan itu merupakan potensi disintegrasi masyarakat.

Oleh karena itu, sikap kenegarawanan para pemimpin masyarakat, terutama

di tingkat pusat, harus ditanamkan sedalam mungkin agar keutuhan bangsa

yang majemuk ini tidak pecah.

6. Gerakan Emansipasi Wanita

Perbedaan gender mengelompok-

kan warga masyarakat menjadi kelom-

pok pria dan wanita. Secara fisik dan

biologis wanita dan pria jelas berbeda,

walaupun secara sosial semua pekerjaan

yang dapat dilakukan pria dapat pula

dilakukan oleh wanita. Apabila di dalam

berbagai masyarakat dijumpai adanya

perbedaan peran, itu sebenarnya hanya

pengaruh kebudayaan setempat. Di

Indonesia umumnya, wanita lebih ba-

nyak dianggap sebagai makhluk lemah

yang hanya cocok untuk menangani pe-

kerjaan-pekerjaan seperti mengurus

rumah tangga, sedangkan pekerjaan keras dan kasar seperti mengolah sawah,

mendirikan bangunan, menggali tambang, dan sejenisnya lebih cocok dikerjakan

Gambar 6.12

Wanita mampu melakukan pe-

kerjaan sama efektifnya dengan pria.

Sumber: Haryana

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

207

oleh pria, karena pekerjaan-pekerjaan itu membutuhkan tenaga yang kuat.

Pembagian tugas seperti ini sebenarnya hanya hasil proses sosialisasi dalam

keluarga masyarakat tradisional. Akan tetapi, hingga sekarang pandangan seperti

di atas masih berlaku luas di masyarakat.

Di sisi lain, kemajuan masyarakat telah menghadirkan pandangan baru.

Pandangan baru itu meyakini bahwa wanita sebenarnya mampu melakukan

pekerjaan di luar rumah, sama produktifnya dengan pria. Sehingga, sekarang

banyak wanita yang berkarier di luar rumah, tidak lagi semata-mata mengurus

anak-anak dan keperluan suami di rumah. Kesadaran semacam ini pada dasarnya

merupakan kesadaran untuk menuntut agar perbedaan gender dihilangkan,

maka muncullah gerakan emansipasi wanita. Gerakan ini berupaya menyetara-

kan peran kelompok wanita di masyarakat agar memperoleh kesempatan yang

sama dengan kaum pria. Kesetaraan yang dituntut dalam gerakan emansipasi

antara lain dalam bentuk pemberian kesempatan yang sama antara pria dan

wanita untuk memperoleh pekerjaan, kesetaraan dalam memperoleh

penghasilan, dan kesetaraan dalam mengisi peran-peran sosial di masyarakat.

Upaya untuk memenuhi harapan kelompok wanita yang menuntut eman-

sipasi itu diwujudkan dengan berbagai model yaitu sebagai berikut:

a. Model pluralis yaitu menginginkan pria dan wanita memperoleh pekerjaan

yang berbeda namun medapatkan imbalan dan martabat yang sama. Model

pertama ini tidak mudah diterapkan karena tidak adil jika seseorang harus

memperoleh imbalan yang sama dengan orang lain yang pekerjaan lebih

ringan.

b. Model asimilasionis yaitu menginginkan semua kelompok wanita diterima

dalam semua jenjang sistem politik dan pekerjaan yang ada di masyarakat,

sehingga mereka memperoleh kesempatan yang sama. Imbalan yang

diterima diberikan sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya.

c. Model androgini yaitu menginginkan agar kaum wanita dan kaum pria

tidak dibedakan sifat-sifat dan kemampuannya, pria dianggap memiliki sifat

‘kewanitaan’ dan wanita dianggap memiliki sifat ‘kejantanan’. Ini tentu

saja tidak realistis.

Model yang paling dapat diterima adalah model asimilasionis.Upaya

emansipasi waita melalui model asimilasionis diwujudkan dengan pembuatan

undang-undang yang menjamin agar kaum wanita memperoleh hak yang

sama dengan kaum lelaki dalam memperoleh pekerjaan, termasuk posisi

politik. Adanya Hari Ibu di Indonesia yang selalu diperingati setiap tanggal

22 Desember merupakan salah satu bentuk pengahargaan yang lebih tinggi

terhadap peran kaum wanita di masyarakat.

208

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

7. Mendorong Asimilasi dan Amalgamasi

Asimilasi atau pembauran kebudayaan sehingga kebudayaan melahirkan

satu kebudayaan baru dapat terjadi secara alamiah maupun direkayasa. Hasil

asimilasi yang direkayasa tidak akan sebaik yang alamiah. Sedangkan amalgamasi

adalah proses pembauran biologis dua kelompok manusia yang masing-masing

memiliki ciri-ciri fisik berbeda, sehingga keduanya menjadi satu rumpun. Amal-

gamasi terjadi lewat perkawinan antarras atau antarsuku. Di masa lampau cara

ini sering dijadikan upaya untuk merekatkan hubungan dua kelompok sosial

yang berbeda. Para raja sering mengawinkan putri-putrinya dengan pangeran

atau raja di kerajaan lain untuk merekatkan hubungan mereka atau justru untuk

memadukan kedua wilayah menjadi satu kesatuan.

Pada dasarnya, masyarakat Indonesia secara keseluruhan sebagai totalitas

budaya merupakan hasil asimilasi dan amalgamasi. Bukan saja asimilasi dan

amalgamasi internal yang terjadi antarkelompok etnis di nusantara, tetapi juga

dengan bangsa-bangsa lain (India, Cina, dan Arab). Sejak zaman sebelum

kolonialisasi maupun sebelum kemerdekaan, orang-orang dari berbagai suku di

nusantara telah mengalami pembauran budaya antara etnik-etnik minoritas

dengan etnik-etnik mayoritas, antara orang-orang pribumi dengan kaum pen-

datang. Perkawinan antarras dan antarsuku pun banyak terjadi. Kerajaan Sri-

wijaya yang pernah menguasai kepulauan nusantara yang kemudian digantikan

oleh kerajaan Majapahit telah mendorong kedua proses itu. Sriwijaya dengan

akar budaya Melayu telah menyebarkan beberapa pengaruh budaya Melayu ke

semua daerah yang dikuasai, dan salah satu hasilnya dapat kita rasakan hingga

sekarang yaitu diangkatnya bahasa Melayu Riau sebagai bahasa nasional. Hal

itu tidak mungkin terjadi jika tidak didahului oleh suatu proses sosialisasi yang

panjang sehingga bahasa itu dapat diterima berbagai daerah lain di nusantara.

Begitu pula Majapahit dengan akar budaya Jawanya, hingga kini masih

menyisakan unsur-unsur tertentu yang menyatu dengan kebudayaan-kebudayaan

daerah di luar Jawa. Sebutan kaum bangsawan dan gelar kerajaan di beberapa

daerah di luar Jawa hingga sekarang masih mengadaptasi berbagai unsur budaya

Jawa. Daerah-daerah itu misalnya di Sumatera, Kalimantan, dan terutama Bali.

Peleburan budaya berbagai kelompok etnis di Indonesia, tentu saja tidak

berhenti sampai di situ. Proses itu tanpa disadari selalu berjalan. Kebudayaan

Indonesia yang kini kita miliki adalah hasil asimilasi dan amalgamasi. Sedikit

atau banyak setiap kelompok etnik telah memberikan masukan bagi totalitas

kebudayaan Indonesia. Perkawinan antarras dan antarsuku juga selalu terjadi

yang akhirnya melahirkan generasi yang lebih daripada kedua orang tuanya.

Penyebaran penduduk melalui transmigrasi juga mempercepat proses itu, asal

saja pelaksanaannya dikelola secara bijaksana sehingga tidak justru melahirkan

konflik dengan masyarakat daerah tujuan.

Banyak faktor yang dapat mendukung proses asimilasi dan amalgamasi.

Sarana tranportasi yang memungkinkan orang berpindah dari satu tempat ke

tempat lain, persebaran lembaga pendidikan tinggi (universitas) di seluruh tanah

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

209

air yang semuanya menerima mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia,

media massa (surat kabar, majalah, radio, televisi), dan dimungkinkannya mem-

peroleh kesempatan kerja di luar daerah sendiri. Semua itu akan meningkatkan

asimilasi dan amalgamasi yang akan mempererat integrasi masyarakat Indonesia.

Pemerintah perlu menyadari arti penting faktor-faktor di atas sehingga tidak

membuat kebijakan yang dapat menghambat proses asimilasi dan amalgamasi.

Salah satu contoh yang pernah terjadi adalah penerapan otonomi daerah yang

sempat mempersempit perpindahan pegawai pemerintah keluar dari daerahnya

sendiri. Pengangkatan pegawai pemerintah yang hanya mengutamakan putra

daerah pada dasarnya juga dapat menghambat asimilasi, karena saudara-saudara

yang berasal dari suku lain tidak bisa berbaur dengan suku kita. Apabila setiap

kelompok etnis di Indonesia semakin intensif membaur, maka kesatuan

masyarakat pun semakin padu.

8.

Mendorong

Munculnya Kelas Sosial Menengah

Proses interakasi dalam masyarakat kultural yang cenderung didominasi

oleh kelas atas dan budaya mayoritas menimbulkan dampak sosial yang kurang

baik. Penghargaan dan ruang partisipasi bagi kelas sosial bawah dan budaya

minoritas menjadi terbatas. Sementara itu, prinsip terjadinya integrasi sosial

adalah persamaan hak dan kewajiban yang dimiliki oleh setiap warga dan enti-

tas budaya. Kelas sosial atas dan budaya mayoritas dengan kecenderungan

budaya dan karakeristik yang khusus sebagaimana pembahasan terdahulu,

seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi dengan kelas sosial

di bawah. Oleh karena itu, dibutuhkan kelas sosial-budaya yang terlibat dalam

proses interaksi. Kelompok sosial ini disebut sebagai kelas menengah.

Bentuk mediasi kelas menengah ini adalah mengomunikasikan atau me-

nyuarakan kebutuhan dan kepentingan kelompok bawah dan budaya minoritas

kepada kelas atas. Kelas menengah cenderung membela kelas bawah, hal ini

bertujuan agar terjadi keseimbangan antarkelompok dan antarbudaya, sehingga

proses interaksi yang berlangsung berjalan dua arah dan mempunyai kesempatan

berpartisipasi yang sama.

Kelompok dalam kelas menengah ini mempunyai ciri-ciri kemandirian dalam

sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Kelompok sosial yang termasuk dalam

kelas menengah adalah perguruan tinggi (dosen, mahasiswa, peneliti, dan lain-

lain), asosiasi profesi (wartawan, dokter, advokat, dan lain-lain), dan Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM). Dari kelompok menengah inilah, salah satu metode

integrasi sosial bisa diwujudkan. Integrasi sosial yang dihasilkan dalam proses

mediasi seperti ini seringkali disebut dengan masyarakat madani. Istilah lain

dari masyarakat madani yang sering digunakan di Indonesia adalah masyarakat

sipil,

civil society

, dan warga masyarakat.

210

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada

guru untuk dinilai!

1. Pada zaman Orde Lama, tarian

Barongsai

yang berasal dari kelompok

etnik Cina pernah dilarang di Indonesia. Diskusikanlah dampak positif

dan negatif pelarangan itu apabila ditinjau dari segi multikulturalisme!

Laporkan hasil diskusi Anda secara tertulis kepada guru untuk dinilai!

2. Dalam berbagai kerusuhan di tanah air sering ditemukan sekelompok

orang yang diduga sebagai aktor intelektualnya (dalang). Carilah infor-

masi dari berbagai sumber yang dapat menjelaskan mengapa sekelom-

pok orang menjadi dalang kerusuhan! Laporkan hasil kajian Anda dalam

bentuk makalah untuk didiskusikan di kelas!

Kerjakan di buku tugas Anda!

Jawablah dengan tepat!

1. Apakah yang disebut dengan pendidikan multikuturalisme?

2. Sebutkan beberapa upaya untuk menciptakan integrasi masyarakat

multikultural!

3. Mengapa kesenjangan ekonomi dapat mengancam integrasi

masyarakat?

4. Setujukah Anda apabila pemerintah melarang penerapan unsur budaya

tertentu yang dimiliki suatu kelompok etnik di masyarakat?

5. Uraikan pendapat Anda mengenai integrasi sosial di Indonesia saat

ini!

Kerjakan di buku tugas Anda!

Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah

ini, dengan cara memberi tanda cek (

—

) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak

Setuju) atau R (Ragu-ragu)!

Pelatihan

Tes Skala Sikap

Aktivitas Siswa

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

211

Rangkuman

1. Kelompok sosial terbentuk sebagai akibat adanya interaksi indivindu

dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya. Semakin terspesiali-

sasinya bidang-bidang pekerjaan berarti semakin banyak kelompok

sosial yang terbentuk.

2. Dinamika kelompok sosial adalah perubahan pada kegiatan atau pola

struktur dalam suatu kelompok sosial.

3. Perubahan di dalam suatu kelompok sosial dibagi menjadi tiga macam,

yaitu:

a. interaksi antaranggota kelompok,

b. pengaruh dari kelompok lain, serta

c. pengaruh situasi dan kondisi.

4. Hubungan antarkelompok diwarnai dengan ciri-ciri khusus, yaitu:

a. eksploitasi,

1. Untuk meningkatkan integrasi sosial, pemerintah

memperlakukan setiap kelompok sosial secara

adil.

2. Kelompok sosial mayoritas akan selalu mendomi-

nasi hubungan antarkelompok. Oleh karena itu,

kelompok mayoritas hendaknya dipecah-pecah

agar tidak mengalahkan kelompok sosial yang

lebih kecil (minoritas).

3. Masyarakat multikultural merupakan ancaman

terhadap keutuhan hidup berbangsa dan ber-

negara.

4. Hubungan antara majikan dan buruh yang men-

dukung integrasi sosial adalah dalam bentuk

simbiosis mutualisma.

5. Berprasangka terhadap kelompok sosial lain da-

pat menjadi penghambat integrasi sosial.

No.

Pernyataan

S TS R

212

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

Pengayaan

b. diskriminasi,

c. segregasi,

d. difusi,

e. asimilasi,

f. akulturasi, dan

g. paternalisasi.

5. Integrasi sosial adalah terciptanya kesatuan dan persatuan berbagai

kelompok sosial yang ada dimasyarakat.

6. Untuk menciptakan suatu integrasi sosial diperlukan berbagai upaya

seperti berikut:

a. membina hubungan simbiosis mutualisma,

b. mendistribusikan sumber daya secara adil,

c. menanggulangi kemiskinan,

d. membina kesadaran pluralisme budaya,

e. mengembangkan mental kewarganegaraan tokoh masyarakat,

f. meningkatkan emansipasi wanita,

g. mendorong asimilasi dan amalgamasi, serta

h. mendorong munculnya kelas sosial menengah

MULTIKULTURALISME

Multikulturalisme pada dasarnya sama dengan pluralisme. Keduanya

menganggap penting suasana hidup berdampingan antara berbagai kelom-

pok sosial di masyarakat. Dalam masyarakat multikultural (plural), hak-hak

politik dan hak-hak pribadi diakui dan dijamin kemerdekaannya. Perbedaan

etnik atau ras setiap kelompok sangat dihargai. Berbagai kelompok sosial

dengan latar belakang yang berbeda hidup berdampingan dalam suatu

masyarakat, mereka bercampur tetapi tidak membaur.

Multikulturalisme adalah suatu faham yang berupaya meningkatkan

pemahaman terhadap keragaman budaya dalam masyarakat. Paham ini

penting untuk dikembangkan di dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai

kelompok sosial atau kebudayaan. Tujuan utama paham ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman diantara kelompok-kelompok sosial yang

memiliki latar belakang kebudayaan berbeda. Agar terwujud sikap saling

menghormati dan saling menghargai kelompok-kelompok sosial lain, sejak

dini Anda diperkenalkan adanya perbedaan kebudayaan di masyarakat.

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

213

Tokoh

Dengan demikian Anda akan mengetahui, memahami, dan akhirnya dapat

menghargai kebudayaan kelompok lain. Pendidikan yang bertujuan seperti

itu dinamakan pendidikan multikultural.

Pendidikan multikultural mengakui sumbangan-sumbangan yang diberi-

kan setiap kelompok sosial terhadap perkembangan masyarakat secara

keseluruhan. Setiap kelompok sosial bangga terhadap kebudayaan mereka

sendiri. Namun, mereka sejauh mungkin menghindari perlakuan tidak adil

terhadap kelompok-kelompok etnik tertentu. Semua kelompok etnik harus

bisa duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Oleh karena itu, pendidikan

multikultural sangat penting bagi semua warga masyarakat yang terdiri

dari kelompok sosial dengan latar belakang kebudayaan beragam seperti

Indonesia.

Dalam masyarakat multikultural, kelompok-kelompok sosial yang

berasal dari ras berbeda hidup berdampingan secara damai. Setiap kelompok

menyadari mereka sebagai kelompok ras berbeda. Namun mereka bersedia

hidup berdampingan, saling menghargai perbedaan, dan dapat bekerja

sama dalam kehidupan sehari-hari. Di bidang pekerjaan dan dunia usaha

mereka dapat bekerja sama, walaupun dalam hal perkawinan, agama ,dan

tradisi masih terjadi pemisahan (segregasi).

MUHAMMAD YUNUS

PENERIMA NOBEL PERDAMAIAN 2006

Muhammad Yunus lahir di Chittagong,

Bangladesh, 28 Juni 1940. Beliau menempuh

pendidikan di

Chittagong Collegiate School,

Chittagong College,

Dhaka (BA pada tahun 1960

dan MA pada tahun 1961), dan

Vanderbit Univer-

sity,

Belanda (PhD pada 1970).

Muhammad Yunus dan

Grameen Bank

Bangladesh yang didirikannya meraih Nobel Per-

damaian 2006 berkat upaya pemberantasan kemis-

kinan. Bank Grameen yang didirikan oleh

Muhammad Yunus, kini memiliki 2.226 cabang di

71.371 desa dan mampu menyalurkan kredit puluhan juta dollar AS per

bulan kepada 6,6 juta warga miskin. Sekjen PBB Kofi Annan menyatakan,

Sumber: www.tokohindonesia.com

214

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

bahwa kredit mikro telah menjadi salah satu alat untuk memotong lingkaran

kemiskinan yang membelit rakyat.

Sebagai profesor ekonomi di

Chittagong University,

Beliau pernah

mengajak para mahasiswa untuk berkunjung ke desa-desa miskin di

Bangladesh. Betapa kagetnya Yunus ketika menyaksikan warga berjuang

dari kelaparan yang melanda negara itu dan menewaskan ratusan ribu

orang. Beliau merasa berdosa, karena ketika banyak orang sedang sekarat

karena kelaparan, Beliau justru mengajarkan teori-teori ekonomi yang

muluk-muluk. Beliau mulai membenci dirinya, karena bersikap arogan dan

menganggap dirinya bisa menjawab persoalan kemiskinan. Dari perasaan

bersalah itu, Beliau memutuskan untuk menjadikan kaum papa sebagai

gurunya dan mulai mengembangkan konsep pemberdayaan kaum papa.

8ilosofi yang mendasari perjuangannya adalah membantu kaum miskin

agar bisa mengangkat derajat mereka sendiri. Beliau tidak ingin memberi

ikan, melainkan memberi kail kepada kaum papa untuk mencari ikan sendiri.

Gerakan pemberdayaan kaum papa yang diprakarsai muhmamd Yunus

sejak tahun 1974, kini diadopsi oleh lembaga-lembaga pemberdayaan

masyarakat miskin di seluruh dunia. Bahkan, Bank Dunia yang sebelumnya

memandang program ini secara sebelah mata kini mengadopsi gagasan

kredit mikro. Lebih dari 17 juta orang miskin di seluruh dunia telah terbantu

dengan program kredit mikro ini.

Berkat jasa dan perjuangannya, berbagai penghargaan internasional

Beliau peroleh, antara lain

President Award

(Bangladesh, 1979),

Ramon

Magsaysay Award

(8ilipina, 1984),

Aga Khan Award for Architecture

(Swiss,

1989),

CARE Humanitarian Award

(103),

World %ood Prize

(1994),

Simon

Bolivar Prize

(UNESCO, 1996),

Sydney Peace Prize

(1998),

Prince of

Austria’ Award

(1998(),

The Economist Newspaper’ Prize

(2004),

Mother

Teresa’ Awad

(2006), 8th

Seoul Peace Prize

(2006), dan Nobel Perdamaian

bersama

Grameen Bank

(206).

Sumber: www.tokohindonesia.com

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

215

Kerjakan di buku tugas Anda!

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Kelompok sosial terbentuk karena ....

a. adanya kebutuhan yang sama

b. adanya kesamaan pandangan

c. adanya interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan

d. setiap anggota membutuhkan persatuan

e. adanya interaksi dengan kelompok lain di masyarakat

2. Dalam suasana menghadapi ancaman dari luar, anggota-anggota

kelompok saling berinteraksi sehingga ....

a. terbentuklah kelompok sosial baru

b. struktur kelompok makin kuat

c. terbentuklah subkelompok dalam kelompok

d. terjadi reformasi struktur kelompok

e. kelompok berubah menjadi lebih kuat

3. Manusia berinteraksi karena ....

a. memiliki ikatan sosial

b. menjadi anggota kelompok sosial

c. berusaha memenuhi kebutuhan

d. didorong oleh kepentingan sosial

e. ingin membentuk kelompok

4. Keanekaragaman kelompok sosial yang ada di masyarakat dipengaruhi

oleh ....

a. kondisi sosial

b. kondisi alam

c. kondisi masyarakat

d. kondisi lingkungan

e. kondisi ekonomi

5.

Mailist forum

terbentuk karena ....

a. interaksi anggota-anggotanya melalui surat-menyurat

b. komunikasi antaranggota melalui e-mail

c. pertukaran informasi melalui internet

d. perkenalan antarindividu melalui e-mail

e. kebutuhan setiap anggota untuk mencurahkan isi hati melalui e-

mail

Uji Kompetensi

216

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

6. Spesialisasi pembagian kerja dalam kehidupan masyarakat modern

berdampak kepada ....

a. heterogenitas kelompok sosial

b. struktur kelompok sosial

c. hubungan antarkelompok sosial

d. dinamika kelompok sosial

e. integrasi kelompok-kelompok sosial

7. Kelompok sosial yang terbentuk akibat spesialisasi pembagian kerja

disebut ....

a. kelompok volunter

b. kelompok primer

c. kelompok sekunder

d. kelompok profesi

e. heterogenitas kelompok

8. Pernyataan berikut ini yang tepat mengenai dinamika kelompok adalah

....

a. setiap kelompok senantiasa berubah bentuk dan struktur

b. dinamika kelompok merupakan akibat dari adanya interaksi sosial

c. kelompok yang stabil adalah yang tidak pernah mengalami

perubahan

d. kelompok yang dinamis adalah yang selalu mengalami formasi

dan reformasi

e. ktabilitas kelompok ditentukan oleh kepemimpinan kelompok

9. Sosiogram digunakan untuk ....

a. mengukur dinamika kelompok

b. mengetahui perubahan kelompok sosial

c. mencatat interaksi antaranggota kelompok

d. menggambarkan pola interaksi antaranggota kelompok

e. menggambarkan pola interaksi antarkelompok di masyarakat

10. Beberapa partai politik di Indonesia mengalami perpecahan setelah

terjadi perubahan kepemimpinan. Hal ini menandakan ....

a. partai tersebut sangat dinamis

b. labilnya struktur partai politik

c. labilnya organisasi partai politik

d. kurang mantapnya mekanisme organisasi

e. terlalu kuatnya pengaruh pemimpin partai

11. Salah satu bentuk pengaruh faktor internal terhadap perubahan

kelompok sosial adalah ....

a. komunikasi antarnggota kelompok

b. interaksi dengan kelompok lain

c. interaksi dengan sesama anggota kelompok

d. ketidakmampuan pemimpin kelompok

e. pertentangan yang terjadi antaranggota kelompok

Perkembangan

Kelompok

Sosial

dalam

Masyarakat

Multikultural

217

12. Konflik antarkelompok sosial dapat menyebabkan suatu kelompok sosial

semakin kokoh. Hal ini terjadi bila ....

a. setiap anggota merasa perlu bersatu untuk menghadapi ancaman

dari luar

b. pemimpin kelompok mampu meyakinkan anggota-anggotanya

agar bersatu padu

c. konflik yang dihadapi mengancam kepentingan bersama setiap

anggota

d. setiap anggota memiliki kesadaran untuk membela kepentingan

kelompok

e. kelompok lawan benar-benar merupakan ancaman bersama

13. Bila dua kelompok saling berkonflik, maka ....

a. setiap kelompok menilai kelompok lawannya berdasarkan stereotip

b. semua stereotip yang melekat pada kedua kelompok menjadi kabur

c. terjadilah diamika sosial yang mengarah kepada perpecahan

kelompok

d. sebaiknya diadakan kerja sama untuk meredakan ketegangan

e. semangat membela kepentingan kelompok semakin berkobar

14. Kelompok minoritas yang berkonflik dengan kelompok mayoritas akan

bersikap ....

a. mengalah karena merasa tidak berdaya

b. menerima kehendak kelompok mayoritas secara suka rela

c. menghindari kontak dengan kelompok penyerang

d. menyerap hal-hal positif yang bisa diambil dari kelompok mayoritas

e. menerima, agresif, menghindari, atau berasimilasi dengan

kelompok mayoritas

15. Terorisme yang melanda dunia saat ini adalah akibat ....

a. dinamika sosial yang salah arah

b. interaksi antarkelompok sosial yang tidak adil

c. dominasi kelompok yang kuat (superpower)

d. lemahnya lembaga internasional dalam mengatur hubungan

antarkelompok

e. persaingan ekonomi, teknologi, dan politik

16. Kelompok mayoritas sering mengeksploitasi kelompok minoritas ka-

rena ....

a. kelompok minoritas tak berdaya

b. kelompok mayoritas merasa lebih unggul

c. adanya stereotip negatif terhadap kelompok minoritas

d. adanya nafsu menguasai kelompok sosial yang lebih lemah

e. terjadinya dominasi hubungan sosial

218

Sosiologi

SMA

/

MA

Kelas

X

I

17. Saat ini diskriminasi terhadap kelompok wanita masih sering terjadi

karena ....

a. wanita dianggap sebagai makhluk yang lemah

b. pengaruh pandangan tradisional yang meremehkan wanita

c. kaum wanita bersifat lemah dan tak dapat diandalkan

d. kekuatan fisik wanita berbeda dengan pria

e. pria dan wanita memang tidak mungkin disamakan

18. Bila dua kelompok sosial saling berinteraksi maka akan terjadi hal-hal

di bawah ini,

kecuali

....

a. difusi

d. eksploitasi

b. asimilasi

e. integrasi

c. diskriminasi

19. Ketika Belanda menjajah Indonesia, raja-raja pribumi masih diberi

kekuasaan untuk memerintah penduduk pribumi, tetapi mereka harus

mengakui kekuasaan Belanda. Pola hubungan antarkelompok sosial

seperti ini disebut ....

a. paternalisme

d. mutualisme

b. pluralisme

e. eksploitasi

c. multikulturalisme

20. Hubungan antarkelompok sosial yang bersifat asosiatif berupa ....

a. difusi

d. akulturasi

b. eksploitasi

e. diskriminasi

c. segregasi

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan proses terbentuknya kelompok sosial!

2. Apakah yang dimaksud dengan dinamika kelompok sosial?

3. Apakah yang dimaksud dengan sosiometri?

4. Jelaskan pengaruh modernisasi terhadap keragaman kelompok sosial

di masyarakat!

5. Jelaskan kelemahan dan kelebihan kelompok berpola melingkar dan

roda!

6. Sebutkan tiga penyebab terjadinya perubahan kelompok sosial menurut

Soerjono Soekanto!

7. Apakah yang dimaksud dengan proses reformasi kelompok sosial?

8. Sebutkan faktor-faktor yang dapat memicu konflik antarkelompok sosial!

9. Apakah yang dimaksud dengan perilaku kolektif?

10. Apakah yang dimaksud dengan diskriminasi?

PELATIHAN ULANGAN UMUM

Kerjakan di buku tugas Anda!

A. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Struktur sosial masyarakat primitif berbeda dengan struktur sosial masyarakat

modern, karena ….

a. struktur sosialnya berbeda

b. fungsi sosialnya berbeda

c. pembagian tugasnya berbeda

d. mata pencahariannya berbeda

e. kebutuhannya berbeda

2. Semakin rinci pembagian kerja di masyarakat, maka ….

a. semakin bahagia warganya

b. semakin rumit stratifikasi sosialnya

c. semakin rumit deferensi sosialnya

d. semakin rumit struktur sosialnya

e. semakin modern masyarakatnya

3. Diferensi sosial disebabkan oleh adanya ….

a. struktur sosial

b stratifikasi sosial

c. kelompok-kelompok sosial

d. kelas-kelas sosial

e. pembagian kerja

4. Stratifikasi sosial membedakan masyarakat secara ….

a. sejajar

b. setara

c. horizontal

d. vertikal

e. lateral

220

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

5. Di masyarakat manapun selalu ditemukan golongan orang-orang atas

golongan orang-orang bawah. Hal ini merupakan bentuk ….

a. klasifikasi sosial

b. diferensiasi sosial

c. stratifikasi sosial

d. pengelompokan sosial

e. pembagian fungsi

6. Hal-hal berikut yang

bukan

merupakan penentu terjadinya stratifikasi sosial

adalah ….

a. kelompok

d. prestise

b. kekayaan

e. kekuasaan

c. penghasilan

7. Pernyataan yang paling tepat mengenai kelas sosial adalah ….

a. orang-orang yang berbeda dalam satu kelas sosial

b. orang-orang yang menjadi anggota suatu kelas sosial memiliki

kedudukan yang sama

c. kekayaan yang dimiliki semua kelas sosial nilainya sama

d. orang-orang yang berasa dalam kelas berbeda memiliki kelas sosial

yang berbeda jauh

e. satu-satunya penyebab terjadinya kelas sosial adalah adanya perbedaan

ekonomi

8. Jenis pekerjaan yang dianggap berkelas tinggi tidak selalu menghasilkan

banyak uang. Hal ini menunjukan ....

a. masyarakat tidak memiliki ukuran yang pasti mengenai kelas sosial

b. kelas sosial bersifat relatif

c. kelas sosial tidak semata-mata diukur dari segi uang

d. kelas sosial bersifat subjektif

e. pekerjaan tersebut belum diterima sebagai faktor penentu kelas sosial

9. Pendidikan dapat meningkatkan kelas sosial seseorang, karena ….

a. pendidikan meningkatkan penghasilan seseorang

b. pendidikan memberikan pengetahuan

c. orang-orang terdidik hidup secara terhormat

d. pendidikan adalah sesuatu yang langka

e. tidak semua orang mampu mencapai pendidikan tinggi

10. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan kecakapan tinggi biasanya

didukuki oleh orang-orang yang memperoleh pendapatan tinggi pula. Hal

ini menunjukan ….

a. stratifikasi ekonomi dan pekerjaan

b. stratifikasi pekerjaan dan politik

c. stratifikasi sosial dan gender

d. stratifikasi gender dan status

e. stratifikasi status dan ekonomi

Pelatihan Ulangan Umum

221

11.Stratifikasi sosial yang terjadi secara otomatis adalah ….

a. stratifikasi menurut umur

b. stratifikasi menurut gender

c. stratifikasi menurut keturunan

d. startifikasi menurut kasta

e. stratifikasi menurut pekerjaan

12.Di kalangan masyarakat kita terdapat kecenderungan untuk menonjolkan

gelar yang dimiliki, baik itu gelar akademik maupun gelar lainnya. Hal ini

mencerminkan adanya pengaruh ….

a. jabatan terhadap gaya hidup

b. kedudukan terhadap status

c. status sosial terhadap penampilan

d. status sosial terhadap gaya hidup

e. status sosial terhadap penggunan simbol

13.Di dalam suatu masyarakat plural selalu terjadi ketidakseimbangan distribusi

kekuasaan sehingga selalu terjadi persaingan dan konflik fisik. Pandangan

ini muncul dari penganut ….

a. teori determenisme

b. teori pluralisme

c. teori konflik

d. teori demokrasi

e. teori evolusi sosial

14.Menurut penganut teori konflik, tindak kriminalitas ternyata memiliki fungsi,

yaitu sebagai ….

a. bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan

b. pemberontaklan terhadap kemapanan

c. penentangan terhadap system hukum yang diskriminatif

d. perilaku menyimpang biasa

e. pertanda lemahnya lembaga kontrol sosial

15. Konflik sosial akan muncul sewaktu-waktu, karena ….

a. suatu masyarakat pada dasarnya suka berkonflik

b. tidak adanya keadilan sosial

c. masyarakat selalu berubah sehingga muncul tuntutan- tuntutan baru

d. kecemburuan sosial yang semakin melebar

e. adanya kelompok sosoial yang ingin menguasai

16.Seorang individu dapat mengalami konflik peran, apabila ….

a. kebutuhannya berbeda dangan kebutuhan orang lain

b. hati nuraninya menentang apa yang dia lakukan

c. berhadapan dengan orang yang memusuhinya

d. menjalankan peran ganda yang saling berlawanan

e. tidak mampu melaksanakan peran sosialnya

222

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

17.Perbedaan konflik vertikal dengan konflik horizontal adalah ….

a. konflik vertikal terjadi antarkelas sosial, sedangkan konflik horizontal

terjadi antarkelompok sosial

b. konflik horizontal terjadi antarkelas sosial, sedangkan konflik vertikal

terjadi antarkelompok sosial

c. konflik vertikal bersifat tidak seimbang, sedangkan konflik horizontal

bersifat seimbang

d. konflik horizontal bersifat tidak seimbang, sedangkan konflik vertikal

bersifat seimbang

e. konflik vertikal dapat mengubah struktur sosial, sedangkan konflik hori-

zontal tidak mengubah struktur sosial

18.Perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, menurut Emile

Durkheim menyebabkan integrasi sosial, karena ….

a. terlupakannya konflik sosial akibat kesibukan

b. terjadinya saling ketergantungan unsur-unsur masyarakat

c. tumbuhnya kesadaran untuk tidak berkonflik

d. terjadinya spesialisasi pekerjaan yang semakin rinci

e. konflik sosial di zaman modern telah diatur dengan baik sehingga dapat

diredam

19.Mobilitas sosial vertikal naik menunjukkan ….

a. adanya konflik bertikal

b. adanya integrasi sosial

c. adanya kemajuan masyarakat

d. adanya kemunduran masyarakat

e. adanya mobilitas sosial

20.Mobilitas sosial adalah ….

a. perubahan status sosial

b. peningkatan status sosial

c. penurunan status sosial

d. dinamika sosial

e. perubahan peran sosial

21. 1aktor penyebab mobilitas sosial adalah ….

a. perubahan sosial

b. keluwesan struktur sosial

c. keterbukaan stratifikasi sosial

d. hasrat manusia untuk maju

e. konflik dan integrasi sosial

22.Status sosial adalah ….

a. jabatan yang dimiliki oleh seseorang

b. pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang

c. pangkat yang dimiliki oleh seseorang

d. kedudukan seseorang dalam masyarakat

e. hak dan kewajiban seseorang

Pelatihan Ulangan Umum

223

23.Status sosial yang diperoleh melalui kelahiran banyak terjadi di ….

a. masyarakat yang demokratis

b. masyarajat modern

c. masyarakat feodal

d. masyarakat tertutup

e. masyarakat terbuka

24.Seseorang yang berhasil menjadi sarjana berkat belajar dengan tekun berarti

mengalami perolehan status secara ….

a. otomatis

b. diperjuangkan

c. kelahiran

d. keturunan

e. dianugerahkan

25. Akibat luberan Lumpur panas PT. Lapindo Brantas, banyak penduduk de-

sa harus mengungsi. Penduduk desa-desa tersebut pada mulanya hidup

nyaman, kemudian berubah menjadi pengungsi. Peristiwa tersebut menun-

jukkan terjadinya ….

a. mobilitas sosial

b. mobilitas sosial vertikal naik

c. mobilitas vertikal turun

d. mobilitas horizontal naik

e. mobilitas horizontal turun

26.Apabila suatu masyarakat menerapkan sistem stratifikasi sosial terbuka,

maka warga masyarakat berpeluang mengalami mobilitas sosial. Hal ini

berarti terjadinya mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor ….

a. kemampuan individu

b. tingkat pendidikan sesorang

c. kemujuran seseorang

d. kualitas diri seseorang

e. struktur sosial

27.Pernyataan berikut yang benar mengenai kebudayaan adalah ….

a. superkultur adalah kebudayaan yang paling unggul

b. kultur adalah kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok

c. kebudayaan merupakan upaya manusia secara terus menerus

d. kebudayaan diperoleh manusia sejak dari lahir

e. setiap masyarakat memilki kebudayaan yang sama

28.Kelompok sosial terbentuk sebagai akibat ….

a. interaksi sosial

b. hubungan sosial

c. kontak sosial

d. peranan sosial

e. status sosial

224

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

29.Kumpulan orang desa secara fisik yang memiliki solidaritas disebut ….

a. kelas sosial

b. organisasi sosial

c. kolektivitas atau agregasi

d. lembaga sosial

e. pranata sosial

30.Kelompok sosial yang angota-anggotanya hidup bersama dalam satu wilayah

disebut ….

a. agregasi

b. komunitas

c. suku bangsa

d. bangsa

e. desa

31.Perbedaan antara suku bangsa dan bangsa adalah ….

a. anggota suku memilki hubungan nenek moyang, sedangkan anggota

bangsa tidak

b. anggota bangsa memiliki hubungan nenek moyang, sedangkan anggota

suku tidak

c. anggota suku diikat oleh kesamaan bahasa, sedangkan anggota bangsa

tidak

d. anggota bangsa diikat oleh kesamaan bahasa, sedangkan anggota

bangsa tidak

e. bangsa merupakan kelompok besar, sedangkan suku biasanya merupa-

kan kelompok minoritas

32.Kelompok sosial yang bersifat temporer adalah ….

a. publik

b. massa

c. komunitas

d. kerumunan

e. demonstrasi

33.Kelompok sosial yang anggota-anggotanya tidak hadir secara fisik dise-

but ….

a. massa

b. publik

c. kerumunan

d. demonstrasi

e. komunitas

34.Keluarga,

clique

, klub, dan kelompok bermain termasuk ….

a. kelompok primer

b. asosiasi

c. suku bangsa

d. publik

e. kelompok sekunder

Pelatihan Ulangan Umum

225

35.

Clique

adalah ….

a. kelompok bermain

b. kelompok belajar

c. kelompok teman sebaya

d. kelompok pecinta alam

e. asosiasi pemain voli

36. Kita semua belajar berbahsa melalui interaksi dalam keluarga. Oleh karena

itu, keluarga berfungsi sebagai ….

a. pendidik anak

d. agen sosialisasi

b. pengajar anak

e. pembentuk kepribadian

c. pentrasfer budaya

37. Ciri-ciri kelompok sekunder adalah ….

a. angota-anggotanya bergaul dengan akrab

b. jumlah anggotanya sedikit

c. anggota-anggotanya saling mengenal

d. anggota-anggotanya berhubungan secara spontan

e. anggota-anggotanya berhubungan secara formal

38. Kelompok yang anggotanya sedikit namun sifat hubungannya formal dan

impersonal adalah ….

a.

clique

b. kelompok satuan tugas

c. kelompok primer

d. kelompok sekunder

e. regu kerja

39. Kelompok sosial yang anggota-anggotanya berhubungan secara intim dan

akrab adalah ….

a. kelompok primer

b. kelompok dalam

c. kelompok sekunder

d. kelompok luar

e. kelompok ststistik

40.Perbedaan antara asosiasi dan kelompok sosial adalah ….

a. anggota asosiasi memiliki kesadaran jenis, sedangkan anggota kelompok

sosial tidak

b. asosiasi diikat oleh ikatan organisasi formal, sedangkan kelompok sosial

tidak

c. anggota asosiasi tidak memiliki persamaan kepentingan, sedangkan

anggota kelompok sosial memmiliki peramaan kepentingan

d. dalam kelompok sosial terjadi hubungan sosial, sedangkan dalam aso-

siasi tidak

e. kelompok sosial mengarah pada pencapaian satu tujuan tertentu, se-

dangkan asosiasi tidak

226

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

41.Pada saat mengadakan penelitian, Anda membuat pengelompokan orang-

orang yang Anda teliti ke dalam dua kelompok, yaitu siswa yang tidak suka

menyontek dan kelompok siswa yang suka menyontek. Sebenarnya, kedua

kelompok tersebut tidak pernah mengorganisasikan diri sebagai suatu

kelompok. Kelompok seperti ini disebut ….

a. kelompok semu d. kelompok nonformal

b. kelompok bayangan e. kelompok statistik

c. kelompok informal

42. Perbedaan antara

reference group

dengan

membership group

adalah ….

a.

reference group

berupa

in-group

atau

out-group

, sedangkan

mem-

bership group

selelu merupakan

in-group

b.

membership group

berupa

in-group

atau out-group, sedangkan

membership group

reference group

selalu merupakan

in-group

c. kita harus menjadi anggota yang kita anggap sebagai

reference group

,

sedangkan terhadap

membership group

kita tidak harus menjadi

anggotanya

d. kita dapat menganggap suatu kelompok sosial sebagai

reference group

sekaligus out-group

e. kita dapat menganggap suatu kelompok sosial sebagai

reference group

sekaligus

in-group

43. Tabel berikut ini menjelaskan perbedaan pagutuban dengan patembayan,

isi yang tepat untuk bagian yang kosong adalah ….

a. ketat, longgar, formal

b. impersonal, akrab, resmi

c. impersonal, tradisional, realistik

d. realistik, ketat, tradisional,

e. tradisional, realistik, formal

44.Proses terbentuknya kelompok sosial dapat terjadi secara ….

a. disengaja atau tidak disengaja

b. sengaja dan terencana

c. tidak sengaja dan kebetulan

d. terencana dan diinginkan

e. tidak direncana dan otomatis

Personal

Informal

....

Sentimental

Umum

PaguyubanPatembayan

....

1ormal

Utilitarian

....

Khusus

Pelatihan Ulangan Umum

227

45.Kelompok sosial terjadi karena ….

a. dikehendaki warga

b. ada komunikasi sosial

c. ada interaksi sosial

d. untuk memenuhi kebutuhan

e. situasi dan kondisi yang menentukan

46. Diagram yang menggambarkan hubungan dalam sebuah kelompok dise-

but ….

a. diagram garis

b. sosiometri

c. sosiogram

d. pola hubungan

e. dinamika kelompok

47.Suatu kelompok sosial dikatakan stabil apabila ….

a. tidak pernah goyah

b. tidak pernah berubah

c. tidak pernah terpengaruh

d. strukturnya mantap walaupun anggotanya berubah

e. anggota dipilih untuk selamanya

48.Perubahan sosial dapat disebabkan oleh hal-hal berikut,

kecuali

….

a. konflik internal

b. pergantian pengurus

c. pengaruh kelompok lain

d. pengaruh anggota

e. konflik dengan kelompok lain

49.Kelompok mayoritas adalah ….

a. kelompok yang anggotanya banyak

b. kelompok yang memiliki pengaruh dominan

c. kelompok yang anggotanya sedikit

d. kelompok yang anggotanya besar namun tidak berpengaruh dominan

e. kelompok yang kuat karena memiliki sumber daya lebih banyak

50. Hal-hal yang dapat meredam konflik antarkelompok sosial dan dapat

meningkatkan integrasi sosial adalah di bawah ini,

kecuali

….

a. membina hubungan kompetitif

b. distribusi sumber daya secara adil

c. penanggulangan kemiskinan

d. membina kesadaran pluralisme budaya

e. mendorong asimilasi dan amalgamasi

228

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan pengaruh status sosial terhadap gaya berbahasa!

2.Mengapa agama dikatakan sebagai faktor pemersatu dan sekaligus pemisah

masyarakat? Setujukah Anda!

3.Jelaskan proses terjadinya struktur sosial!

4.Sebutkan bentuk-bentuk konsekuensi struktur sosial terhadap kehidupan

di masyarkat!

5.Setujukah Anda bahwa konflik sosial juga memiliki manfaat? Jelaskan alasan

Anda, berikut contohnya!

6.Jelaskan perbedaan antara konflik dengan kekerasan!

7.Berikan contoh konflik antarkelas dan antarkelompok sosial yang pernah

terjadi di Indonesia!

8.Sebutkan faktor-faktor penyebab konflik sosial!

9.Apakah yang dimaksud dengan peran sosial?

10. Masyarakat dengan sistem kasta tergolong masyarakat yang tertutup.

Namun, hal itu tidak berarti menutup segala kemungkinan terjadinya

mobilitas sosial, mengapa?

11. Sebutkan lima saluran mobilitas menurun Pitirim A. Sorokin!

12. Sebutkan konsekuensi terjadinya mobilitas sosial!

13. Sebutkan tujuh ciri masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk!

14. Jelaskan manfaat kelompok sosial bagi seorang yang menjadi anggotanya!

15. Sebutkan ciri-ciri desa sebagai suatu komunitas!

16. Apakah yang dimaksud dengan kelompok primer?

17. Jelaskan pengaruh

in-group

dan

out-group

terhadap sikap dan perilaku

anggotanya!

18. Sebutkan tiga penyebab terjadinya dinamika kelompok menurut Soerjono

Soekanto!

19.Berikan contoh hubungan antarkelompok yang berbentuk eksploitasi dan

diskriminasi!

20. Jelaskan perbedaan asimilasi dengan akulturasi!

DATAR PUSTAKA

A.G., Pringgodigdo, dkk. 1977.

Ensiklopedi Umum

. Jakarta: Kanisius

Alfian (ed), 1985.

Persepsi Masyarakat Indonesia tentang Kebudayaan

. Jakarta:

Gramedia

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr. 1999.

Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan

Praktek)

. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 1991.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

.

Yogyakarta: Rineka Cipta

Bilton, Tony. 1987.

Introductory Sociology

.

2

nd

ed

. Hampshire, U.K. : MacMillan

Bowes, Alison. 1990.

Sociology: A Modular Approach

. Oxford, U.K.: Oxford

University Press

Cooper, P. 1988.

Sociology: An Introductory Course

. Essex, U.K.: Longman

Darmosoetopo, Riboet. Th.IV-1983/1984, no. 2. ‘

Pandangan Orang Jawa

Terhadap Leluhur’ Analisis Kebudayaan

. Jakarta: Depdikbud RI

Doshi, S.L. 1995.

Anthropology of *ood and Nutrition

. Montana, U.S.A.: South

Asia Books

Durkheim, Emile. 1982.

Rules of Sociological Method

. Hampshire, U.K.: MacMillan

Press

Echols, John M., Hassan Shadilly. 1997.

Kamus Inggris-Indonesia

. Jakarta:

Gramedia

Gazalba, Sidi. 1974.

Antropologi Budaya Gaya Baru 1

. Jakarta: Bulan Bintang

Geert, Cliffort. 1981.

Abangan, Santri dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa

. Jakarta:

Pusataka Jaya

H.K, Nurdin. 1983.

Perubahan Nilai-nilai di Indonesia

. Bandung: Alumni

Hall, Geoffrey. 1984.

Behaviour: An Introduction to Psychology as a Biological

Science

. Sidcup, Kent, U.K. : Academic Press

Harris, Marvin. 1988. Culture, People,

Nature: An Introduction to General

Anthropology

. New York : Harper and Row

Hartoko, Dick. 1986.

Tonggak Perjalanan Budaya, Sebuah Antologi

. Yogyakarta:

Kanisius

230

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Haviland, A. William. 1982.

Anthropology

. New York, U.S.A : Holt, Rinehart and

Winston

__________________. 1999.

Antropologi

. Jakarta: Erlangga

Hawari, Dadang. H. 1997.

Al Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa

.

Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa

Horton, Paul B. 1999.

Sosiologi Jilid 1

. Jakarta: Erlangga

Horton, Paul B., Chestert L. Hunt. 1991.

Sosiologi (Jilid 1)

. Jakarta: Erlangga

______________________________. 1999.

Sosiologi (Jilid 2)

. Jakarta: Erlangga

Ihromi, T. O. 1999.

Pokok-Pokok Antropologi Budaya

. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia

Joseph, Martin. 1990.

Sociology *or Everyone

. Oxford, U.K.: Polity Press

Kartamihardja, Achdiat. 1977.

Polemik Kebudayaan

. Jakarta: Pustaka Jaya

Kartini, Kartono. 1990.

Pengantar Metodologi Riset Sosial

. Bandung: Mandar Maju

Kartodirdjo, Kartono, dkk. 1987.

Perkembangan Peradaban Priyayi

. Yogyakarta:

Gajahmada University Press

Koentjaraningrat. 1987.

Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan

. Jakarta:

Gramedia

_______________. 1994.

Metode-Metode Penelitian Masyarakat

. Jakarta: Gramedia

_______________. 1996.

Pengantar Antropologi 1

. Jakarta: Rineka Cipta

Kuntowijoyo. 1987.

Budaya dan Masyarakat. Yogyakarya

: Tiara Wacana

Leach, Edmund. 1982.

Social Anthropology

. Glasgow, U.K: Eontana Press

Mac, Kenzie, Norman. 1966.

A Guide to the Social Sciences

. USA : The New

American Libtary

Macionis, John J. 1991.

Sociology

. Hertfordshire, U.K.: Prentice Hall

Morris, Charles G.1990.

Psychology: An Introduction

.

7

th

ed

. New Jersey, U.S.A.:

Prentice Hall

Mulyadi, Yad. 1999.

Antropologi

. Jakarta: Depdikbud

Narwoko, J. Dwi, Bagong Suyanto. 2004.

Sosiologi (teks Pengantar dan Terapan)

.

Jakarta: Prenada Media

Nasikun, Dr. 2004.

Sistem Sosial Indonesia

. Jakjarta: Raja Grafindo Persada.

Oglesby, Dee. 1995.

Inside Looking Out

. Ohio, U.S.A.: PPI Publishing

Poedjosoedramo, Soepomo, dkk. 1979.

Tingkat Tutur Bahasa Jawa

. Jakarta: Pusat

Pembinan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud RI

Polomo, Margaret M. 1999.

Sosiologi Kontemporer

. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Ratmoko. 1982.

Sosiologi *undamental

. Jakarta: Djambatan

Ritzer, George. 1990.

Contemporary Sociology

. Berkshire, U.K.: McGraw Hill

Daftar Pustaka

231

Robertson, Ian. 1987.

Sociology

.

3

rd

ed

. New York, U.S.A: Worth

Sairin, Sjafri, Prof. Dr. 2002.

Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia (Perspektif

Antropologi)

. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Samuel, Hanneman, Azis Suganda. 1997.

Sosiologi 1

. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Sartini, Th. IV-No.2 1983/1984

‘Unggah-ungguh Bahasa Jawa dan Implikasinya

pada Masyarakat’ Analisis Kebudyaan

. Jakarta: Depdikbud RI

Sastrapratedja. 1983.

Manusia Multidimensional

, Sebuah Renungan Eilsafat. Jakarta:

Gramedia

Shadily, Hassan. 1999.

Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia.

Jakarta: Rineka

Cipta

Smith, Dennis. 1991.

Rise of Historical Sociology

. Oxford : Polity Press

Soekanto, Soerjono. 1983.

Kamus Sosiologi

. Jakarta: Raja Grafindo Persada

_________________. 1987.

Sosiologi, Suatu Pengantar

. Jakarta: Radjawali Press

_________________. 2001.

Sosiologi (Suatu Pengantar)

. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Sparks, John. 1982.

The Discovery of Animal Behaviour

. Massachusetts, U.S.A.:

Little Brown

Suharto. 1991.

Tanya Jawab Sosiologi

. Solo: Rineka Cipta

Sunarto, Kamanto. 1998.

Pengantar Sosiologi

. Jakarta: EE Universitas Indonesia.

________________. 1999.

Pengantar Sosiologi

. Jakarta: Lembaga Penerbit Eak.

Ekonomi UI

Sunarto, P. Drs. 1996.

Sosiologi 2

. Jakarta: Bumi Aksara

Sztompka, Piotr. 2004.

Sosiologi Perubahan Sosial

. Jakarta: Prenada

Tulling, Virginia. 1990.

Threatened Cultures

. Elorida, U.S.A.: Rourke Corp.

Vredenbregt. 1978.

Metode dan teknik Penelitian Masyarakat

. Jakarta: Gramedia

232

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

GLOSARIUM

achieved status

: adalah status yang diperoleh dari perjuangan atau

usaha

akulturasi

: pertukaran unsur-unsur kebudayaan dua kelom-

pok sosial atau lebih

amalgamasi

: pembauran dua ras manusia yang berbeda

sehingga menghasilkan satu rumpun

androgini

: suatu masyarakat yang anggota-anggotanya

memiliki dua kepribadian sekaligus, sebagai pria

dan sekaligus sebagai wanita

ascribed status

: status yang diperoleh melalui kelahiran

asimilasi

: pembauran dua kelompok sosial yang berbeda

sehingga melahirkan kelompok sosial baru

assigned status

: status sosial dari hasil pemberian sebagai imbalan

jasa

bangsa

: komunitas yang anggotanya sangat banyak, diikat

oleh kesamaan bahasa, nenek moyang, sejarah,

atau kebudayaan

birokrasi

: suatu cara menjalankan organisasi berdasarkan

prinsip spesialisasi tugas, mengikuti suatu aturan,

dan adanya stabilitas kewenangan

cross-cutting affiliations

: keanggotaan seseorang secara ganda pada

beberapa kelompok sosial sekaligus

cross-cutting loyalities

: kesetiaan seseorang secara ganda kepada bebe-

rapa kelompok sosial sekaligus akibat keang-

gotaan ganda

demonstrasi

: sejumlah orang yang tanpa menggunakan keke-

rasan mengorganisasikan diri untuk melakukan

protes

diferensiasi sosial

: perbedaan prestise atau pengaruh seseorang

terhadap orang lain

Glosarium

233

difusi

: proses penyebaran pengaruh kelompok sosial ter-

hadap kelompok sosial lain

diskriminasi

: perlakuan berbeda terhadap seseorang atau

kelompok sosial disebabkan adanya perbedaan

dalam hal-hal tertentu (jenis kelamin, suku, ras,

kelas, dan lain-lain)

eksploitasi

: perlakuan yang bersifat memeras atau memper-

daya kelompok lain, contohnya perbudakan

formal group

: organisasi yang dibentuk secara sengaja dan

memiliki struktur

gender

: pembedaan manusia menurut jenis kelaminnya,

yaitu pria dan wanita

gregariousness

: naluri manusia untuk selalu bergaul dengan orang

lain

integrasi sosial

: bagian dari proses sosial yang berupa kecen-de-

rungan untuk saling menarik, saling tergantung,

dan saling menyesuaikan diri, baik secara suka

rela maupun secara terpaksa

informal group

: organisasi sosial yang terbentuk secara tidak

sengaja dan tidak memiliki struktur organisasi

in-group

: setiap kelompok sosial yang melibatkan kita se-

bagai anggota

kasta

: sistem klasifikasi sosial di India yang terbentuk

berdasarkan ikatan kelahiran atau golongan

(tingkat derajat) manusia dalam masyarakat

beragam hindu

kebudayaan

(culture)

: suatu keseluruhan yang meliputi pengetahuan,

keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat,

dan segala kemampuan serta kebiasaan yang

diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

kelompok etnik

: suatu kelompok orang yang diikat oleh asal

keturunan atau nenek moyang, budaya, bahasa,

kebangsaan, agama, atau gabungan dari beberapa

hal tersebut

kelompok primer

: kelompok yang anggota-anggotanya berhubung-

an secara akrab, bersifat informal, personal, dan

total

kelompok sekunder

: kelompok yang anggota-anggotanya berhu-

bungan secara formal, impersonal dan segmental

(terpisah-pisah), serta berdasarkan azas manfaat

234

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

kelompok satuan tugas

: kelompok yang anggota-anggota yang ber-

hubungan akrab, namun mereka berhubungan

secara formal untuk menyelesaikan tugas tertentu

kelompok mayoritas

: kelompok sosial yang memiliki kekuatan lebih

besar dibanding kelompok lain, sehingga

menguasai kelompok lain. Kekuatan atau ke-

unggulan kelompok bisa disebabkan oleh ciri-ciri

fisik, ekonomi, budaya, atau perilaku

kelompok minoritas

: kelompok yang kalah unggul atau lebih rendah

daripada kelompok mayoritas, sehingga menga-

lami diskriminasi dan eksploitasi

kelompok profesi

: kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan

bidang pekerjaan para anggotanya

kelompok volunter

: kelompok sosial yang terbentuk untuk mengusa-

hakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ang-

gota-anggotanya

konflik antarkelas

: pertentangan yang terjadi antara dua atau lebih

kelas atau kelompok sosial

konflik ideologis

: pertentangan nilai-nilai sosial yang dianut oleh

setiap golongan dalam masyarakat

konflik internasional

: pertentangan antara dua negara atau lebih

konflik kepentingan

: konflik yang dialami oleh seseorang yang men-

(conflict of interest)

duduki lebih dari satu peran sekaligus

konflik politik

: pertentangan partai-partai politk untuk mem-

perebutkan suatu kedudukan atau pengaruh da-

lam masyarakat

konflik rasial

: pertentangan antara dua kelompok ras yang ber-

beda yang saling berselisih mengenai suatu

persoalan tetapi bukan karena perbedaan ciri-ciri

fisik mereka

konflik sosial

: suatu bentuk interaksi yang ditandai oleh keadaan

saling mengancam, menghancurkan, melukai,

dan saling melenyapkan di antara pihak-pihak

yang terlibat

konsekuensi mobilitas

: akibat dan dampak yang ditimbulkan oleh per-

sosial

ubahan status sosial seseorang

kontrakultur

: kebudayaan khusus milik kelompok sosial terten-

(counter culture)

tu yang menyimpang dari kebudayaan induk,

disebut juga kebudayaan tandingan

lembaga swadaya

: kelompok sosial yang dibentuk oleh masyarakat

masyarakat

(LSM)

(bukan oleh pemerintah) dan bergerak dalam

Glosarium

235

berbagai bidang sesuai dengan kepentingan

anggota-anggotanya

mailist

: kelompok yang terbentuk lewat komunikasi meng-

gunakan e-mail

membership group

: semua kelompok sosial yang melibatkan kita se-

bagai anggotanya

mobilitas antargenerasi

: perbedaan status seseorang dibandingkan status

orang tuanya

mobilitas horizontal

: perpindahan dari suatu kelompok sosial menuju

kelompok sosial lainnya yang bersifat sederajad.

mobilitas intragenerasi

: perubahan status yang dialami seseorang dalam

masa hidupnya

mobilitas vertikal naik

: perpindahan status dan peran dari kelas sosial

yang lebih rendah menuju kelas sosial yang lebih

tinggi

mobilitas vertikal turun

: perpindahan status dan peran dari kelas sosial

lebih tinggi menuju kelas sosial lebih rendah

orde baru

: periode pemerintahan sejak tahun 1967 hingga

1998 di bawah kepemimpinan Presiden Suharto

out-group

: semua kelompok sosial yang tidak melibatkan

kita sebagai anggota

paguyuban

: kelompok yang anggota-anggotanya memiliki ke-

mauan bersama, sikap saling pengertian, dan

terdapat kaidah-kaidah interaksi

paternalisme

: prinsip-prinsip atau cara-cara pengelolaan hu-

bungan antarkelompok sosial seperti seorang ayah

mengatur anak-anaknya

peran sosial

: tingkah laku yang diharapkan muncul dari sese-

orang yang memiliki status tertentu

post-power syndrome

: ciri-ciri perilaku tertentu yang ditunjukkan se-

seorang sebagai akibat kehilangan kekukasaan

atau kedudukan

ras

: kelompok manusia yang agak berbeda dengan

kelompok-kelompok lainnya dalam segi ciri fisik

bawaan (Horton dan Hunt, 1987)

reference group

: kelompok sosial yang menjadi acuan (referensi)

bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan

perilakunya

solidaritas mekanis

: kebersamaan yang diikat oleh kesadaran kolektif

236

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

solidaritas organis

: kebersamaan yang diikat oleh kesadaran saling

ketergantungan di antara bagian-bagian dalam

masyarakat

solidaritas mekanis

: kebersamaan atas dasar kesamaan-kesamaan

yang dimiliki anggota-anggota masyarakat

sosildaritas organis

: kesatuan sosial yang memiliki bagian-bagian khu-

sus dengan tugas sendiri-sendiri namun bersifat

saling mendukung

sosiogram

: alat untuk mempelajari, mengukur, dan membuat

diagram (gambaran) hubungan sosial yang terjadi

pada suatu kelompok

stratifikasi ekonomi

: kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor

(economic stratification)

ekonomi (kekayaan, penghasilan, dan pemilikan

alat produksi)

stratifikasi politik

: kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan ke-

(political stratification)

mampuan yang dimiliki seseorang untuk me-

mengaruhi orang lain untuk mencapai suatu

tujuan

stratifikasi status sosial

: kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor

(

social status stratification)

kehormatan

stratifikasi usia

: kelas-kelas sosial yang terbentuk berdasarkan faktor

(age stratification)

usia

stratifikasi tertutup

: kelas sosial yang tidak dapat dimasuki oleh

anggota kelas sosial lainnya

stratifikasi terbuka

: kelas sosial yang dapat dimasuki oleh anggota

kelas sosial lainnya

struktur sosial

: kelas-kelas dan kelompok-kelompok sosial yang

ada dalam masyarakat dan membentuk susunan

yang saling mempengaruhi

subkultur

: kebudayaan khusus kelompok sosial tertentu

superkultur

: kebudayaan yang berlaku untuk seluruh masya-

rakat dalam satu satuan wilayah yang luas

wewenang

: hak yang ditetapkan dalam suatu tata tertib sosial.

Hak itu meliputi penetapan kebijaksanaan, penen-

tuan keputusan mengenai masalah-masalah yang

penting dan menyelesaikan pertentangan

Daftar Gambar

237

Gambar 1.1

Salah satu contoh pengelompokkan sosial adalah para siswa sekolah.... 1

Gambar 1.2

Setiap kelas sosial berkedudukan bertingkat atau tidak sejajar............... 4

Gambar 1.3

Kedua jenis pekerjaan ini sama pentingnya di masyarakat. Jika salah

satu tidak ada maka masyarakat akan pincang. ................................... 7

Gambar 1.4

Golongan orang terpelajar selalu dianggap berstatus sosial tinggi.......... 8

Gambar 1.5

Setiap kelompok sosial yang ada di masyarakat berkedudukan sama

atau sejajar....................................................................................... 13

Gambar 1.6

Indonesia kaya akan kelompok etnik. Mereka bersatu merangkai

mutiara mutumanikam yang bernama Indonesia.................................. 15

Gambar 1.7

Perbedaan gender dapat dilihat dari pekerjaan atau aktivitas yang sedang

dilakukan ......................................................................................... 17

Gambar 1.8

Dari gaya busaha dua wanita ini, Anda tentu dapat mengenali dari

kelompok sosial mana

mereka berasal................................................ 21

Gambar 1.9

Kelas sosial seseorang dapat dikenali dengan keadaan tempat

tinggalnya........................................................................................ 22

Gambar 1.10

Selera dan kebiasaan makan mencerminkan kelas sosial seseorang....... 24

Gambar 1.11

Masa kanak-kanak mestinya untuk bermain dan belajar. Sayangnya,

keterbatasan ekonomi sering membuat anak-anak

terampas kebahagiaannya................................................................. 27

Gambar 1.12

Untuk memperoleh pekerjaan yang baik dan berpenghasilan

tinggi diperlukan pendidikan tinggi..................................................... 29

Gambar 2.1

Aktivitas sehari-hari dapat dipahami dengan sosiologi.......................... 39

Gambar 2.2

Awal perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sering didahului

oleh konflik...................................................................................... 41

Gambar 2.3

Inilah harga sebuah konflik................................................................ 44

Gambar 2.4

Perbedaan kepentingan antargolongan dapat memicu sebuah konflik... 47

Gambar 2.5

Pengerahan massa dalam kampanye sangat rawan terjadi konflik......... 50

Gambar 2.6

Berapa banyak kerugian materi dan nyawa yang tak berdosa dalam

konflik internasional seperti ini?......................................................... 51

Gambar 2.7

Setiap agama mengajarkan kedam

aian............................................... 53

Gambar 2.8

Konflik kebudayaan........................................................................... 55

Gambar 2.9

Hal seperti ini tidak perlu terjadi......................................................... 59

Gambar 2.10

Integrasi sosial.................................................................................. 62

Gambar 2.11

Simbol integrasi Indonesia................................................................. 66

Gambar 3.1

Mobilitas sosial ................................................................................. 77

Gambar 3.2

Pelantikan pejabat (menteri)............................................................... 79

DATAR GAMBAR

238

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Gambar 3.3

Dalam status yang dimiliki, seseorang guru berperan membimbing

murid-muridnya dalam belajar............................................................ 81

Gambar 3.4

Dari seorang musisi tingkat lokal, Tia A7I menuju jenjang musisi

tingkat nasional................................................................................ 85

Gambar 3.5

Mobilitas sosial horizontal.................................................................. 87

Gambar 3.6

Pendidikan menjadi salah satu penunjang mobilitas sosial vertikal naik.. 89

Gambar 3.7

Mobilitas sosial di masyarakat pedesaan pada umumnya berjalan

lambat ............................................................................................. 94

Gambar 3.8

Keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

merupakan faktor pendukung mobilitas sosial ..................................... 95

Gambar 4.1

Suku-suku di Indonesia...................................................................... 113

Gambar 4.2

Rumah-rumah adat berbagai suku di Indonesia.................................... 115

Gambar 4.3

Pakaian adat merupakan kekayaan kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat multikultural.................................................................... 116

Gambar 4.4

Suatu komunitas............................................................................... 123

Gambar 4.5

Komunitas masyarakat desa............................................................... 125

Gambar 4.6

Komunitas masyarakat kota............................................................... 125

Gambar 4.7

Kerumunan seperti ini rawan menimbulkan hal-hal yang tidak

diinginkan........................................................................................

128

Gambar 4.8

PMI adalah asosiasi yang bertujuan untuk menolong orang yang

dilanda kesusahan oleh berbagai sebab yang tidak diinginkan............... 130

Gambar 5.1

Aktivitas sehari-hari dapat dipahami dengan sosiologi.......................... 141

Gambar 5.2

Kelompok primer dapat terbentuk kapan saja dan dimana saja............. 143

Gambar 5.3

Kelas Anda adalah kelompok

In-group

bagi Anda, tetapi sebagai

out-group

bagi siswa dari kelas lain .................................................... 148

Gambar 5.4

Asosiasi pelayanan sosial................................................................... 152

Gambar 5.5

Jika Anda sekarang sering mengidam-idamkan menjadi mahasiswa,

maka dunia mahasiswa merupakan

reference group

bagi group........... 154

Gambar 5.6

Keluarga adalah bentuk paguyuban, setiap anggotanya berhubungan

akrab............................................................................................... 157

Gambar 5.7

Hubungan dalam organisasi perusahaan bersifat tidak intin

dan sement

ara.................................................................................. 159

Gambar 5.8

Kelompok sederhana bersolidaritas mekanis ....................................... 160

Gambar 5.9

Wapres dan para menteri adalah representasi sebuah organisasi

formal yang disebut negara................................................................ 163

Gambar 6.1

Persatuan harus tetap dijaga walau berasal dari kelompok sosial

yang berbeda.................................................................................... 177

Gambar 6.2

Demi menjaga keamanan nasional melahirkan kelompok sosial

(organisasi sosial) bernama ‘angkatan bersenjata’................................. 179

Gambar 6.3

Struktur sosiogram sebuah kelompok kecil.......................................... 183

Gambar 6.4

Pola interaksi berdasarkan sosiometri................................................. 185

Gambar 6.5

Salah satu sisi kehidupan di masyarakat kita yang masih diwarnai

segregasi.......................................................................................... 193

Gambar 6.6

Orang Cina di Indonesia berbicara dengan bahasa Indonesia atau

bahasa daerah (bukan bahasa Cina). Ini suatu bentuk asimilasi.

Bisakah Anda menemukan aspek kehidupan mereka yang masih

Dipertahankan

..................................................................................

194

Gambar 6.7

Paternalisme penguasa pribumi dengan penjajah................................. 195

Gambar 6.8

Keanekaragaman bentuk integrasi sosial yang ada di Indonesia............ 197

Daftar Gambar

239

Gambar 6.9

Buruh adalah mitra para pengusaha, sehingga keberadaan mereka

tidak boleh direndahkan.................................................................... 200

Gambar 6.10

Kemiskinan merupakan salah satu realitas sosial yang perlu

memerlukan perhatian khusus pemerintah.......................................... 203

Gambar 6.11

Sikap para tokoh di tingkat atas akan berdampak besar bagi

keutuhan kelompok-kelompok pendukung di bawah............................ 205

Gambar 6.12

Wanita mampu melakukan pekerjaan sama efektifnya dengan pria....... 206

H

Harga sosial 44

Hukuman perdata 161

Hukuman pidana 160

Hunt 14

I

Intim 143, 158, 159

Integrasi sosial 39, 61, 62, 63, 64, 65, 69, 76

J

Jeffris 9

K

Karl Marx 4, 41, 44, 47

Kasta 12, 38, 127

Kebudayaan 115, 116, 117, 118, 121, 124,

127, 132, 135, 136, 137

Kejahatan kerah putih 42

Kekerasan 44, 45, 52, 54, 58, 59, 60, 68, 69,

70, 73, 74

Kekuasaan 81, 101

Kekuasaan eksekutif 10

Kekuasaan legislatif 10

Kekuasaan yudikatif 10

Kelas sosial 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 20,

21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 32, 35,

37, 38, 118, 126, 127, 136, 140

Kelas borjuis 41

Kelas proletar 41

Kelompok dalam 147, 148, 149, 150, 155, 172,

173

Kelompok kemasyarakatan 151,

152, 168, 173

Kelompok luar 147, 148, 149, 150, 155, 172,

173

Kelompok satuan tugas 145, 146

Kelompok etnik 15, 16, 27, 28, 31, 38, 117

Kelompok sosial 3, 13, 14, 16, 17, 20, 21, 22,

24, 25, 26, 28, 34, 35, 37, 47, 77, 79

A

Agama 48, 54, 55, 60, 65, 66, 73, 74, 76

Amalgamasi 16, 37, 208, 209, 212

Androgini 18

Apartheit 85

Aristoteles 9

Asimilasi 16, 33, 37

Asosiasi 129, 130, 131, 139

B

Bangsa 116, 117, 120, 124, 127, 128, 136,

138, 140

C

Charles Lewis Taylor 59

Charles Horton Cooley 143, 167, 172

D

Dewan Perwakilan Rakyat 10

Deferensiasi sosial 3, 12, 13, 14, 22, 25

Difusi 192, 193, 212, 218

Diskriminasi 192, 196, 212, 218

E

Eksklusif 158

Eksploitasi 192, 211, 217, 218

Emile Durkheim 17

Etos kerja 93, 96

Etnosentrisme 149, 150, 173

F

Ferdinand Tonnies 157, 168

G

George Foster 201

Geor

ge Simmel 41, 42

Genocide

191

Gregariousness

132, 139

INDEKS SUBJEK DAN PENGARANG

Indeks Subjek dan Pengarang

241

Kelompok primer 129

Kelompok sosial 116, 117, 118, 119, 120,

121, 122, 123, 126, 127, 128, 129, 130,

131, 132, 133, 134, 136, 137, 138, 139,

140

Kemiskinan 198, 202, 203, 212, 213, 214

Kemiskinan struktural 203

Kerumunan 126, 127, 128, 129, 131, 139,

140

Kesadaran bersama 160, 165

Kusnadi 9

Kolektivitas 122

Kompetisi 44

Konflik horizontal 47

Konflik ideologis 55

Konflik internasional 50, 51, 68

Konflik politis 55, 56

Konflik vertikal 47

Konsensus 66, 69, 75

Kota 120, 124, 125, 126, 130, 138

Kontrakultur 116

L

Lewis Coser 41

M

Max Weber 164, 166, 170

Mahkamah Agung 10

Michael C. Hudson 59

Mobilitas horizontal 85, 86, 88, 92, 105, 108,

111

Mobilitas lateral 87, 100

Mobilitas sosial 79, 80, 81, 85, 86, 87, 88, 89,

91, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101,

104

Mobilitas vertikal naik 85, 86, 87, 111

Mobilitas vertikal turun 85, 86

O

Orde Baru 43, 50, 58, 72

Orde Lama 50

P

Panchamas

127

Paternalisme 192, 195, 218

Paul B. Horton 183, 189

Peran sosial 81, 83, 84, 105, 108, 109

Pertukaran sosial 203

Perubahan sosial 44, 53, 57, 58, 60, 68, 73,

74, 76

Pitirim A. Sorokin 88

Pluralisme budaya 204, 205, 212

Priyayi 127, 128

Primary group

143, 167

Privat 158

R

Ralf Dahrendorf 41

Ralph Linton 117

Ransom 9

Reference group

155, 156, 174, 175, 176

Robert Bierstedt 151, 168

S

Sajago 9

SARA 48, 49

Secondary group 143, 144, 167, 176

Segregasi 192, 193, 212, 213, 218

Sir Edward T

aylor 115

Soerjono Soekanto 122

Solidaritas mekanis 64, 75

Solidaritas organis 64, 75

Sosiogram 183, 184, 216

Sosiometri 183, 184, 189, 218

Stratifikasi sosial 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 18,

21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 32, 35, 36, 38

Status sosial 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86,

87, 88, 89, 90, 91, 93, 96, 97, 99, 100, 101,

104, 105, 107, 108, 109, 110, 111

Stereotip 149, 150

Struktur sosial 3, 18, 20, 26, 30, 36, 37, 79,

80, 82

Subkultur 16, 37

Suku 116, 117, 120, 124, 133, 134, 136, 138,

140

Superkultur 116

T

Teori konflik 41, 47

T

okoh masyarakat 199, 205, 212

Trait

117

V

Vaillant 96

V

arna 127

W

Walton 42

Y

Young 42

242

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

CATATAN

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________

Indeks Subjek dan Pengarang

243

244

Sosiologi SMA/MA Kelas XI